Jumat, 13 April 2012

Sop Ikan Aneka Bumbu

Bahan-bahan :
1 ekor ikan kakap, bersihkan, potong-potong
1/4 kg udang, kupas kulitnya, ekor biarkan utuh
1 sdt bubuk cabe kering
2 batang sereh, iris halus memanjang
4 lembar daun jeruk purut
2 siung bawang putih, diiris halus
2 batang seledri, diiris halus
1 bh jeruk nipis, ambil airnya
50 gram mentega
4 gelas air kaldu udang
garam secukupnya
Cara membuatnya :
  1. Tumis bawang putih dengan mentega sampai harum, masukkan cabe kering, daun jeruk, sereh, udang dan ikan. Aduk rata.
  2. Tambahkan air kaldu dan garam, masak sampai mendidih kurang lebih 10 menit.
  3. Tambahkan air jeruk, masak sampai matang, beri seledri, angkat. Hidangkan panas-panas.                Sumber :  http://koleksiresepbunda.com/sop-ikan-aneka-bumbu
Lihat Selengkapnya »»  

Sop Kacang Merah

Bahan-bahan :
200 gram kacang merah kering, rebus hingga lunak
200 gram daging tetelan, rebus hingga lunak sisakan 1 liter air rebusannya (kaldu)
2 sdm penyedap rasa sapi
2 tangkai daun seledri, ikat
1 buah wortel, potong dadu
2 buah tomat, potong dadu
2 tangkai daun bawang, potong-potong pendek
1 sdt gula pasir
1/2 butir pala, parut
1/2 sdt lada
3 siung bawang putih, cincang
1/2 butir bawang bombay, cincang kasar
1 sdm margarin untuk menumis
Bawang goreng untuk taburan
Gula dan garam secukupnya
1 liter air untuk merebus kacang merah
Cara membuatnya :
  1. Didihkan 1 liter kaldu daging dicampur dengan 500 ml air sisa rebusan kacang merah.
  2. Masukkan daging yang sudah di potong dadu dan kacang merah yang sudah lunak.
  3. Tumis bawang putih hingga layu lalu tambahkan bawang bombay hingga matang, lalu masukkan ke dalam kaldu.
  4. Tambahkan penyedap rasa sapi, gula, garam, lada dan pala, masak dengan api kecil selama 30 menit lalu masukkan wortel.
  5. Setelah wortel lunak, masukkan daun bawang dan tomat. Matikan api.
  6. Sajikan dengan taburan bawang goreng.                Sumber : http://koleksiresepbunda.com/sop-kacang-merah
Lihat Selengkapnya »»  

Kamis, 12 April 2012

Penemuan Terbaru Mengenai Kanker Hati! Jangan Tidur Larut Malam

Para dokter di National Taiwan Hospital baru-baru ini mengejutkan dunia kedokteran karena ditemukannya kasus seorang dokter muda berusia 37 tahun yang selama ini sangat mempercayai hasil pemeriksaan fungsi hati(GOT,GPT),tetapi ternyata saat menjelang Hari Raya Imlek diketahui positif menderita kanker hati sepanjang 10 cm! Selama ini hampir semua orang sangat bergantung pada hasil indeks pemeriksaan fungsi hati (Liver Function Index). Mereka menganggap bila pemeriksaan menunjukkan hasil ind ex yang normal berarti semua OK. Kesalahpahaman macam ini ternyata juga dilakukan oleh banyak dokter spesialis. Benar-benar mengejutkan, para dokter yang seharusnya memberikan pengetahuan yang benar pada masyarakat umum,ternyata memiliki pengetahuan yang tidak benar.
Pencegahan kanker hati harus dilakukan dengan cara yang benar.Tidak ada jalan lain  kecuali mendeteksi dan mengobatinya sedini mungkin,demikian kata dokter Hsu Chin Chuan. Tetapi ironisnya, ternyata dokter yang menangani kanker hati juga bisa memiliki pandangan yang salah, bahkan menyesatkan masyarakat, inilah penyebab terbesar kenapa kanker hati sulit untuk disembuhkan.
Penyebab utama kerusakan hati adalah :
1. Tidur terlalu malam dan bangun terlalu siang adalah  
     penyebab paling utama.
2. Tidak buang air di pagi hari.
3. Pola makan yang terlalu berlebihan.
4. Tidak makan pagi.
5. Terlalu banyak mengkonsumsi obat-obatan.
6. Terlalu banyak mengkonsumsi bahan pengawet, zat 
     tambahan, zat pewarna,Pemanis buatan.
7. Minyak goreng yang tidak sehat. ! Sedapat mungkin kurangi penggunaan minyak goreng saat menggoreng makanan hal ini juga berlaku meski menggunakan minyak goreng terbaik sekalipun seperti olive oil. Jangan mengkonsumsi makanan yang digoreng bila kita dalam kondisi penat,kecuali dalam kondisi tubuh yang fit.
8. Mengkonsumsi masakan mentah (sangat matang) juga menambah beban hati . Sayur mayur dimakan mentah atau dimasak matang 3/ 5 bagian. Sayur yang digoreng harus dimakan habis saat itu juga, jangan disimpan.
Kita harus melakukan pencegahan de! ngan tanpa mengeluarkan biaya tambahan.Cukup atur gaya hidup dan pola makanan sehari-hari. Perawatan dari pola makan dan kondisi waktu sangat diperlukan agar tubuh kita dapat melakukan penyerapan dan pembuangan zat-zat yang tidak berguna sesuai dengan jadwalnya.
Sebab:
*. Malam ha! ri pk 9 – 11 : adalah pembuangan zat- zat tidak berguna/beracun(de-toxin) di bagian sistem antibodi (kelenjar getah bening). Selama durasi waktu ini seharusnya dilalui dengan suasana tenang atau mendengarkan musik. Bila saat itu seorang ibu rumah tangga masih dalam kondisi yang tidak santai seperti misalnya mencuci piring atau mengawasi anak belajar, hal ini dapat berdampak negatif bagi kesehatan.
*. Malam hari pk 11 – dini hari pk 1 : saat proses de-toxin di bagian hati,harus berlangsung dalam kondisi tidur pulas.
*. Dini hari pk 1 – 3 : proses de-toxin di bagian empedu, juga berlangsung dalam kondisi tidur. *. Dini hari pk 3 – 5 : de-toxin di bagian paru-paru. Sebab itu akan terjadi batuk yang hebat bagi penderita batuk selama durasi waktu ini.Karena proses pembersihan (de-toxin) telah mencapai saluran pernafasan, maka tak perlu min um obat batuk agar supaya tidak merintangi proses pembuangan kotoran.
*. Pagi pk 5 – 7 : de-toxin di bagian usus besar, harus buang air di kamar kecil. *. Pagi pk 7 – 9 : waktu penyerapan gizi makanan bagi usus kecil,harus makan pagi. Bagi orang yang sakit sebaiknya makan lebih pagi yaitu sebelum pk 6:30. Makan pagi sebelum pk 7:30 sangat baik bagi mereka yang ingin menjaga kesehatannya. Bagi mereka yang tidak makan pagi harap merubah kebiasaannya ini, bahkan masih lebih baik terlambat makan pagi hingga pk 9-10 daripada tidak makan sama sekali.
Tidur terlalu malam dan bangun terlalu siang akan mengacaukan proses pembuangan zat-zat tidak berguna.Selain itu,dari tengah malam hingga pukul 4 dini hari adalah waktu bagi sumsum tulang belakang untuk memproduksi darah. Sebab itulah, tidurlah yang nyenyak dan jangan begadang!!!!
Lihat Selengkapnya »»  

Tips Mengatasi Anak Yang Malas Belajar

Beberap hari lalu saya sempat berdiskusi dengan teman sekos saya, mulanya beliau bercerita tentang adik laki-lakinya yang malas untuk belajar padahal sebentar lagi dia akan menghadapi ujian akhir kelulusan SD. Sebuat saja namanya “Ardi”, Ardi ini termasuk anak yang belum bisa belajar dengan baik atau masih malas-malasan, kalaupun dia belajar itu hanya untuk menghindari omelan kakak dan ibunyan yang selalu menyuruhnya untuk belajar, dan bisa ditebak selama dia di ruang belajar yang dilakukan pun hanya pura-pura belajar atau belajar asal-asalan, sekolah pun hanya sekedar sebagai rutinitas seharian yang hanya berlalu begitu saja, sekedar menuruti perintah orang tua.
 
Apa yang terjadi pada Ardi sebenarnya juga banyak dialami anak-anak usia sekolah di masyarakat kita. Tak terhitung lagi berapa banyak orang tua yang mengeluh dan kecewa dengan nilai anaknya yang jeblok (jelek) karena anaknya malas belajar, dan sebaliknya tidak jarang juga kita menemukan anak yang ngambek atau menagis gara-gara selalu disuruh belajar. Ada orang tau yang memarahi anaknya, mengancam si anak untuk tidak akan membelikan ini dan itu kalau si anak tidak belajar, membanding-bandingkan anaknya dengan anak lain, atau bahkan ada orang tua yang mengunakan cara kekerasan (menjewer, menyentil, mencubit, atau memukul). Jelas semua ini akan sangat berpengaruh pada fisik maupun psikis siswa.

Lalu sebenarnya bagaimanakah cara untuk mengatasi anak yang malas belajar? Masih perlukan kita dengarkan keluhan-keluahn orang tua tentang anaknya yang malas belajar? Haruskah anak itu ngambek atau menagis gara-gara dimarahin orang tuanya dan disuruh-suruh untuk belajar?
Untuk mengatasi permasalahan tersebut ada baiknya kalau terlebih dahulu kita mencari penyebab dari prikalu malas belajar, kemudian baru mencari solusi guna mengatasinya. Betul Bu/Pak….? :D 

Malas belajar pada anak secara psikologis merupakan wujud dari melemahnya kondisi mental, intelektual, fisik, dan psikis anak. Malas belajar timbul dari beberapa faktor, untuk lebih mudahnya terbagi menjadi dua faktor besar, yaitu: 1) faktor intrinsik ( dari dalam diri anak), dan 2) Faktor ekstrinsik (faktor dari luar anak).

1. Dari Dalam Diri Anak (Intrinsik)
Rasa malas untuk belajar yang timbul dari dalam diri anak dapat disebabkan karena kurang atau tidak adanya motivasi diri. Motivasi ini kemungkinan belum tumbuh dikarenakan anak belum mengetahui manfaat dari belajar atau belum ada sesuatu yang ingin dicapainya. Selain itu kelelahan dalam beraktivitas dapat berakibat menurunnya kekuatan fisik dan melemahnya kondisi psikis. Sebagai contoh, terlalu lama bermain, terlalu banyak mengikuti les ini dan les itu, terlalu banyak mengikuti ekstrakulikuler ini dan itu, atau membantu pekerjaan orangtua di rumah, merupakan faktor penyebab menurunnya kekuatan fisik pada anak. Contoh lainnya, terlalu lama menangis, marah-marah (ngambek) juga akan berpengaruh pada kondisi psikologis anak.

2. Dari Luar Anak (Ekstrinsik)
Faktor dari luar anak yang tidak kalah besar pengaruhnya terhadap kondisi anak untuk menjadi malas belajar. Hal ini terjadi karena:

a. Sikap Orang Tua
Sikap orang tua yang tidak memberikan perhatian dalam belajar atau sebaliknya terlalu berlebihan perhatiannya, bisa menyebabkan anak malas belajar. Tidak cukup di situ, banyak orang tua di masyarakat kita yang menuntut anak untuk belajar hanya demi angka (nilai) dan bukan mengajarkan kepada anak akan kesadaran dan tanggung jawab anak untuk belajar selaku pelajar. Akibat dari tuntutan tersebut tidak sedikit anak yang stress dan sering marah-marah (ngambek) sehingga nilai yang berhasil ia peroleh kurang memuaskan. Parahnya lagi, tidak jarang orang tua yang marah-marah dan mencela anaknya bilamana anak mendapat nilai yang kuang memuaskan. Menurut para pakar psikologi, sebenarnya anak usia Sekolah Dasar janga terlalu diorentasikan pada nilai (hasil belajar), tetapi bagaimana membiasakan diri untuk belajar, berlatih tanggung jawab, dan berlatih dalam suatu aturan.

b. Sikap Guru
Guru selaku tokoh teladan atau figur yang sering berinteraksi dengan anak dan dibanggakan oleh mereka, tapi tidak jarang sikap guru di sekolah juga menjadi objek keluhan siswanya. Ada banyak macam penyebabnya, mulai dari ketidaksiapan guru dalam mengajar, tidak menguasai bidang pelajaran yang akan diajarkan, atau karena terlalu banyak memberikan tugas-tugas dan pekerjaan rumah. Selain itu, sikap sering terlambat masuk kelas di saat mengajar, bercanda dengan siswa-siswa tertentu saja atau membawa masalah rumah tangga ke sekolah, membuat suasana belajar semakin tidak nyaman, tegang dan menakutkan bagi siswa tertentu.

c. Sikap Teman
Ketikan seorang anak berinteraksi dengan teman-temannya di sekolah, tentunya secara langsung anak bisa memperhatikan satu sama lainnya, sikap, perlengkapan sekolah, pakaian dan asesoris-asesoris lainnya. Tapi sayangnya tidak semua teman di sekolah memiliki sikap atau perilaku yang baik dengan teman-teman lainnya. Seorang teman yang berlebihan dalam perlengkapan busana sekolah atau perlengkapan belajar, seperti sepatu yang bermerk yang tidak terjangkau oleh teman-teman lainnya, termasuk tas sekolah dan alat tulis atau sepeda dan mainan lainnya, secara tidak langsung dapat membuat iri teman-teman yang kurang mampu. Pada akhirnya ada anak yang menuntut kepada orang tuanya untuk minta dibelikan perlengkapan sekolah yang serupa dengan temannya. Bilamana tidak dituruti maka dengan cara malas belajarlah sebagai upaya untuk dikabulkan permohonannya.

d. Suasana Belajar di Rumah
Bukan suatu jaminan rumah mewah dan megah membuat anak menjadi rajin belajar, tidak pula rumah yang sangat sederhana menjadi faktor mutlak anak malas belajar. Rumah yang tidak dapat menciptakan suasana belajar yang baik adalah rumah yang selalu penuh dengan kegaduhan, keadaan rumah yang berantakan ataupun kondisi udara yang pengap. Selain itu tersedianya fasilitas-fasilitas permainan yang berlebihan di rumah juga dapat mengganggu minat belajar anak. Mulai dari radio tape yang menggunakan kaset, CD, VCD, atau komputer yang diprogram untuk sebuah permainan (games), seperti Game Boy, Game Watch maupun Play Stations. Kondisi seperti ini berpotensi besar untuk tidak terciptanya suasana belajar yang baik.

e. Sarana Belajar
Sarana belajar merupakan media mutlak yang dapat mendukung minat belajar, kekurangan ataupun ketiadaan sarana untuk belajar secara langsung telah menciptakan kondisi anak untuk malas belajar. Kendala belajar biasanya muncul karena tidak tersedianya ruang belajar khusus, meja belajar, buku-buku penunjang (pustaka mini), dan penerangan yang bagus. Selain itu, tidak tersediannya buku-buku pelajaran, buku tulis, dan alat-alat tulis lainnya, merupakan bagian lain yang cenderung menjadi hambatan otomatis anak akan kehilangan minat belajar yang optimal.
Enam langkan untuk mengatasi mals belajar pada anak dan membantu orangtua dalam membimbing dan mendampingi anak yang bermasalah dalam belajar antara lain:

1. Mencari Informasi
Orangtua sebaiknya bertanya langsung kepada anak guna memperoleh informasi yang tepat mengenai dirinya. Carilah situasi dan kondisi yang tepat untuk dapat berkomunikasi secara terbuka dengannya. Setelah itu ajaklah anak untuk mengungkapkan penyebab ia malas belajar. Pergunakan setiap suasana yang santai seperti saat membantu ibu di dapur, berjalan-jalan atau sambil bermain, tidak harus formal yang membuat anak tidak bisa membuka permasalahan dirinya.

2. Membuat Kesepakatan bersama antara orang tua dan anak.
Kesepakatan dibuat untuk menciptakan keadaan dan tanggung jawab serta memotivasi anak dalam belajar bukan memaksakan kehendak orang tua. Kesepakatan dibuat mulai dari bangun tidur hingga waktu hendak tidur, baik dalam hal rutinitas jam belajar, lama waktu belajar, jam belajar bilamana ada PR atau tidak, jam belajar di waktu libur sekolah, bagaimana bila hasil belajar baik atau buruk, hadiah atau sanksi apa yang harus diterima dan sebagainya. Kalaupun ada sanksi yang harus dibuat atau disepakati, biarlah anak yang menentukannya sebagai bukti tanggungjawabnya terhadap sesuatu yang akan disepakati bersama.

3. Menciptakan Disiplin.
Bukanlah suatu hal yang mudah untuk menciptakan kedisiplinan kepada anak jika tidak dimulai dari orang tua. Orang tua yang sudah terbiasa menampilkan kedisiplinan dalam kehidupan sehari-hari akan dengan mudah diikuti oleh anaknya. Orang tua dapat menciptakan disiplin dalam belajar yang dilaksanakan secara konsisten dan berkesinambungan. Latihan kedisiplinan bisa dimulai dari menyiapkan peralatan belajar, buku-buku pelajaran, mengingatkan tugas-tugas sekolah, menanyakan bahan pelajaran yang telah dipelajari, ataupun menanyakan kesulitan-kesulitan yang dihadapi dalam suatu pelajaran tertentu, terlepas dari ada atau tidaknya tugas sekolah.

4. Menegakkan Kedisiplinan.
Menegakkan kedisiplinan harus dilakukan bilamana anak mulai meninggalkan kesepakatan-kesepakatan yang telah disepakati. Bilamana anak melakukan pelanggaran sedapat mungkin hindari sanksi yang bersifat fisik (menjewer, menyentil, mencubit, atau memukul). Untuk mengalihkannya gunakanlah konsekuensi-konsekuensi logis yang dapat diterima oleh akal pikiran anak. Bila dapat melakukan aktivitas bersama di dalam satu ruangan saat anak belajar, orang tua dapat sambil membaca koran, majalah, atau aktivitas lain yang tidak mengganggu anak dalam ruang tersebut. Dengan demikian menegakkan disiplin pada anak tidak selalu dengan suruhan atau bentakan sementara orang tua melaksanakan aktifitas lain seperti menonton televisi atau sibuk di dapur.

5. Ketegasan Sikap
Ketegasan sikap dilakukan dengan cara orang tua tidak lagi memberikan toleransi kepada anak atas pelanggaran-pelanggaran yang dilakukannya secara berulang-ulang. Ketegasan sikap ini dikenakan saat anak mulai benar-benar menolak dan membantah dengan alasan yang dibuat-buat. Bahkan dengan sengaja anak berlaku ’tidak jujur’ melakukan aktivitas-aktivitas lain secara sengaja sampai melewati jam belajar. Ketegasan sikap yang diperlukan adalah dengan memberikan sanksi yang telah disepakati dan siap menerima konsekuensi atas pelanggaran yang dilakukannya.

6. Menciptakan Suasana Belajar
Menciptakan suasana belajar yang baik dan nyaman merupakan tanggung jawab orangtua. Setidaknya orang tua memenuhi kebutuhan sarana belajar, memberikan perhatian dengan cara mengarahkan dan mendampingi anak saat belajar. Sebagai selingan orangtua dapat pula memberikan permainan-permainan yang mendidik agar suasana belajar tidak tegang dan tetap menarik perhatian.
Ternyata malas belajar yang dialami oleh anak banyak disebabkan oleh berbagai faktor. Oleh karena itu sebelum anak terlanjur mendapat nilai yang tidak memuaskan dan membuat malu orangtua, hendaknya orang tua segera menyelidiki dan memperhatikan minat belajar anak. Selain itu, menumbuhkan inisiatif belajar mandiri pada anak, menanamkan kesadaran serta tanggung jawab selaku pelajar pada anak merupakan hal lain yang bermanfaat jangka panjang. Jika enam langkah ini dapat diterapkan pada anak, maka sudah seharusnya tidak adalagi keluhan dari orang tua tentang anaknya yang malas belajar atau anak yang ngambek karena selalu dimarahi orang tuanya.

Sumber : http://forumstudimahasiswa.wordpress.com/2010/02/16/tips-mengatasi-anak-yang-malas-belajar-2/ 
Lihat Selengkapnya »»  

Cegah Resiko Kanker dengan Berjalan Kaki 30 Menit Sehari


cegah resiko kanker dengan berjalan kaki 30 menit sehariOlahraga apapun termasuk jalan kaki bagus untuk menjaga kebugaran tubuh, terutama jantung dan pernapasan. Manfaatnya kini tambah banyak, sebab penelitian membuktikan jalan kaki dapat mengurangi risiko kematian akibat kanker usus.

Penelitian tersebut dilakukan oleh Kathleen Wolin, seorang ilmuwan dari Washington University Amerika Serikat. Data yang digunakan dalam penelitian tersebut dikumpulkan dari 150.000 orang dalam rentang waktu antara tahun 1982-2005.

Analisis data menunjukkan, responden yang rutin berjalan kaki punya risiko lebih rendah untuk mengalami kanker kolon (usus besar). Risikonya paling rendah jika kebiasaan tersebut dilakukan secara rutin paling tidak selama 10 tahun.

Tidak perlu jauh-jauh berjalan kaki karena penelitian itu membuktikan efeknya terhadap risiko kanker tidak dipengaruhi jarak, melainkan lebih pada durasinya. Kathleen menganjurkan, seseorang cukup berjalan kaki minimal 30 menit sehari untuk mendapatkan efek yang diharapkan.

Selain untuk mengurangi risiko kanker, berjalan kaki secara rutin diketahui banyak memberikan manfaat bagi kesehatan. Penelitian di University of Pittsburgh membuktikan jalan kaki 10 km/pekan dapat menunda kepikunan (dementia) hingga 5 tahun lebih lama dibanding yang tidak pernah jalan kaki.

Jalan kaki juga baik untuk mengurangi risiko terkena diabetes tipe-2, yang dipicu oleh gaya hidup dan proses penuaan. Sebuah studi di Amerika membuktikan, 30 menit jalan kaki tiap hari dapat meningkatkan sensitivitas insulin dan kemampuan tubuh mengatur glukosa darah.
 
Sumber :  http://www.lienaaifen.com/kesehatan/cegah-resiko-kanker-dengan-berjalan-30-menit-sehari/
Lihat Selengkapnya »»  

Rabu, 11 April 2012

Humor

Azan Magrib

Kejadian ini terjadi di saat bulan Puasa. Seorang pendengar terlibat percakapan via telepon dengan sang penyiar sekitar jam 4 sore:

Pendengar : "Hallo radio ABCD?"

Penyiar : "Betul, dengan siapa?"

Pendengar : "Dengan Beno.. Boleh request gak?"

Penyiar : "Boleh... Beno mau request apa?"

Pendengar : "Tolong puterin Adzan Magrib dong!!"

Penyiar : "!!!!????"

Ngga Puasa

Dua orang yang sedang berpuasa terlihat sedang duduk-duduk di siang hari asyik mengobrol sambil tertawa-tawa. Tiba-tiba di depan mereka lewat seorang pemuda yang sedang merokok.

Hei, Mas, tegur salah seorang dari yang duduk tadi. Ngga puasa, ya ?
Si pemuda menoleh dan bertanya, Tau dari mana?
"Lho, kan situ ngerokok", sahut si pemuda.
Kalau begitu Mas berdua ngga puasa juga, dong?
Lho, kami berdua ini puasa. Jawab orang yang duduk-duduk berbarengan.
Tapi, kok ngomongin orang? kata si pemuda berlalu.

Nama Murid

Guru: "Yang tidak masuk hari ini siapa saja ya?"
Murid: "Nihil, bu."
Guru: "Nihil itu siapa sih? Laki apa perempuan?"

Sumber : http://gudangcanda.blogspot.com/search?updated-min=2011-01-01T00:00:00%2B07:00&updated-max=2012-01-01T00:00:00%2B07:00&max-results=50
Lihat Selengkapnya »»