Jumat, 04 Mei 2012

Cokelat Ternyata Bikin Langsing!


Cokelat Ternyata Bikin Langsing!
Apabila Anda gemar makan cokelat, Bisa jadi ini kabar baik buat Anda. Sebuah penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat membuktikan bahwa mengonsumsi cokelat secara reguler dapat membuat Anda tetap langsing.

Cokelat merupakan kudapan idola anak-anak, meski sebenarnya mengandung lebih banyak kalori dibanding makanan lainnya. Anehnya, sebuah studi membuktikan bahwa orang yang makan cokelat secara teratur memiliki lemak lebih sedikit dibanding mereka yang tidak makan cokelat.

Para peneliti menduga jika kalori yang terdapat pada cokelat bukan kalori biasa. Bahan-bahan dasar untuk membuat cokelat memiliki efek yang bisa meningkatkan metabolisme dalam tubuh. Hal itu berarti lemak-lemak yang tadinya “berserakan” akan dipaksa untuk terbakar.
Menurut studi yang dilakukan oleh sekelompok peneliti di Amerika Serikat ini, efek meningkatnya metabolisme tubuh yang dihasilkan coklat membuat makanan tersebut dapat menjadi rekomendasi yang bagus untuk menjaga tubuh tetap langsing.

Kalori “spesial” yang dikandung oleh cokelat mungkin merupakan kunci fenomena ini. Sayangnya, dalam penelitian yang telah diterbitkan tiga hari lalu itu, tidak disebutkan cokelat jenis apa yang punya efek paling bagus.
“Temuan kami tampaknya bisa menunjukkan bahwa tidak hanya jumlah, tapi komposisi kalori juga berperan dalam memberi dampak pada berat badan. Ini merupakan kabar bagus, baik bagi mereka yang suka makan cokelat, maupun mereka yang akan mulai mengonsumsi secara teratur,” ujar pemimpin penelitian yang berasal dari University of California, San Diego, Dr. Beatrice Golomb.

Jika menurunkan berat badan saja belum cukup, masih ada beberapa penelitian lain yang menemukan efek magis dari cokelat. Dari penelitian-penelitian tersebut, ditemukan fakta bahwa cokelat mampu mengurangi risiko penyakit jantung dan stroke, menurunkan tekanan darah, serta mencegah terjadinya diabetes.Dery AP

Sumber : http://www.sehatnews.com/2012/03/30/cokelat-ternyata-bikin-langsing/
Lihat Selengkapnya »»  

7 Kiat Hindari Serangan Jantung


7 Kiat Hindari Serangan Jantung
Sebuah penelitian baru berhasil menemukan tujuh cara menurunkan risiko kematian akibat penyakit jantung. Rekomendasi ini diberikan oleh American Heart Association :

1. Tidak merokok

2. Aktif bergerak

3. Konsumsi makanan sehat

4. Jaga tekanan darah

5. Kontrol tingkat gula darah

6. Pantau kadar kolesterol

7. Jaga berat badan.

Dalam penelitian tersebut, semakin banyak kriteria dipenuhi seseorang, makin kecil kemungkinan meninggal akibat serangan jantung. Dibandingkan mereka yang hanya memenuhi satu atau dua kriteria, para peserta penelitian yang memenuhi sebanyak enam atau lebih syarat punya kesempatan 76 persen lebih rendah untuk meninggal akibat serangan jantung.

Penelitian ini melibatkan kurang lebih 45.000 orang dewasa berusia 20 tahun ke atas di Amerika Serikat yang mengisi kuesioner. Dery AP

Sumber : http://www.sehatnews.com/2012/03/29/7-kiat-hindari-serangan-jantung/
Lihat Selengkapnya »»  

Penggemar Rokok Mentol Lebih Mudah Kena Stroke


Penggemar Rokok Mentol Lebih Mudah Kena Stroke
Di antara para perokok, yang memilih rokok mentol cenderung menghadapi kemungkinan lebih besar untuk terserang stroke ketimbang pengisap rokok non-mentol, itu tampaknya sangat tepat bagi perempuan dan orang Amerika non-Afrika, kata satu studi di Amerika Utara.

Penulis studi tersebut menyatakan meskipun tak ada rokok yang baik buat kesehatan, temuan itu yang diterbitkan di Archives of Internal Medicine menyatakan orang mesti benar-benar menjauhkan diri dari semua rokok bermentol.

“Semuanya memang buruk, semuanya sudah dikatakan, dari perspektif pengurangan bahaya studi ini memberi pendapat untuk menghindarinya –setidaknya– jenis yang bermentol,” kata Nicholas Vozoris, seorang petugas klinik di St. Michael’s Hospital di Toronto, AS.

Untuk studi tersebut, Vozoris menggunakan informasi yang diambil dari survei gaya hidup dan kesehatan AS yang mencakup 5.028 perokok dewasa. Survei itu dilakukan dari 2001 sampai 2008.

Secara keseluruhan, sebanyak 26 persen responden mengatakan mereka biasanya mengisap rokok mentol, dan sisanya mengisap rokok tanpa mentol.

Beberapa ahli mengatakan mentol mempermudah orang untuk mulai merokok dan lebih sulit untuk berhenti sebab rasanya menyelubungi kerasnya tembakau.
Di antara pengisap rokok mentol, 3,4 persen mengatakan dalam survei tersebut mereka pernah menderita stroke. Sedmentara itu, sebanyak 2,7 persen perokok tanpa mentol terserang stroke.

Setelah memperhitungkan jenis kelamin, suku dan usia perokok serta jumlah rokok yang dihisap, Vozoris mendapati penghisap rokok mentol memiliki resiko dua kali lipat untuk terserang stroke dibandingkan dengan mereka yang memilih rokok non-mentol.

Perbedaan tersebut sangat jelas pada perempuan dan orang yang melaporkan dari suku selain Amerika Afrika di dalam survei mereka.
Di antara peserta studi itu, stroke tiga kali lebih umum dibandingkan dengan pengisap rokok mentol.

Vozoris mengatakan studi tersebut tak bisa membuktikan rokok mentol saja mengakibatkan peningkatan risiko stroke, dan bukan perbedaan tak terukur antara pengisap rokok mentol dan tanpa mentol.

Ia menambahkan perempuan dan orang Amerika non-Afrika tampaknya menjadi penyebab kaitan antara rokok bermentol dan stroke, tapi ia merasa tak yakin mengapa dan studi itu juga tak menjawabnya.
Memilih rokok bermento tak berkaitan dengan peningkatan resiko tekanan darah tinggi, penyakit paru-paru kronis atau serangan jantung dibandingkan dengan rokok standard.

Gordon Tomaselli, Presiden American Heart Association dan Kepala Kardiologi di Johns Hopkins University School of Medicine, mengatakan menarik bahwa studi tersebut memperlihatkan kaitan antara menghisap rokok bermentol dan stroke tapi bukan dengan tekanan darah tinggi.

Vozoris mengatakan mungkin saja mentol pada rokok memiliki dampak pada pembuluh darah, terutama yang memasok otak.
Menurut US Center for Disease Control and Prevention, mengisap rokok jenis apa pun meningkatkan resiko seseorang terserang sakit jantung sebanyak dua sampai empat kali lipat dibandingkan dengan orang yang tidak merokok.

Tomaselli, yang tak menjadi bagian dari studi itu, menambahkan, “Ini mengingatkan kita bahwa dampak mengisap rokok sangat luas dan itu memengaruhi sejumlah sistem organ tubuh.”

Sumber :http://www.sehatnews.com/2012/04/13/penggemar-rokok-mentol-lebih-mudah-kena-stroke/
Lihat Selengkapnya »»  

Mau Panjang Umur? Rajinlah Sikat Gigi!

Mau Panjang Umur? Rajinlah Sikat Gigi!
Peduli terhadap kesehatan gigi dan gusi dapat menurunkan risiko terjangkit penyakit lainnya. Pemeriksaan rutin ke dokter gigi, selain gigi menjadi bersih, kesehatan mulut terjaga, ternyata bisa menambah umur.

Penasihat British Dental Association, Profesor Damien Walmsley, mengatakan,”sebagian besar kasus penyakit sebenarnya dapat dicegah dan diobati melalui perawatan gigi dan gusi.”
Penyakit jantung dan stroke
Tim peneliti di New York State University menunjukkan bahwa pengobatan terhadap penyakit periodontal (gusi bengkak) dapat menurunkan tingkat protein dan fibrinogen, sehingga berhubungan dengan risiko tinggi penyakit jantung.

Bakteri yang terdapat pada gusi bengkak dapat masuk ke dalam aliran darah lalu masuk ke organ utama yang menyebabkan adanya infeksi baru. Penyakit ini dapat meningkatkan risiko penyumbatan arteri sehingga berisiko memunculkan penyakit jantung maupun stroke.

Penyakit paru-paru
American Academy of Periodontology, menemukan bahwa bakteri mulut bisa masuk ke paru-paru sehingga menyebabkan terjadinya infeksi terutama pada pasien yang mengidap penyakit paru obstruktif kronik (PPOK).

Diabetes
Tim peneliti di Universitas Newcastle, Australia, menyatakan bahwa radang periodontal dapat mengacaukan kadar gula darah sehingga meningkatkan risiko diabetes.

Sikatlah gigi dua kali sehari dengan pasta gigi berfluoride, batasi asupan makanan dan minuman bergula, hentikan merokok serta rutin melakukan kontrol ke dokter gigi sehingga Anda dapat meningkatkan kesehatan tubuh secara keseluruhan. 

Sumber : http://www.sehatnews.com/2012/04/20/mau-panjang-umur-rajinlah-sikat-gigi/
Lihat Selengkapnya »»  

Jangan Ikut-ikut Orang Barat Santap Makanan Cepat Saji, Tak Sehat Lho!

Jangan Ikut-ikut Orang Barat Santap Makanan Cepat Saji, Tak Sehat Lho!
Masyarakat harus menghindari menyantap makanan cepat saji (fast food) jika menginginkan kesehatan terjaga secara prima, termasuk secara seksual, kata androlog Universitas Diponegoro Semarang Prof Susilo Wibowo.

“Masyarakat Indonesia ini pola pikirnya justru berbalik dengan masyarakat negara modern. Di saat masyarakat Barat mulai kembali menyantap makanan tradisional, masyarakat kita justru menggemari ’fast food’,” katanya di Semarang, Jumat.

Menurut dia, masakan-masakan ala modern seperti “fast food” dan “junk food” yang mulai ditinggalkan oleh masyarakat Barat sebenarnya bisa memicu berbagai problem kesehatan antara lain kolesterol, jantung, diabetes, dan stroke.

Akan tetapi, kata dia, pola makan masyarakat Indonesia saat ini justru menggemari menyantap sajian semacam itu.
“Dan alangkah ironis kebiasaan itu menurun pada anak-anaknya yang dibiasakan menyantap masakan cepat saji dan instan,” katanya.
Susilo yang mantan Rektor Undip itu menjelaskan, kebiasaan menyantap masakan cepat saji semula menyebabkan kegemukan, namun tidak sehat, termasuk terhadap anak-anak, kemudian memicu munculnya berbagai penyakit seperti kolesterol dan hipertensi.

“Berbagai penyakit itu akan memengaruhi pembuluh darah yang membuat aliran darah tidak lancar ke seluruh tubuh, termasuk ke alat fungsi seksual sehingga menyebabkan gangguan fungsi seksual seperti disfungsi ereksi,” katanya.

Ia mengharapkan, masyarakat segera sadar dengan kebiasaan buruknya menyantap makanan cepat saji dan kembali ke makanan-makanan tradisional seperti bayam, kacang-kacangan, asparagus, beras, kedelai, dan ikan.
“Jangan ikut-ikutan gaya masyarakat Barat yang gemar mengonsumsi ’fast food’. Mereka sendiri kini mulai sadar dengan dampak kesehatan banyak mengonsumsi ’fast food’ dan beralih ke makanan-makanan tradisional,” katanya.

Susilo yang pernah menjabat Ketua Umum Perkumpulan Andrologi Indonesia (Pandi) itu mengaku heran dengan masyarakat Indonesia yang justru membiasakan anak-anaknya menyantap “fast food”, padahal makanan itu tidak menyehatkan.

“Ya mungkin mereka belum sadar dampaknya bagi kesehatan, karena itu masyarakat harus disadarkan. Di saat masyarakat Barat mulai beralih ke makanan tradisi Timur, kita justru mengikuti kebiasaan masyarakat Barat,” kata Susilo.

Sumber : http://www.sehatnews.com/2012/04/20/jangan-ikut-ikut-orang-barat-santap-makanan-cepat-saji-tak-sehat-lho/
Lihat Selengkapnya »»  

Awas, Uang Juga Bisa Bikin Migrain dan Nyeri Punggung!

Awas, Uang Juga Bisa Bikin Migrain dan Nyeri Punggung!
Salah satu pemicu stres serta menimbulkan dampak bagi masalah kesehatan adalah uang. Tak mengherankan, rasa khawatir tentang kondisi keuangan dapat berdampak besar melebihi apa yang Anda sadari.

Seseorang menjadi sangat berisiko mengalami masalah kesehatan bila orang tersebut terlalu khawatir dengan situasi keuangan mereka. Waspadalah, orang dengan kadar stres mengenai masalah keuangan dua kali lebih tinggi berisiko terkena serangan jantung.
Associated Press and AOL, U.S.juga menemukan masalah kesehatan lain yang ditimbulkan karena hal tersebut antara lain :

• Luka lambung atau masalah saluran pencernaan. 27 persen orang dengan stres tinggi atas keuangan melaporkan mengidap masalah pencernaan dibandingkan dengan 8 persen orang yang tidak khawatir tentang keuangan.

• Sakit kepala atau migrain. 44 persen orang yang merasa tertekan terhadap masalah finansial dilaporkan mengalami migrain.

• Depresi. 23 persen orang dengan tekanan keuangan mengalami depresi, dibandingkan dengan 4 persen orang yang tidak mengalami tekanan.

• Tegang otot atau nyeri punggung bawah. 65 persen orang yang merasa stres terhadap kondisi finansialnya, memiliki peluang untuk menderita sakit punggung dan tegang otot dibandingkan dengan mereka yang mampu mengendalikan stres terhadap hal tersebut.

Sumber : http://www.sehatnews.com/2012/04/27/awas-uang-juga-bisa-bikin-migrain-dan-nyeri-punggung/
Lihat Selengkapnya »»