Tradisi makan bersama anggota keluarga saat ini sudah makin jarang
dilakukan karena terbatasnya waktu berkumpul. Padahal, banyak hal
positif yang bisa Anda dapat dengan meluangkan waktu makan bersama
keluarga. Berikut ini adalah 8 alasan mengapa kegiatan ini perlu
diupayakan setiap hari:
1. Anak-anak bisa belajar mencintai sayur. Sebuah survei tahun 2000
menunjukkan bahwa anak usia 9-14 tahun yang terbiasa makan malam dengan
keluarga lebih sering mengonsumsi buah dan sayuran ketimbang minum soda
dan makan-makanan yang digoreng. “Makan malam keluarga juga memungkinkan
orangtua dan anak menjalin komunikasi terkait gizi dan pemilihan
makanan sehat,” kata Matthew W Gillman, MD, pemimpin peneliti survei dan
Direktur Program Pencegahan Obesitas dari Harvard Medical School.
2. Memperkenalkan makanan baru. Makan malam keluarga adalah
kesempatan yang tepat bagi orangtua untuk memperkenalkan kepada anak
mereka berbagai macam makanan dan memperluas selera makan anak.
Dalam sebuah studi 2003 di European Journal of Clinical Nutrition,
anak-anak ditawarkan beberapa potongan paprika merah manis dan peneliti
menilai seberapa banyak mereka menyukainya. Hal itu dilakukan selama
delapan hari. Setelah itu, mereka kembali diundang untuk memakan
sebanyak-banyaknya paprika yang mereka inginkan. Hasilnya, pada akhir
percobaan, tingkat konsumsi paprika jauh lebih tinggi dan lebih banyak.
“Anda dapat mengajarkan anak-anak untuk menikmati makanan baru, bahkan jika mereka tidak suka pada awalnya,” kata peneliti.
3. Mengontrol porsi makan. Penelitian menunjukkan, warga Amerika
menghabiskan lebih dari 40 persen anggaran makan mereka untuk melahap
makanan di luar rumah. Padahal, makanan di luar rumah mempunyai tingkat
kalori dan porsi yang jauh lebih besar. Hidangan restoran rata-rata
memiliki kalori 60 persen lebih banyak ketimbang makanan buatan sendiri.
Studi menunjukkan, ketika individu diberikan lebih banyak makanan, ia
akan makan lebih banyak sehingga memungkinkan mengarah pada bertambahnya
ukuran lingkar pinggang.
4. Makanan sehat berarti anak sehat. Riset menunjukkan, anak-anak
yang makan bersama keluarga cenderung terhindar dari berbagai masalah,
seperti depresi, bunuh diri, dan gangguan makan. Mereka juga lebih
mungkin untuk tidak melakukan hubungan seks bebas. Ketika seorang anak
merasa sedih atau tertekan, makan malam bersama keluarga dapat menjadi
solusinya. “Hal ini terutama berlaku untuk anak dengan gangguan makan,”
kata Dianne Neumark-Sztainer, PhD, seorang profesor di University of
Minnesota of Public Health.
5. Makan malam bersama membantu anak-anak “mengatakan tidak”. Makan
malam keluarga setidaknya lima kali seminggu secara drastis menurunkan
keinginan anak untuk merokok, minum alkohol, dan obat-obatan. Remaja
yang kurang dari tiga kali mendapatkan makan malam bersama keluarga
selama seminggu 3,5 kali lebih mungkin untuk menyalahgunakan
obat-obatan, 3 kali lebih mungkin menggunakan ganja, lebih dari 2,5 kali
menjadi perokok, dan 1,5 kali lebih mungkin menjadi pencandu alkohol.
Demikian menurut laporan CASA.
6. Makanan sehat, hasil ujian baik. Para remaja yang makan bersama
keluarga kurang dari 3 kali dalam seminggu, menurut laporan CASA, 20
persen lebih mungkin mendapatkan nilai C. Makan malam keluarga akan
memberi kesempatan kepada anak-anak untuk melakukan percakapan dengan
orang yang lebih dewasa. Makan malam keluarga secara tidak langsung juga
dapat menambah perbendaharaan kosakata anak.
7. Menjadi pereda stres. Percaya atau tidak, jika Anda mempunyai
pekerjaan yang berat, maka mencari waktu untuk makan malam bersama
keluarga bisa membuat stres Anda berkurang. Pada tahun 2008, para
peneliti di Brigham Young University melakukan studi terhadap pekerja
dan menemukan bukti bahwa makan bersama keluarga dapat membantu
mengurangi ketegangan akibat stres pekerjaan di kantor.
8. Lebih irit. Makan malam bersama keluarga selain meningkatkan
komunikasi antara orangtua dan anak, tanpa disadari juga mengarahkan
Anda untuk berhemat. Bayangkan berapa banyak uang yang harus Anda
habiskan jika jajan di luar setiap harinya.
Dengan makan bersama, akan terbangun
kebersamaan. Dan kesempatan itu dapat digunakan menjadi ajang anggota
keluarga untuk berbagi pengalaman. “Jika dilakukan konsisten selama masa
perkembangan, akan menjadi penyedia perawatan kesehatan dan pendidikan
bagi remaja,” papar temuan yang dipublikasikan di Journal of Nutrition
Education and Behavior itu.
Para peneliti mengkaji data dari Project EAT, sebuah studi yang
meneliti faktor sosial-ekonomi, pribadi, dan perilaku yang memengaruhi
kebiasaan makan dari sekitar 400 anak. Semua anak yang menjadi
responden, diminta menjawab semua pertanyaan ketika mereka berusia 12
sampai 13 tahun, dan selama lima tahun kemudian.
Ditemukan, selama masa 10 tahun pertama, 60 persen anak secara rutin
makan bersama keluarga mereka, sedangkan 30 persen melakukannya selama
masa remaja saja.
Selain itu, anak yang makan lima kali atau lebih setiap pekan bersama
keluarganya, baik saat awal maupun pertengahan masa remajanya,
cenderung menyantap makanan yang lebih sehat bersayur mayur dan kaya
kalsium, serat, dan mineral lima tahun kemudian.