Disinyalir ada segelintir pedagang gorengan nakal yang menggunakan
bahan kimia dicampur minyak goreng dengan jumlah yang tak bisa
dipertanggungjawabkan. Plastik yang biasanya digunakan untuk membungkus,
dicampurkan sang pedagang ke dalam minyak gorengannya. Plastik bening
yang biasanya merupakan pembungkus minyak goreng ikut dimasukkan ke
dalam wajan bersama dengan bahan utama gorengan, semua dipanaskan
bersama-sama hingga plastik leleh dan bahan gorengan mentah digoreng.
Hasilnya, gorengan menjadi renyah, tahan lama, dan gurih. Pedagang yang menggoreng dengan resep ini mengaku mendapat konsumen lebih banyak sejak menerapkan teknik ini. Gorengan bisa jadi lebih laku keras karena renyah dan gurih.
Secara umum plastik dibagi menjadi dua jenis termoset dan termoplastik. Termoset bila dipanaskan akan terjadi perubahan kimia dan molekul-molekulnya tidak dapat dibentuk kembali, sehingga tidak bisa didaur ulang. Sedangkan termoplastik dapat dipanaskan dan dibentuk, berulang-ulang atau dengan kata lain dapat didaur ulang. Plastik kresek, kemasan plastik berbahan polivinil klorida (PVC) dan kemasan makanan ‘styrofoam’ berisiko melepaskan bahan kimia yang bisa membahayakan kesehatan. Monomer styrene yang tidak ikut bereaksi dapat terlepas bila berkontak dengan minyak panas atau makanan yang berminyak / berlemak / mengandung alkohol dalam keadaan panas. Meskipun bila residunya kecil tidak menimbulkan bahaya, jika ditimbun terus-menerus, senyawa tersebut dapat memicu berbagai penyakit. Seperti yang dikatakan peneliti dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, dr. Ani Retno, gorengan berplastik yang dikonsumsi dalam waktu lama sangat berpotensi menyebabkan kanker karena mengandung zat karsiogenik.
Gorengan yang dimasak dengan minyak goreng hasil pengulangan dalam suhu tinggi dan jangka waktu lama (deep frying) memberikan kontribusi tertinggi terhadap asupan asam lemak trans. Asam lemak jenis ini menjadi salah satu penyebab meningkatnya penyakit akibat penyumbatan pembuluh darah, salah satunya adalah penyakit jantung koroner atau dapat juga menyebabkan kelumpuhan karena rusaknya jaringan saraf dan kandungan yang paling berbahaya pada plastik tersebut, yaitu Bisphenol A (BPA), yang mampu merangsang pertumbuhan sel kanker atau memperbesar risiko keguguran kandungan.
Hasilnya, gorengan menjadi renyah, tahan lama, dan gurih. Pedagang yang menggoreng dengan resep ini mengaku mendapat konsumen lebih banyak sejak menerapkan teknik ini. Gorengan bisa jadi lebih laku keras karena renyah dan gurih.
Secara umum plastik dibagi menjadi dua jenis termoset dan termoplastik. Termoset bila dipanaskan akan terjadi perubahan kimia dan molekul-molekulnya tidak dapat dibentuk kembali, sehingga tidak bisa didaur ulang. Sedangkan termoplastik dapat dipanaskan dan dibentuk, berulang-ulang atau dengan kata lain dapat didaur ulang. Plastik kresek, kemasan plastik berbahan polivinil klorida (PVC) dan kemasan makanan ‘styrofoam’ berisiko melepaskan bahan kimia yang bisa membahayakan kesehatan. Monomer styrene yang tidak ikut bereaksi dapat terlepas bila berkontak dengan minyak panas atau makanan yang berminyak / berlemak / mengandung alkohol dalam keadaan panas. Meskipun bila residunya kecil tidak menimbulkan bahaya, jika ditimbun terus-menerus, senyawa tersebut dapat memicu berbagai penyakit. Seperti yang dikatakan peneliti dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, dr. Ani Retno, gorengan berplastik yang dikonsumsi dalam waktu lama sangat berpotensi menyebabkan kanker karena mengandung zat karsiogenik.
Gorengan yang dimasak dengan minyak goreng hasil pengulangan dalam suhu tinggi dan jangka waktu lama (deep frying) memberikan kontribusi tertinggi terhadap asupan asam lemak trans. Asam lemak jenis ini menjadi salah satu penyebab meningkatnya penyakit akibat penyumbatan pembuluh darah, salah satunya adalah penyakit jantung koroner atau dapat juga menyebabkan kelumpuhan karena rusaknya jaringan saraf dan kandungan yang paling berbahaya pada plastik tersebut, yaitu Bisphenol A (BPA), yang mampu merangsang pertumbuhan sel kanker atau memperbesar risiko keguguran kandungan.