Jika anda menderita flu, kemungkinan besar akan ada sejenis cairan yang biasa disebut dengan ingus, yang mengalir keluar dari hidung anda. Dahak dan ingus, atau mukus jika kita ingin menyebutnya dengan menggunakan istilah medis, adalah nama yang diberikan kepada semacam cairan berlendir yang diproduksi dalam sistem pernapasan. Ingus diproduksi di belakang hidung, sementara dahak digunakan untuk menggambarkan cairan lendir dari sisa sistem pernapasan dan biasanya dikeluarkan saat batuk. Dan jika anda menyeka hidung anda dengan menggunakan tisu, anda mungkin akan melihat bahwa cairan ingus ini berwarna hijau. Lalu mengapa hal ini bisa terjadi? Berikut penjelasannya.
Peranan Mukus Bagi Tubuh
Bertentangan dengan apa yang mungkin
anda pikirkan, mukus ini sangat penting bagi tubuh dan kesehatan kita.
Mukus berperan membantu melindungi paru-paru dan juga mencegah jaringan
tubuh mengalami kekeringan. Mukus dapat melindungi paru-paru karena
sifatnya yang lengket dapat menjebak partikel debu, kotoran, bakteri dan
serbuk sari yang bisa menyebabkan iritasi dan infeksi. Tapi begitu
partikel-partikel ini terjebak di dalam mukus, mereka harus segera
dikeluarkan dari tubuh untuk dibuang dan hal ini dapat dilakukan melalui
batuk dan bersin.
Mukus adalah cairan berbasiskan air yang
mengandung protein, karbohidrat, garam dan beberapa jenis sel. Jenis
utama dari protein yang terdapat pada mukus adalah mucin, yang memiliki
lapisan gula yang memungkinkan mereka untuk menyerap sejumlah besar air,
dan menyebabkan mukus memiliki konsistensi yang basah. Selain mucin,
protein lain yang hadir juga memegang peranan yang berfungsi melindungi
tubuh. Seperti antibodi yang merupakan pertahanan tubuh terhadap serbuan
patogen (agen penyebab penyakit seperti bakteri, virus dan jamur).
Selain itu terdapat juga enzim antiseptik, seperti lisozim, yang secara
langsung dapat membunuh bakteri.
Tapi ada sedikit fakta yang mungkin akan
membuat anda para pembaca merasa jijik karena sebagian besar dari mukus
yang kita hasilkan sebenarnya akan kita makan. Saluran udara kita
dilapisi dengan jutaan rambut kecil, yang disebut silia. Silia ini akan
bergerak dengan selaras untuk menghasilkan gelombang gerakan yang
menyapu mukus ke bagian belakang tenggorokan untuk selanjutnya ditelan.
Asam lambung kemudian akan menangani sebagian besar penyebab infeksi.
Jika silia ini tidak ada atau tidak berfungsi dengan baik, maka akan
menyebabkan mukus mengering dan mengeras dan tidak dapat diangkut ke
tenggorokan untuk ditelan, sehingga dapat menyebabkan perasaan yang
tidak nyaman bagi anda.
Darimana Mukus Berasal?
Mukus disekresikan oleh membran mukosa
yang banyak terdapat pada tubuh manusia. Membran mukosa adalah lapisan
sel yang terletak di bawah kulit dan berfungsi untuk melindungi rongga
dan saluran tubuh yang bersentuhan dengan dunia luar seperti bibir,
telinga, hidung, mulut, saluran pencernaan, alat kelamin dan anus.
Dalam membran mukosa terdapat jenis sel
khusus yang dikenal sebagai sel goblet. Fungsi utama dari sel goblet
adalah untuk menghasilkan mukus, meskipun sel-sel lain dapat membuatnya
juga. Protein mucin akan dikemas dalam kantung-kantung kecil, yang
disebut vesikel, yang selanjutnya akan menuju ke tepi sel goblet. Mereka
kemudian akan berfusi dengan membran yang mengelilingi sel sehingga
memungkinkan isi dari vesikel dapat dilepaskan. Ketika mucin dilepaskan
dan terpapar oleh air, mucin dapat mengembang sampai 600 kali lipat dari
ukuran sebelumnya dan menghasilkan mukus dalam jumlah yang cukup
banyak.
Diperkirakan bahwa hidung sehat akan
memompa keluar lebih dari setengah liter mukus per hari, meskipun
jumlahnya dapat bervariasi sangat besar, misalnya ketika anda menangis
sebagian besar air mata anda akan mengalir ke hidung dan bercampur
dengan mukus dan meningkatkan volumenya. Hal ini juga lah alasan mengapa
ketika kita menangis sering disertai dengan hidung yang meler.
Peran mukus yang lain adalah untuk
menyingkirkan partikel-partikel yang berpotensi menganggu tubuh.
Produksi mukus dirangsang oleh infeksi dan iritasi pada saluran napas.
Sebagai contoh, penderita alergi mungkin akan mendapati bahwa pada
hidungnya terdapat banyak ingus karena tubuh berusaha untuk
menyingkirkan serbuk sari yang menjadi masalah dan memicu efek alergi
ini. Hal seperti ini terjadi ketika sistem kekebalan tubuh merespon agen
yang menyebabkan alergi seperti serbuk sari dengan melepaskan histamin
yang menyebabkan proses inflamasi (peradangan), yang menginstruksikan
membran mukosa untuk meningkatkan produksi mukus mereka.
Jadi Mengapa Ingus Berwarna Hijau?
Dahak dan ingus dapat hadir dalam
berbagai warna, bukan hanya hijau seperti yang biasa kita jumpai. Dan
warna-warna ini dapat membantu untuk menunjukkan kesehatan orang yang
memproduksinya. Mukus dari orang yang sehat biasanya akan berwarna putih
atau bening. Warna coklat sampai abu-abu biasa dijumpai pada perokok
dan disebabkan karena tar pada rokok yang menempel pada mukus. Mukus
yang berwarna seperti karat atau dengan bintik-bintik karat di dalamnya
bisa menjadi tanda penyakit yang serius seperti pneumonia atau
perdarahan dari saluran napas, yang juga dapat menjadi konsekuensi dari
kanker. Sementara warna kuning dan hijau biasanya menunjukkan adanya
infeksi dan dalam beberapa kasus parah disebabkan oleh bronkitis.
Infeksi menyebabkan mukus berubah warna
karena respon imun sel darah putih yang disebut neutrofil. Ketika bagian
dari tubuh mengalami infeksi, tubuh akan menghasilkan sinyal untuk
memberi tahu pada sistem kekebalan tubuh bahwa terdapat bagian tubuh
yang sedang menghadapi masalah. Sel dan komponen kekebalan lainnya
selanjutnya akan mengikuti sinyal-sinyal ini dengan proses yang disebut
kemotaksis untuk menuju ke daerah yang terkena infeksi.
Neutrofil adalah salah satu dari sistem
kekebalan kita yang pertama kali tiba di tempat terjadinya infeksi.
Neutrofil selanjutnya akan berusaha untuk menelan patogen dan pada saat
yang sama mereka akan memproduksi bahan kimia antiseptik yang akan
menghancurkan patogen. Bahan kimia ini sangat kuat dan bahkan turut
menghancurkan neutrofil itu sendiri.
Untuk memproduksi bahan kimia antiseptik
ini diperlukan bantuan sebuah enzim yang disebut myeloperoxidase. Enzim
ini sendiri juga membutuhkan 'pembantu', yang disebut co-enzim, agar
enzim dapat berfungsi lebih baik. Dan co-enzim yang berperan adalah
co-enzim besi, dan inilah yang akhirnya memberikan mukus warna hijaunya.
Menariknya enzim yang mengandung besi ini sangat mirip dengan yang
terdapat dan memberikan warna hijau pada wasabi.