Kamis, 15 November 2012

10 Mitos Mengenai DIABETES


Diabetes adalah salah satu penyakit utama. Diperkirakan lebih dari 15 juta orang di Indonesia menderita penyakit ini, menjadikan Indonesia negara keempat di dunia dalam jumlah penderita diabetes. Oleh karena itu, sangat penting bagi Anda untuk memahaminya dengan benar. Banyak informasi mengenai diabetes yang tidak benar atau akurat. Sebagian informasi menyesatkan itu bahkan telah menjadi semacam mitos yang beredar di masyarakat. Berikut adalah 10 di antaranya:
 'Syringe' photo (c) 2008, Andres Rueda - license: http://creativecommons.org/licenses/by/2.0/

Mitos #1: Diabetes bukan penyakit serius

Diabetes adalah salah satu penyebab kematian utama. Dua dari tiga penderita diabetes meninggal dunia karena penyakit jantung atau stroke.


Mitos #2: Gula darah sedikit di atas normal tidak berbahaya

Peningkatan kadar glukosa darah terus-menerus dapat menyebabkan kerusakan berbagai organ, bahkan meskipun kenaikannya hanya sedikit. Kelebihan gula dalam darah dapat merusak pembuluh darah dan menyebabkan aterosklerosis, sehingga meningkatkan risiko serangan jantung dan stroke.


Mitos #3: Diabetes hanya terjadi pada orang dewasa

Hal ini hanya berlaku untuk diabetes tipe 2, yang pernah disebut “diabetes onset dewasa” karena umumnya dijumpai pada orang dewasa. Tapi kini semakin banyak anak dan remaja yang didiagnosis menderita diabetes tipe 2, terutama pada mereka yang kelebihan berat badan. Diabetes tipe 1 bahkan dimulai pada masa anak-anak, sehingga disebut “diabetes onset anak-anak”.


Mitos #4: Diabetes disebabkan oleh makanan/minuman yang manis

Diabetes tipe 1 disebabkan oleh faktor genetik dan tidak diketahui pemicunya, diabetes tipe 2 disebabkan oleh faktor genetik dan gaya hidup. Diabetes tipe 1 disebabkan oleh kerusakan sel-sel di pankreas yang memproduksi insulin, yang tidak berhubungan dengan konsumsi gula. Diet tinggi kalori, baik dari gula atau dari lemak, dapat meningkatkan berat badan yang pada akhirnya meningkatkan risiko diabetes tipe 2.


Mitos #5: Semua penderita diabetes memiliki kelebihan berat badan

Kebanyakan penderita diabetes tipe 2 memang memiliki kelebihan berat badan, tetapi tidak semuanya. Faktor-faktor lain seperti riwayat keluarga, usia dan kebiasaan hidup juga berperan. Sayangnya, banyak orang yang mengabaikan faktor-faktor risiko lain dan menyangka bahwa berat badan adalah satu-satunya faktor risiko. Banyak orang yang kelebihan berat badan tidak terkena diabetes dan banyak pula penderita diabetes yang memiliki berat badan normal. (Untuk mengetahui risiko Anda terkena diabetes, silakan melakukan penilaian sendiri dengan mengisi kuesioner ini).


Mitos #6: Penderita diabetes tidak boleh mengonsumsi makanan/minuman yang manis

Jika dikonsumsi sebagai bagian dari rencana diet yang sehat, atau dikombinasikan dengan olahraga, makanan/minuman manis boleh dikonsumsi oleh penderita diabetes. Namun, meskipun bukan pantangan, penderita diabetes tetap perlu membatasi makanan/minuman yang manis. Karbohidrat dalam makanan/minuman manis dapat meningkatkan kadar glukosa darah dengan cepat. Untuk menjaga glukosa darah, makanan atau minuman yang manis sebaiknya dikonsumsi setelah makanan rendah karbohidrat.


Mitos #7: Penderita diabetes perlu mengonsumsi produk khusus

Penderita diabetes tidak perlu produk khusus seperti yang banyak diiklankan di media. Produk-produk semacam itu bahkan bisa merugikan bila dikonsumsi berlebihan karena Anda menganggapnya “aman”. Selain itu, produk khusus untuk penderita diabetes biasanya jauh lebih mahal daripada produk sejenis pada umumnya.


Mitos #8: Penderita diabetes harus mengikuti diet khusus

Tidak ada diet khusus untuk penderita diabetes. Pola makan seimbang yang diajurkan bagi semua orang juga dianjurkan untuk penderita diabetes. Diet dalam pola makan seimbang adalah yang terdiri dari karbohidrat kompleks seperti nasi, ubi, kentang dalam jumlah cukup, protein dalam jumlah sedang, lemak (terutama sedikit lemak jenuh dan lemak trans) dalam jumlah sedikit, garam dan gula moderat, buah-buahan dan sayuran.


Mitos #9: Suntikkan insulin harus didapatkan seumur hidup

Hal ini hanya berlaku untuk diabetes tipe 1. Penderita diabetes tipe 2 ketika baru didiagnosis biasanya dapat menjaga glukosa darah mereka pada tingkat yang sehat dengan obat-obatan. Namun seiring waktu, tubuh mereka secara bertahap menghasilkan lebih sedikit insulin, dan akhirnya obat-obatan mungkin tidak cukup untuk menjaga kadar glukosa darah yang normal. Suntikan insulin seringkali mereka perlukan untuk mengendalikan kadar glukosa darah ke tingkat yang sehat. Namun, biasanya tidak terus-menerus. Dengan pola makan yang baik dan peningkatan aktivitas fisik, status metabolik seringkali dapat ditingkatkan ke titik di mana insulin atau obat-obatan tidak diperlukan lagi untuk mengendalikan gula darah.


Mitos #10: Diabetes tidak dapat sembuh

Diabetes tipe 1 memang harus selalu mendapatkan insulin. Pada diabetes tipe 1, sel-sel pankreas yang memproduksi insulin dihancurkan oleh gangguan autoimun. Setelah hancur, sel-sel tidak akan pernah membuat insulin lagi. Penderita diabetes tipe 1 akan selalu memerlukan suntikan insulin (sampai obatnya ditemukan). Namun, berbeda dengan diabetes tipe 1, diabetes tipe 2 bisa disembuhkan. Suatu terapi yang konsisten, termasuk perubahan gaya hidup, dapat menstabilkan kadar gula darah sedemikian rupa sehingga selalu dalam kisaran normal. Diabetes kehamilan, jenis lain dari diabetes yang terjadi selama kehamilan, pada umumnya akan menghilang sendiri setelah melahirkan anak.