Hikmah Puasa Ramadhan
1.
Bulan Ramadhan bulan melatih diri untuk disiplin waktu. Dalam tiga
puluh hari kita dilatih disiplin bagai tentara, waktu bangun kita
bangun, waktu makan kita makan, waktu menahan kita sholat, waktu berbuka
kita berbuka, waktu sholat tarawih, iktikaf, baca qur’an kita lakukan
sesuai waktunya. Bukankah itu disiplin waktu namanya? Ya kita dilatih
dengan sangat disiplin, kecuali orang tidak mau ikut latihan ini.
2.
Bulan Ramadhan bulan yang menunjukkan pada manusia untuk seimbang dalam
hidup. Di bulan Ramadhan kita bersemangat untuk menambah amal-amal
ibadah,
dan amal-amal sunat. Artinya kita menahan diri atas satu pekerjaan yang monoton dan lalai beribadah kepadaNya. Orang yang lalai atas mengingat Allah, selalu asyik dengan pekerjaannya, sehingga waktu istirahat siang, sholat, dan makan sering terabaikan. Atau waktu yang seharusnya dipakai untuk beribadah kepada Allah dipakai untuk makan siang bersama kekasih. Sholat? tinggal. Di bulan Ramadhan kita diajarka hidup seimbang, antara pekerjaan, dan Ibadah. Pekerjaan untuk kepentingan dunia dan Ibadah untuk kepentingan Akhirat.
dan amal-amal sunat. Artinya kita menahan diri atas satu pekerjaan yang monoton dan lalai beribadah kepadaNya. Orang yang lalai atas mengingat Allah, selalu asyik dengan pekerjaannya, sehingga waktu istirahat siang, sholat, dan makan sering terabaikan. Atau waktu yang seharusnya dipakai untuk beribadah kepada Allah dipakai untuk makan siang bersama kekasih. Sholat? tinggal. Di bulan Ramadhan kita diajarka hidup seimbang, antara pekerjaan, dan Ibadah. Pekerjaan untuk kepentingan dunia dan Ibadah untuk kepentingan Akhirat.
3. Bulan
Ramadhan adalah bulan yang mengajarkan Manusia akan pentingnya arti
persaudaraan, dan silaturahmi. Di keluarga orang yang tidak mengerti
akan arti persaudaraan. Persaudaraan di keluarga tidak begitu akrab,
adik beradik bertengkar, Ibu dan Ayah kadang saling tidak memperhatikan.
Persaudaraan dari Gang Jalanan, banyak juga perkelahiannya.
Persaudaraan atas satu kelompok, satu bangsa, satu tanah air, hanya
selogan dan nama, kurang sekali mendapat makna. Dalam Islam ada
persaudaraan sesama muslim, akan tampak jelas jika berada dibulan
Ramadhan, Orang memberikan tajil perbukaan puasa gratis. Sholat bersama
di masjid, memberi ilmu islam dan banyak ilmu Islam di setiap ceramah
dan diskusi keagamaan yang dilaksanakan di Masjid. Semuanya didapat
gratis tanpa bayaran. Sesama muslim saling bersalaman, bercengkrama
saling menanyakan kabar. Sama-sama sholat tarawih tadarus dengan saling
mengajarkan Qur’an, dan banyak makanan sedekah di Masjid. Ya tentunya
Gratis. Persaudaraan sesama muslim sebenarnya punya pelajaran dan bab
khusus, ada ayat qur’an tentang persaudaraan, ada banyak hadits nabi,
tetapi jarang diperhatikan orang betapa pentingnya arti persaudaraan
itu. Tetapi dibulan Ramadha ia akan tampak dengan sendirinya.
4.
Bulan Ramadhan mengajarkan agar peduli pada orang lain yang lemah. Di
bulan Ramadhan kita puasa, merasaka lapar dan dahaga, mengingatkan kita
betapa sedihnya nasib orang yang tidak berpunya, orang terlantar, anak
yatim yang tiada orang tuanya, fakir miskin yang hidup di tempat yang
tidak layak. Apakah kita tidak merasa prihatin? Sehingga kita peduli
untuk membantu saudara-saudara kita yang kelaparan. Baik karena kondisi
ekonomi, atau disebabkan bencana Alam. Allah menyindir orang yang tidak
peduli pada nasib orang lain yang miskin sebagai pendusta Agama. Juga
Allah mengataka orang yang tidak peduli dengan nasib fakir miskin dan
anak yatim sebagai orang yang tidak mempergunakan potensi pancaindranya
untuk melihat keadaan sekelilingnya. Orang yang tidak peduli dengan
orang lain juga disebut sebagai orang yang salah menilai atau memandang
kehidupan.
5. Bulan Ramadhan mengajarkan akan adanya tujuan setiap
perbuatan dalam kehidupan. Di bulan puasa kita diharuskan
sungguh-sungguh dalam beribadah, menetapkan niat yang juga berisi tujuan
kenapa dilakukannya puasa. Tuajuan puasa adalah untuk melatih diri kita
agar dapat menghindari dosa-dosa di hari yang lain di luar bulan
Ramadhan. Kalau tujuan tercapai maka puasa berhasil. Tapi jika tujuannya
gagal maka puasa tidak ada arti apa-apa. Jadi kita terbiasa
berorientasi kepada tujuan dalam melakukan segala macam amal ibadah.
6.
Bulan Ramadhan mengajarkan pada kita hidup ini harus selalu mempunyai
nilai ibadah. Setiap langkah kaki menuju masjid ibadah, menolong orang
ibadah, berbuat adil pada manusia ibadah, tersenyum pada saudara ibadah,
membuang duri di jalan ibadah, sampai tidurnya orang puasa ibadah,
sehingga segala sesuatu dapat dijadikan ibadah. Sehingga kita terbiasa
hidup dalam ibadah. Artinya semua dapat bernilai ibadah.
7. Bulan
Ramadhan melatih diri kita untuk selalu berhati-hati dalam setiap
perbuatan, terutama yang mengandung dosa. Dibulan Ramadhan kita
berpuasa. Kita menahan Lapar dan dahaga. Bukan itu saja. Tetapi juga
menahan segala yang dapat membatalkan puasa, juga segala yang dapat
merusak puasa. Terutama hal-hal yang dapat menimbulkan dosa. Sehingga di
dalam bulan Ramadhan kita dapat terbiasa dan terlatih untuk menghindari
dosa-dosa kita agar kita senantiasa bersih dari perbuatan yang dapat
menimbulkan dosa. Latihan ini menimbulkan kemajuan positif bagi kita
jika diluar bulan Ramadhan kita juga dapat menghindari hal-hal yang
dapat menimbulkan dosa seperti bergunjing, berkata kotor, berbohong,
memandang yang dapat menimbulkan dosa, dan lain sebagainya.
8.
Bulan Ramadhan melatih kita untuk selalu tabah dalam berbagai halangan
dan rintangan. Dalam Puasa di bulan Ramadhan kita dibiasakan menahan
yang tidak baik dilakukan. Misalnya marah-marah, berburuk sangka, dan
dianjurkan sifat Sabar atas segala perbuatan orang lain kepada kita.
Misalkan ada orang yang menggunjingkan kita, atau mungkin meruncing pada
Fitnah, tetapi kita tetap Sabar karena kita dalam keadaan Puasa. Dengan
Sabar hasutan Syeitan untuk memperuncing konflik menjadi gagal. Kitalah
pemenangnya dari godaan Syeitan tersebut. Masalah orang menggunjing,
memfitnah, biarlah itu jadi dosa-dosanya, janganlah kita ikut berdosa
dengan dosa orang lain.
9. Bulan Ramadhan mengajarkan pada kita
akan arti hidup hemat dan sederhana. Setiap hari kita membeli kue dan
minuman untuk berbuka puasa. Dari sekian banya kue dan minuman yang kita
beli. Hanya minuman segelas teh buatan kita sendiri yang diminum. Yang
lain banyak tertinggal dan sebagian terbuang keesokan harinya. Hal ini
menyadarkan kita, bahwa apa yang kita beli banyak-banyak sebelum
berbuka, hanyalah hawa nafsu saja. Kebutuhan kita hanyalah segelas teh
manis! Mengapa kita harus membeli banyak-banyak minuman dan kue-kue yang
akhirnya tidak kita makan? Hal ini menyadarkan kita betapa kita harus
hemat, membeli sekedar yang dibutuhkan. Kelebihan uang yang kita punyai
mungkin dapat kita sedekahkan bagi yang lebih membutuhkan.
10.
Bulan Ramadhan mengajarkan pada kita akan pentingnya rasa syukur kita,
atas nikmat-nikmat yang diberikan pada kita. Rasa syukur kita akan
adanya nikmat makanan yang telah kita punyai terasa ketika kita puasa.
Kita merasakan lapar, tetapi kita masih mempunyai makanan. Bagaimana
dengan orang yang merasakan lapar tetapi bukan karena ia juga puasa,
tetapi karena memang tidak punya makanan? Kita sakit, kita dapat makan
obat ketika buka, tetapi bagaimana dengan orang yang tidak punya obat,
ketika ia sakit? Kita enak, ketika kita puasa merasa lapar dan haus,
kita lengahkan dengan menonton televisi atau hal-hal lain seperti
internet. Bagaimana dengan orang ketika ia lapa dan haus mereka
lengahkan lapar dan hausnya dengan bekerja memenuhi tuntutan majikannya?
Bukan karena memang tidak punya televisi atau internet, tetapi karena
tuntutan hidup, yang mengharuskan ia bekerja untuk makan hari ini dan
hari ketika ia tidak bekerja. Tidakkah harusnya kita bersyukur terhadap
nikmat yang telah diberikan pada kita?