Sabtu, 14 April 2012
NASEHAT AL-GHAZALI UNTUK PELAJAR
“Ilmu itu cahaya, dan cahaya Allah tidak akan diberikan kepada pelaku maksiyat,†demikian petuah masyhur guru Imam Syafii, Waqi’. Ibnu Mas’ud r.a., salah satu Sahabat
Nabi saw pernah berwasiat, bahwa hakekat ilmu itu bukanlah menumpuknya
wawasan pengetahuan pada diri seseorang, tetapi ilmu itu adalah cahaya
yang bersemayam dalam hati. Kedudukan ilmu dalam Islam sangatlah
penting.
Rasulullah saw., bersabda: “Sesungguhnya Allah SWT, para
malaikat-Nya, penghuni langit dan bumi hingga semut dalam tanah, serta
ikan di lautan benar-benar mendoakan bagi pengajar kebaikan”. (HR.
Tirmidzi).
Mengingat kedudukannya yang penting itu, maka menuntut ilmu adalah ibadah, memahaminya adalah wujud takut kepada Allah, mengkajinya adalah jihad, mengajarkannya adalah sedekah dan mengingatnya adalah tasbih. Dengan ilmu, manusia akan mengenal Allah dan menyembah-Nya. Dengan ilmu, mereka akan bertauhid dan memuja-Nya. Dengan ilmu, Allah meninggikan derajat segolongan manusia atas lainnya dan menjadikan mereka pelopor peradaban.
Mengingat kedudukannya yang penting itu, maka menuntut ilmu adalah ibadah, memahaminya adalah wujud takut kepada Allah, mengkajinya adalah jihad, mengajarkannya adalah sedekah dan mengingatnya adalah tasbih. Dengan ilmu, manusia akan mengenal Allah dan menyembah-Nya. Dengan ilmu, mereka akan bertauhid dan memuja-Nya. Dengan ilmu, Allah meninggikan derajat segolongan manusia atas lainnya dan menjadikan mereka pelopor peradaban.
Oleh karena itu, sebelum menuntut ilmu, Imam al-Ghazali mengarahkan
agar para pelajar membersihkan jiwanya dari akhlak tercela. Sebab ilmu
merupakan ibadah kalbu dan salah satu bentuk pendekatan batin kepada
Allah. Sebagaimana shalat itu tidak sah kecuali dengan membersihkan diri
dari hadas dan kotoran, demikian
juga ibadah batin dan pembangunan kalbu dengan ilmu, akan selalu gagal
jika berbagai perilaku buruk dan akhlak tercela tidak dibersihkan. Sebab
kalbu yang sehat akan menjamin keselamatan manusia, sedangkan kalbu
yang sakit akan menjerumuskannya pada kehancuran yang abadi. Penyakit
kalbu diawali dengan ketidaktahuan tentang Sang Khalik (al-jahlu
billah), dan bertambah parah
dengan mengikuti hawa nafsu. Sedangkan kalbu yang sehat diawali dengan
mengenal Allah (ma’rifatullah), dan vitaminnya adalah mengendalikan
nafsu. (lihat al-munqidz min al-dhalal)
Sebagai amalan ibadah, maka mencari ilmu harus didasari niat yang
benar dan ditujukan untuk memperoleh manfaat di akherat. Sebab niat yang
salah akan menyeret kedalam neraka, Rasulullah saw., bersabda:
“Janganlah kamu mempelajari ilmu untuk tujuan berkompetisi dan menyaingi
ulama, mengolok-olok orang yang bodoh dan mendapatkan simpati manusia.
Barang siapa berbuat demikian, sungguh mereka kelak berada di neraka.
(HR. Ibnu Majah)
Diawali dengan niat yang benar, maka bertambahlah kualitas hidayah Allah pada diri para ilmuwan. “Barang siapa bertambah ilmunya, tapi tidak bertambah hidayahnya, niscaya ia hanya semakin jauh dari Allah”, demikian nasehat kaum bijak. Maka saat ditanya tentang fenomena kaum intelektual dan fuqaha yang berakhlak buruk, Imam al-Ghazali berkata: “Jika Anda mengenal tingkatan ilmu dan mengetahui hakekat ilmu akherat, niscaya Anda akan paham bahwa yang sebenarnya menyebabkan ulama menyibukkan diri dengan ilmu itu bukan semata-mata karena mereka butuh ilmu itu, tapi karena mereka membutuhkannya sebagai sarana mendekatkan diri kepada Allah”.
Selanjutnya beliau menjelaskan makna nasehat kaum bijak pandai bahwa
‘kami mempelajari ilmu bukan karena Allah, maka ilmu itu pun enggan
kecuali harus diniatkan untuk Allah’, berarti bahwa “Ilmu itu tidak mau
membuka hakekat dirinya pada kami, namun yang sampai kepada kami
hanyalah lafaz-lafaznya dan definisinya”. (Ihya’ ‘Ulumiddin)
Ringkasnya, Imam al-Ghazali menekankan bahwa ilmu saja tanpa amal
adalah junun (gila) dan amal saja tanpa ilmu adalah takabbur (sombong).
Junun berarti berjuang berdasarkan tujuan yang salah. Sedangkan takabbur
berarti tanpa memperdulikan aturan dan kaedahnya, meskipun tujuannya
benar. Maka dalam pendidikan Islam, keimanan harus ditanamkan dengan
ilmu; ilmu harus berdimensi iman; dan amal mesti berdasarkan ilmu.
Inilah sejatinya konsep integritas pendidikan dalam Islam yang berbasis ta’dib. Ta’dib berarti proses pembentukan adab pada diri peserta didik. Maka dengan konsep
pendidikan seperti ini, akan menghasilkan pelajar yang beradab, baik
pada dirinya sendiri, lingkungannya, gurunya maupun pada Penciptanya.
Sehingga terjadi korelasi antara aktivitas pendidikan, orientasi dan
tujuannya.
Ketika seseorang mempelajari ilmu-ilmu kedokteran, kelautan, tehnik,
komputer dan ilmu-ilmu fardhu kifayah lainnya, maka mereka tidak
memfokuskan niatnya pada nilai-nilai ekonomi, sosial, budaya, politik,
atau tujuan pragmatis sesaat lainnya. Tapi kesemuanya ini dipelajarinya
dalam rangka meningkatkan keimanan dan bermuara pada pengabdian pada
Sang Pencipta. Disorientasi pendidikan diawali dengan hilangnya
integritas nilai-nilai ta’dib dalam pendidikan (sekularisasi).
Sekularisasi dalam dunia pendidikan berjalan dengan dua hal: (a)
menempatkan ilmu-ilmu fardhu ‘ain yang dianggap tidak menghasilkan nilai
ekonomi dalam skala prioritas terakhir, atau dihapus sama sekali.
Sehingga mahasiswa kedokteran misalnya, tidak perlu dikenalkan
pelajaran-pelajaran agama. (b) mengutamakan pencapaian-pencapaian
formalitas akademik. Sehingga keberhasilan seorang pelajar hanya
ditentukan dari hasil nilai ujian yang menjadi ukuran pencapaian ilmu
dan keberhasilan sebuah lembaga pendidikan.
Rusaknya dunia pendidikan terjadi ketika ilmu diletakkan secara salah sebagai sarana untuk mengejar syahwat duniawi. Padahal Ali bin Abi Talib r.a., telah mengingatkan: “Barang siapa yang kecenderungannya hanya pada apa yang masuk kedalam perutnya, maka nilainya tidak lebih baik dari apa yang keluar dari perutnya”. Wallahu a’lam wa ahkam bis shawab. (***)
Sumber : http://dunia.pelajar-islam.or.id/dunia.pii/arsip/nasehat-al-ghazali-untuk-pelajar.html
Olahraga Ampuh Membuat Siswa Menjadi Pintar
Olahraga
tidak hanya membuat tubuh jadi lebih bugar, pikiran juga ikut segar
sehingga lebih mendukung proses belajar. Menurut penelitian terbaru,
olahraga 5 kali sepekan bisa meningkatkan prestasi belajar siswa antara
55 hingga 68 persen.
Dalam peneltian tersebut, siswa kelas 1 hingga kelas 6 diwajibkan mengikuti tambahan jam olahraga selama 40 menit/hari sebanyak 5 kali tiap pekan. Sebelumnya seperti dikutip dari Medicinenet, Rabu (4/5/2011), siswa hanya berolahraga sekali dalam sepekan dengan durasi sama yakni 40 menit.
Jenis olahraganya sengaja dipadukan dengan aktivitas belajar siswa. Misalnya kelas 1-2 belajar berhitung dengan naik turun tangga yang diberi warna, sementara kelas 3-6 diajak jogging di atas treadmill sambil membuka-buka materi pelajaran geografi.
Sebelum dan sesudah eksperimen tersebut, ilmuwan mengukur kemampuan para siswa menerima pelajaran. Hasilnya, setelah jam olahraga ditingkatkan menjadi 5 kali/pekan maka prestasi belajar meningkat cukup signifikan yakni antara 55 hingga 68,5 persen.
Temuan ini menunjukkan bahwa makin sering siswa melakukan aktivitas fisik maka prestasi belajar akan meningkat. Peningkatannya akan lebih efisien jika aktivitas fisik tersebut juga dipadukan dengan proses belajar, sehingga tidak membutuhkan waktu tersendiri.
Berbagai penelitian sebelumnya memang menunjukkan, aktivitas fisik terbukti bisa meningkatkan fungsi otak. Menurut penelitian tahun 2010, jalan kaki 40 menit sehari sebanyak 5 kali/pekan bisa menjaga fungsi kognitif atau kecerdasan pada lansia maupun kaum muda.Sumber : http://forumjualbeli.net/health/129267-olahraga-ampuh-membuat-siswa-menjadi-pintar.html
Sikap siswa saat KBM
Pertanyaan:“ Kepada Bp. Supriyanto yang saya hormati, saya ingin curhat, mengapa
ketika pelajaran saya merasa sering dimarahi oleh Guru ?
demikian atas jawabanya saya ucapkan terima kasih.
Ahmad Sholikin, VII
Jawab:
Mas Sholikhin yang baik, ungkapan curhat dari mas Sholikin menunjukan
sebuah keberanian yang baik untuk mengungkapkan apa yang mas Sholikin
rasakan pada saat pembelajaran.
Berkaitan dengan persoalan di atas, menurut saya : bahwa mengapa
seorang siswa merasa sering dimarahi guru pada saat pelajaran itu pasti
ada sebabnya,karena pada dasarnya tidak ada guru yang memberikan materi
pelajaran dengan cara/metode marah-marah.
Mungkin ada hal-hal yang mas sholikin lakukan pada saat pembelajaran
yang mengganggu konsentrasi belajar kelas sehingga menyebabkan guru
menegur (;dianggap marah). Sebab ketika salah seorang siswa melakukan
hal-hal yang mengganngu konsentrasi belajar kelas misalnya (gurau,
melakukan aktivitas berlebihan diluar materi pelajaran dll) maka tidak
hanya merugikan siswa yang bersangkutan, tetapi juga merugikan siswa
yang lain termasuk mengganggu guru dalam menyampaikan materi pelajaran.
Oleh karena itu ada beberapa sikap yang harus dilakukan siswa pada saat KBM (kegiatan Belajar Mengajar), diantaranya :
- Sudah siap di dalam kelas sebelum guru masuk kelas (tidak erlambat)
- Menyiapkan peralatan pembelajaran sesuai dengan mata pelajaran yang akan di pelajarai
- Mendengarkan dengan sungguh-sungguh apa yang disampaikan oleh guru dan jika terdapat materi yang kurang jelas dapat ditanyakan kepada guru dengan cara yang santun.
- Mengerjakan perintah/tugas yang diberikan guru
- Selama pembelajaran berlangsung hindari:
- Bergurau/bercanda dengan siswa lain
- Membuat kegaduhan
- Tidur
- Melakukan aktivitas di luar pembelajaran yang dapat menggangu konsentrasi siswa lain
- Hal-hal lain yang mengganggu konsentrasi pembelajaran
Jadilah siswa yang baik di luar maupun di dalam kelas dengan
mengembangkan sikap sopan santun dan taat tata tertib, insya-Allah
mempermudah dalam belajar.
Demikian semoga bermanfaat. *****
Sumber : http://romundo.wordpress.com/2012/02/03/sikap-siswa-saat-kbm/
Tips Menjadi Siswa yang Baik
Betapa nyamannya suasana belajar jika antara guru dan siswa terjalin sebuah kesepakatan dan hubungan yang baik. Apalagi dalam setiap kegiatan belajar mengajar selalu tercipta kontrak yang
dinamis. JIka siswa selalu menginginkan tipe guru yang klik di hati.
Tak ada salahnya jika siswa pun mencoba menjadi siswa yang baik. Susah ?
tentu mudah, caranya :
- Siswa yang baik adalah siswa yang selalu mematuhi peraturan sekolah. Jangan sekali-kali beranggapan siswa yang keluar dari aturan sekolah walaupun hanya beberapa poin saja adalah siswa yang keren. Misalnya kalau kmu belum pernah keluar sekolah dengan menlompati pagar belakang sekolah. Kamu bukan termasuk siswa yang peka zaman.
- Siswa yang baik selalu menghormati guru. Bagaimanapun guru tersebut, kamu jangan ikut-ikutan mengolok-olok apalagi sampai menjuluki Bapak/Ibu guru dengan sebutan kurang pantas. Misalnya karena Pak X adalah perokok, kamu menjuluki beliau dengan sebutan Pak kereta api.
- Patuhi setiap kontrak belajar yang telah dibuat dan disepakati oleh guru bidang studi tertentu (jika ada).
- Selesaikan tugas dengan baik dan tepat waktu. Hal paling utama jangan suka menjiplak, menyontek, apalagi plagiat. Guru manapun akan benci dengan sikap seperti ini.
- Ketika pelajaran berlangsung, jangan menduakan Guru dengan hal-hal yang kurang berguna. Misalnya, SMSan, FBan, Atau YMan.
- Jika ingin bertanya, ajukan pertanyaan yang rasional dan relevan dengan mapel guru tersebut.
- Selalu menyapa dan tersenyum sewajarnya jika bertemu dengan Bapak/Ibu guru. Meskipun Guru tersebut tidak mengajar kelas kamu, dengan catatan guru tersebut mengajar di sekolah kamu.
- Disiplin. Baik itu dalam waktu, pengumpulan tugas, dll. Ini kunci paling utama.
Beberapa tips ini mudah-mudahan bisa membantu kamu menjadi siswa yang lebih baik. Selamat mengubah sikap ya,…SEMANGAT!
Sumber : http://laraasih.com/pendidikan/tips-menjadi-siswa-yang-baik.lala
Jumat, 13 April 2012
Penyelam yang Handal
Suatu hari, ada seorang penyelam handal bernama Tablo, dia bertekad ingin menyelam sampai kedalaman 1000m sendirian dengan berbekal peralatan lengkap. Kemudian di hari yang cerah dia pun melaksanakan tujuanya.
Ketika dia berhasil menyelam sejauh 200m, ada seorang pemuda yang mengikutinya tanpa peralatan apapun.
“Wah, hebat sekali dia, bisa menyelam sejauh ini tanpa peralatan apapun, aku tidak boleh kalah” kata tablo dalam hati
Ketika dia berhasil menyelam sejauh 500m, pemuda itu masih mengikutinya..
“Wuih masih ngikutin aja. Kalau begitu lebih dalam!!”
Ketika dia sudah menyelam sejauh 750m, pemuda itu lagi-lagi masih mengikutinya.
“EDAN!!! Abis minum susu badak liar kali ya ni orang!!” gumam Tablo
Dan akhirnya saat dia sudah sampai di tujuanya yaitu menyelam sejauh 1000m, pemuda itu lagi-lagi masih saja mengikutinya dengan tangan kosong.
“GILA!! Apa abis minum susu badak liar terus dia makan sop buntutnya anoman?? Hebat banget masih ngikutin aja ni orang, penasaran saya apa sih rahasianya”
Lalu Tablo mengambil sepotong papan dari dalam kapal besar yang tenggelam karena badai, lalu dia menulis “Hebat banget kamu, bisa menyelam 1000m kayak gw, tangan kosong lagi, kasih tau dong apa rahasianya??”
setelah menulis, papan itu dia kasih ke pemuda tadi beserta pulpen yang didapat entah darimana.
Kemudian pemuda tadi menulis sesuatu dibalik papan tersebut, lalu memberikanya lagi ke Tablo.
Kemudian Tablo pun membacanya… “GW TENGGELEM BODOH”
Tukang Rot
Suatu ketika ada Tukang Roti lewat, kemudian Inem memanggil dan mendatangi si Tukang Roti.
Inem : “Ada roti apaan aja, Bang?”
T. Roti : “Macem-macem, Neng!”
Inem : “Ini apaan, Bang?”
T. Roti : “Ini nanas.”
Inem : “Kalo yang ini?”
T. Roti : “Ini mah kelapa, Neng.”
Inem : “Nah, kalo yang ini???”
T. Roti : “Kalo yang ini mah, srikaya”
Inem : “Roti-nya mana, Bang??? Dari tadi buah-buahan melulu???”
T. Roti : “Macem-macem, Neng!”
Inem : “Ini apaan, Bang?”
T. Roti : “Ini nanas.”
Inem : “Kalo yang ini?”
T. Roti : “Ini mah kelapa, Neng.”
Inem : “Nah, kalo yang ini???”
T. Roti : “Kalo yang ini mah, srikaya”
Inem : “Roti-nya mana, Bang??? Dari tadi buah-buahan melulu???”
Monyet Takut Alien
Sumber : http://ketawa.com/humor-lucu-det-7102-monyet_takut_alien.html
Langganan:
Postingan (Atom)