Ternyata orang yang doyan sekolah memiliki peluang hidup lebih lama.
Pendapat ini berdasar pada penelitian di Swedia oleh Anton Lager dari
Centre of Health Equity Studies dan Jenny Torssander dari Swedish
Institute for Social Research.
Dalam studinya, kedua peneliti melibatkan 1,2 juta penduduk Swedia. Di
negara tersebut, wajib belajar selama sembilan tahun sejak 1962 dan
dimulai pada anak berusia tujuh tahun. Sebelumnya wajib belajar hanya
delapan tahun. Dua peneliti membandingkan orang-orang yang hidup sebelum
dan sesudah aturan wajib belajar sembilan tahun.
Semua orang yang lahir antara tahun 1943 hingga 1955 di 900 kotamadya
disertakan dalam studi ini. Peneliti pun mengumpulkan data usia dan
penyebab kematian hingga tahun 2007. Selama periode 58 tahun tersebut,
sekitar 92 ribu orang dalam studi ini meninggal karena berbagai
penyebab.
Hasilnya, pelajar yang mengenyam pendidikan sembilan tahun mempunyai
tingkat kematian yang lebih rendah pada usia 40 tahun ketimbang mereka
yang cuma mengenyam delapan tahun pendidikan.
Hasil penelitian dipublikasikan pada jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences edisi pekan ini.
Pendidikan Menjamin Hidup
Banyak studi sebelumnya yang memperlihatkan hubungan antara tingkat
pendidikan dengan tingkat kesehatan. Namun ada kesulitan bagi peneliti
untuk menunjukan bahwa hal itu bukan cuma karena pengaruh karakteristik
personal, seperti kemampuan untuk tetap sekolah.
Peneliti juga sulit menentukan apakah manfaat tambahan--misalnya
mendapatkan pekerjaan yang lebih baik atau memperoleh pendapatan lebih
tinggi--mungkin menjadi alasan mengapa orang-orang yang lebih
berpendidikan memiliki lebih sedikit masalah-masalah kesehatan.
Lulus kuliah di usia tua/tsminteractive.com
Bagaimana ini bisa terjadi? Lager mengatakan alasan rendahnya tingkat
kematian semata karena pengetahuan. Dia berspekulasi, kelompok yang
mengenyam pendidikan sembilan tahun juga menerapkan memiliki kebiasaan
sehat dalam diri mereka.
"Jika Anda memiliki pendapatan lebih, memiliki pekerjaan dengan
fleksibilitas yang lebih banyak, lebih bisa mengontrol waktu, maka
mungkin Anda lebih sedikit mengkonsumsi tembakau dan alkohol," kata
Lager.
Mark Cullen, guru besar kedokteran pada Stanford University dengan minat
riset tentang pengaruh kesehatan sosial dan lingkungan mengatakan,
"studi ini menambah bukti yang kuat bahwa menambah lamanya wajib belajar
dan pendidikan yang lebih tinggi mempunyai pengaruh yang substansial
terhadap lamanya hidup," kata dia.
Cullen percaya bahwa penambahan tahun belajar berkontribusi terhadap
kemampuan jangka panjang siswa untuk memahami pesan-pesan kesehatan,
berpikir efektif, dan mengelola hidup mereka.
"Kita seharusnya tidak pernah meremehkan nilai pendidikan dalam membantu
Anda menginterpretasikan informasi kesehatan dan melibatkan Anda di
dalamnya," ujar dia.
Nah, rajin-rajinlah sekolah karena memang banyak manfaatnya, bukan?