Obat
jelas lebih banyak manfaat daripada mudaratnya. Obat aman bila
dikonsumsi dengan benar. Namun obat juga dapat memiliki efek samping. Di
negara-negara maju yang taraf kesehatannya lebih tinggi, pengaruh
negatif obat adalah penyebab kematian nomor empat (Ingat mengapa Michael
Jackson meninggal dunia?). Di negara berkembang seperti Indonesia,
lebih banyak orang yang meninggal karena tidak mampu beli obat daripada
karena pengaruh negatifnya.
Untuk menghindari efek negatif obat,
banyak cara telah dilakukan. Perusahaan farmasi selalu mencantumkan
kontra indikasi dan interaksi obat di setiap kemasannya. Mereka juga
memonitor efek samping obat dan selalu melakukan perbaikan untuk menekan
efek negatifnya.
Banyak obat baru yang efek sampingnya baru
diketahui setelah beredar di pasar. Bila efeknya fatal biasanya akan
dilakukan penarikan. Obat-obatan yang penggunaannya tidak luas mungkin
perlu waktu lama untuk mengetahui semua potensi negatifnya.
Sebagai
konsumen kesehatan, Anda sendirilah yang harus waspada terhadap potensi
efek samping obat. Beberapa tips berikut dapat menjadi panduan Anda:
1. Baca dosis dan aturan pakainya.
Setiap
obat berbeda kekuatannya. Bacalah dosis obat dengan cermat ketika Anda
akan mengkonsumsinya. Bila dokter menyarankan setengah tablet, jangan
mengubahnya sendiri karena Anda merasa kekuatannya kurang.
Berkonsultasilah dengan dokter sebelum melakukannya. Tanyakan juga ke
dokter atau apoteker bila Anda akan menggerus atau memecah tablet.
Beberapa jenis obat harus ditelan secara utuh.
2. Lihat tanda peringatan.
Beberapa
obat berpengaruh terhadap kemampuan Anda berkendara atau mengoperasikan
mesin. Bila Anda meminumnya, Anda harus berhenti berkendara atau
menjalankan mesin agar tidak mengalami kecelakaan. Obat-obatan ini
memiliki tanda peringatan segitiga merah di labelnya.
3. Ketahui efek samping obat.
Sejumlah
obat memiliki potensi efek samping. Beberapa obat penenang, obat anti
hipertensi dan obat anti epilepsi, misalnya, dapat menimbulkan
impotensi. Anda juga harus waspada terhadap potensi efek samping obat
berikut:
- Obat antikoagulan warfarin -> perdarahan
- Obat penurun kolesterol simvastatin dan atorvastatin -> masalah otot
- Obat anti peradangan ibuprofen -> perdarahan
- Obat penenang diazepam-> menekan kerja sistem saraf pusat
- Obat diuretik furosemide -> ketidakseimbangan garam dalam tubuh
- Obat penenang citalopram -> sindrom serotonin seperti sakit kepala, kejang otot, kecemasan, bingung dan berkeringat.
Bila Anda curiga obat yang Anda minum menyebabkan efek samping, segeralah berkonsultasi dengan dokter.
4. Jangan sembarangan memberikan obat bebas kepada anak.
Jangan
memberikan obat bebas kepada anak kecuali labelnya secara spesifik
menyebutkan boleh dikonsumsi anak-anak. Anak-anak bukanlah orang dewasa
berukuran kecil. Mereka memiliki sensitivitas dan daya respon yang
berbeda terhadap obat sehingga tidak semua obat untuk dewasa dapat
diberikan kepada anak.
5. Bacalah kandungan isi dan tanggal daluwarsa obat.
Banyak
obat bebas yang memiliki nama atau merek berbeda-beda namun
kandungannya sama. Pastikan Anda tidak mengkonsumsi obat yang sama dalam
kemasan merek yang berbeda untuk menghindari overdosis.
6. Beritahu dokter bila Anda:
- sedang hamil atau menyusui
- alergi terhadap obat tertentu
- memiliki diabetes, penyakit ginjal atau liver
- sedang meminum obat lain atau suplemen/herbal
- sedang menjalani diet khusus
Obat-obatan tertentu tidak cocok untuk orang dengan kondisi tertentu. Obat juga dapat berinteraksi dengan obat lain, makanan dan suplemen tertentu. Dokter perlu mengetahui kondisi Anda agar dapat meresepkan obat yang aman.
7. Mintalah dokter mengevaluasi pengobatan jangka panjang Anda.
Bila
Anda memiliki penyakit kronis seperti penyakit jantung atau hipertensi,
Anda perlu mengkonsumsi obat tertentu secara terus-menerus dalam jangka
panjang. Obat yang Anda minum seringkali perlu diselangi obat lain agar
tidak memberikan efek negatif yang merugikan kesehatan.