Vera Farah Bararah - detikHealth
(Foto: thinkstock)
"Peringatan kesehatan pada iklan rokok tidak efektif karena belum dibaca sudah hilang," ujar Lisda Sundari dari Komnas Perlindungan Anak dalam acara diskusi publik Tanggung Jawab Sosial Perusahaan dan Intervensi Industri Rokok di Hotel Acacia, Jakarta, Selasa (22/5/2012).
Lisda menuturkan ia pernah melakukan simulasi dan ditemukan butuh waktu minimal 10 detik untuk membaca peringatan kesehatan saat iklan rokok, tapi yang terjadi sekarang peringatan kesehatan ini hanya ada 2-3 detik, jadi kemungkinan besar tidak terbaca.
"Selain itu banyak iklan-iklan terselubung dari rokok di televisi, memang iklan rokok adanya di atas jam 10, tapi iklan terselubungnya ada di jam kapan saja mereka mau. Iklan terselubung ini seperti logo, warna, tagline, program ramadhan," ujar Lisda.
Saat ini diketahui pemasangan iklan yang paling favorit untuk rokok adalah iklan di luar ruang dan juga televisi. Sementara itu masih ada konser musik yang disponsori oleh rokok, kadang konser ini mendatangkan sejumlah artis dan bukan konser tunggal sehingga sulit mengintervensi si artisnya.
"Memang ada penerapan peraturan sukarela 18+ saat konser musik, tapi itu hanya lip service dan tidak bermakna apapun karena anak-anak tetap hadir dan tidak ada pemeriksaan identitas. Padahal sponsor alternatif banyak seperti bank, asuransi, makanan, minuman maupun produk kecantikan," ungkapnya.
Hal lain yang perlu diperhatikan adalah dalam iklan rokok terutama di televisi selalu menunjukkan laki-laki yang sehat dan macho, sehingga mempengaruhi pemikiran penontonnya. Tapi ini bukanlah iklan yang tepat, karena harusnya perusahaan rokok jujur terhadap dampaknya.
"Harusnya iklan rokok itu menampilkan orang sedang batuk-batuk dan bukan orang sehat, karena harus jujur dampaknya," ujar Jalal dari lingkar studi CSR.
SUMBER