Kamis, 15 November 2012

Tips Cerdas Membaca Label Obat


'obat' photo (c) 2010, inazakira - license: http://creativecommons.org/licenses/by-sa/2.0/Obat adalah setiap agen kimia yang digunakan untuk menyembuhkan, meringankan atau mencegah penyakit. Untuk memproduksi dan memasarkan sebuah obat baru, ada prosedur yang komprehensif untuk menguji efek penyembuhan dan efek sampingnya. Di rak-rak supermarket, banyak produk yang terlihat seperti obat, tetapi secara hukum diklasifikasikan sebagai makanan suplemen. Produk tersebut termasuk vitamin, mineral dan herba yang menawarkan manfaat kesehatan. Produk-produk ini tidak memerlukan persyaratan perizinan seketat obat-obatan. Kecuali untuk obat berbasis herbal yang dikenal sebagai fitofarmaka, efektivitas produk-produk tersebut tidak diselidiki secara sistematis.
Obat hadir dalam berbagai bentuk sediaan seperti suntikan, tablet, kapsul, serbuk (puyer), koyo, semprotan, salep, tetes dan supositoria. Mana yang terbaik tergantung pada di mana atau seberapa cepat bahan aktif akan dilepaskan atau kepada siapa obat diberikan (misalnya orang dewasa, anak). Pada setiap kemasan obat, terdapat label yang berisi informasi identitas dan petunjuk pemakaiannya. Membaca dengan cermat dan memahami informasi tersebut akan memaksimalkan potensi manfaat obat dan mencegah timbulnya efek samping yang tidak diinginkan.

1. Nama obat

Obat dipasarkan dalam dua jenis: obat generik dan obat merek. Obat generik adalah obat yang memiliki nama sama dengan bahan aktifnya. Obat merek adalah obat yang memiliki nama pasar sesuai yang diperkenalkan oleh produsennya. Pada label obat merek, biasanya tercantum dua nama: nama merek dan nama generiknya (bahan aktifnya). Nama merek terdapat pada bagian atas label, yang biasanya lebih dikenal masyarakat. Bahan aktif, yang terletak di bawah nama merek, adalah nama sebenarnya dari obat itu. Misalnya, nama mereknya adalah Panadol, bahan aktifnya adalah paracetamol. Merek lain paracetamol yang diproduksi oleh perusahaan yang berbeda termasuk Sanmol, Pamol, Dapyrin, Grafadon, Hufagesic dan Bodrex.

2. Indikasi

Indikasi adalah kondisi yang membuat penggunaan obat tertentu dianjurkan. Indikasi untuk paracetamol, misalnya, adalah nyeri dan demam ringan sampai moderat. Satu obat mungkin memiliki lebih dari satu indikasi, yang berarti bisa digunakan untuk beberapa penyakit atau kondisi. Setiap indikasi yang dicantumkan dalam label obat harus mendapatkan persetujuan dari BPOM. Produsen tidak diperbolehkan untuk memasarkan obat untuk indikasi yang belum disetujui oleh BPOM. Jangan menggunakan obat untuk sesuatu yang tidak diindikasikan, karena mungkin justru berbahaya bagi Anda.

3. Dosis

Obat-obatan tersedia dalam dosis (kekuatan) yang berbeda. Label obat akan memberitahu Anda berapa dosis yang tersedia. Paracetamol, misalnya, tersedia dalam dosis 100 mg (sirup), 250 mg, 500 mg, 650 mg dan 1000 mg. Mengetahui dosis obat adalah hal yang penting. Beberapa obat menggunakan nama “forte” untuk menunjukkan dosis yang lebih kuat.
Obat mungkin harus Anda ambil secara teratur pada interval tertentu, sehingga dosis obat dalam tubuh tetap merata sepanjang periode pengobatan. Kemampuan tubuh kita dalam merespon obat-obatan juga menurun oleh usia. Karena itu, dosis obat mungkin harus dikurangi ketika Anda mulai menua, untuk meminimalkan kemungkinan efek samping.

4. Instruksi dan peringatan

Instruksi memberitahu Anda kapan dan berapa banyak obat harus diambil. Label obat mungkin juga memberi petunjuk tambahan untuk obat tertentu. Sebagai contoh, Anda mungkin diinstruksikan untuk membuang obat satu bulan setelah dibuka (tetes mata) atau meneruskan pengobatan sampai semua tablet habis (antibiotik).

5. Efek samping

Obat tidak sepenuhnya aman. Sebagian besar obat memiliki efek samping yang tidak diinginkan. Efek samping yang paling serius tidak berhenti setelah pengobatan dihentikan, namun hal itu jarang terjadi.
Efek samping tidak selalu terjadi karena setiap orang bereaksi berbeda terhadap obat. Setiap orang memiliki sistem dan metabolisme tubuh yang sedikit unik, sehingga tubuh Anda tidak selalu merespon obat-obatan dengan cara yang sama dengan orang lain. Kadang-kadang, obat yang manjur untuk kebanyakan orang tidak bermanfaat untuk Anda. Demikian pula, Anda mungkin mengalami efek samping yang tidak dialami kebanyakan orang lain. Akibatnya, Anda mungkin harus mencoba lebih dari satu obat sebelum menemukan yang cocok untuk Anda.
Ketika memulai obat baru, tanyakan kepada dokter apa efek sampingnya yang harus Anda waspadai. Kemudian, pantau respon tubuh terhadap obat itu dalam dua minggu pertama. Jika Anda mengalami efek samping, beritahu dokter Anda. Konsultasikan dengannya apakah efek samping tersebut serius dan apakah perlu obat alternatif. Obat harus dipilih agar manfaatnya lebih besar daripada mudaratnya.
Anda dapat menghindari atau mengelola beberapa efek samping dengan perencanaan ke depan. Misalnya, mengambil obat tertentu sesudah makan dapat mengurangi gangguan perut.

6. Mengemudi kendaraan dan mengoperasikan mesin

Obat dapat memengaruhi kemampuan Anda untuk mengemudi atau mengoperasikan mesin. Obat tersebut biasanya adalah jenis obat penenang atau obat penghilang rasa sakit yang kuat. Sesuai saran di atas, Anda harus berhati-hati dengan obat yang efeknya belum terbiasa. Pada beberapa kasus, Anda mungkin perlu pembiasaan dengan efek obat sebelum aman untuk mengemudi kendaraan atau mengoperasikan mesin lagi.

7. Kontraindikasi

Kontraindikasi adalah keadaan di mana Anda tidak disarankan menggunakan obat tertentu. Kehamilan atau penyakit tertentu dapat mengecualikan penerapan obat.

8. Interaksi

Interaksi obat dengan obat lain, makanan, suplemen dan herba tertentu dapat memengaruhi efeknya. Interaksi bisa menyebabkan efek obat terlalu kuat (overdosis) atau terlalu lemah. Untuk informasi lebih lanjut mengenai interaksi obat, silakan membaca: Waspadai interaksi obat dan makanan.

9. Informasi lain dalam kemasan

Label obat juga akan memberitahu Anda nama perusahaan yang memproduksinya, nomor batch dan tanggal kadaluwarsa. Rincian ini penting untuk memastikan bahwa obat tidak kadaluwarsa dan nomor batch dapat menjadi referensi bila terjadi kesalahan produksi atau hal lain yang membuat obat dengan nomor batch tertentu harus ditarik dari peredaran.
Lihat Selengkapnya »»  

10 Mitos Mengenai DIABETES


Diabetes adalah salah satu penyakit utama. Diperkirakan lebih dari 15 juta orang di Indonesia menderita penyakit ini, menjadikan Indonesia negara keempat di dunia dalam jumlah penderita diabetes. Oleh karena itu, sangat penting bagi Anda untuk memahaminya dengan benar. Banyak informasi mengenai diabetes yang tidak benar atau akurat. Sebagian informasi menyesatkan itu bahkan telah menjadi semacam mitos yang beredar di masyarakat. Berikut adalah 10 di antaranya:
 'Syringe' photo (c) 2008, Andres Rueda - license: http://creativecommons.org/licenses/by/2.0/

Mitos #1: Diabetes bukan penyakit serius

Diabetes adalah salah satu penyebab kematian utama. Dua dari tiga penderita diabetes meninggal dunia karena penyakit jantung atau stroke.


Mitos #2: Gula darah sedikit di atas normal tidak berbahaya

Peningkatan kadar glukosa darah terus-menerus dapat menyebabkan kerusakan berbagai organ, bahkan meskipun kenaikannya hanya sedikit. Kelebihan gula dalam darah dapat merusak pembuluh darah dan menyebabkan aterosklerosis, sehingga meningkatkan risiko serangan jantung dan stroke.


Mitos #3: Diabetes hanya terjadi pada orang dewasa

Hal ini hanya berlaku untuk diabetes tipe 2, yang pernah disebut “diabetes onset dewasa” karena umumnya dijumpai pada orang dewasa. Tapi kini semakin banyak anak dan remaja yang didiagnosis menderita diabetes tipe 2, terutama pada mereka yang kelebihan berat badan. Diabetes tipe 1 bahkan dimulai pada masa anak-anak, sehingga disebut “diabetes onset anak-anak”.


Mitos #4: Diabetes disebabkan oleh makanan/minuman yang manis

Diabetes tipe 1 disebabkan oleh faktor genetik dan tidak diketahui pemicunya, diabetes tipe 2 disebabkan oleh faktor genetik dan gaya hidup. Diabetes tipe 1 disebabkan oleh kerusakan sel-sel di pankreas yang memproduksi insulin, yang tidak berhubungan dengan konsumsi gula. Diet tinggi kalori, baik dari gula atau dari lemak, dapat meningkatkan berat badan yang pada akhirnya meningkatkan risiko diabetes tipe 2.


Mitos #5: Semua penderita diabetes memiliki kelebihan berat badan

Kebanyakan penderita diabetes tipe 2 memang memiliki kelebihan berat badan, tetapi tidak semuanya. Faktor-faktor lain seperti riwayat keluarga, usia dan kebiasaan hidup juga berperan. Sayangnya, banyak orang yang mengabaikan faktor-faktor risiko lain dan menyangka bahwa berat badan adalah satu-satunya faktor risiko. Banyak orang yang kelebihan berat badan tidak terkena diabetes dan banyak pula penderita diabetes yang memiliki berat badan normal. (Untuk mengetahui risiko Anda terkena diabetes, silakan melakukan penilaian sendiri dengan mengisi kuesioner ini).


Mitos #6: Penderita diabetes tidak boleh mengonsumsi makanan/minuman yang manis

Jika dikonsumsi sebagai bagian dari rencana diet yang sehat, atau dikombinasikan dengan olahraga, makanan/minuman manis boleh dikonsumsi oleh penderita diabetes. Namun, meskipun bukan pantangan, penderita diabetes tetap perlu membatasi makanan/minuman yang manis. Karbohidrat dalam makanan/minuman manis dapat meningkatkan kadar glukosa darah dengan cepat. Untuk menjaga glukosa darah, makanan atau minuman yang manis sebaiknya dikonsumsi setelah makanan rendah karbohidrat.


Mitos #7: Penderita diabetes perlu mengonsumsi produk khusus

Penderita diabetes tidak perlu produk khusus seperti yang banyak diiklankan di media. Produk-produk semacam itu bahkan bisa merugikan bila dikonsumsi berlebihan karena Anda menganggapnya “aman”. Selain itu, produk khusus untuk penderita diabetes biasanya jauh lebih mahal daripada produk sejenis pada umumnya.


Mitos #8: Penderita diabetes harus mengikuti diet khusus

Tidak ada diet khusus untuk penderita diabetes. Pola makan seimbang yang diajurkan bagi semua orang juga dianjurkan untuk penderita diabetes. Diet dalam pola makan seimbang adalah yang terdiri dari karbohidrat kompleks seperti nasi, ubi, kentang dalam jumlah cukup, protein dalam jumlah sedang, lemak (terutama sedikit lemak jenuh dan lemak trans) dalam jumlah sedikit, garam dan gula moderat, buah-buahan dan sayuran.


Mitos #9: Suntikkan insulin harus didapatkan seumur hidup

Hal ini hanya berlaku untuk diabetes tipe 1. Penderita diabetes tipe 2 ketika baru didiagnosis biasanya dapat menjaga glukosa darah mereka pada tingkat yang sehat dengan obat-obatan. Namun seiring waktu, tubuh mereka secara bertahap menghasilkan lebih sedikit insulin, dan akhirnya obat-obatan mungkin tidak cukup untuk menjaga kadar glukosa darah yang normal. Suntikan insulin seringkali mereka perlukan untuk mengendalikan kadar glukosa darah ke tingkat yang sehat. Namun, biasanya tidak terus-menerus. Dengan pola makan yang baik dan peningkatan aktivitas fisik, status metabolik seringkali dapat ditingkatkan ke titik di mana insulin atau obat-obatan tidak diperlukan lagi untuk mengendalikan gula darah.


Mitos #10: Diabetes tidak dapat sembuh

Diabetes tipe 1 memang harus selalu mendapatkan insulin. Pada diabetes tipe 1, sel-sel pankreas yang memproduksi insulin dihancurkan oleh gangguan autoimun. Setelah hancur, sel-sel tidak akan pernah membuat insulin lagi. Penderita diabetes tipe 1 akan selalu memerlukan suntikan insulin (sampai obatnya ditemukan). Namun, berbeda dengan diabetes tipe 1, diabetes tipe 2 bisa disembuhkan. Suatu terapi yang konsisten, termasuk perubahan gaya hidup, dapat menstabilkan kadar gula darah sedemikian rupa sehingga selalu dalam kisaran normal. Diabetes kehamilan, jenis lain dari diabetes yang terjadi selama kehamilan, pada umumnya akan menghilang sendiri setelah melahirkan anak.
Lihat Selengkapnya »»  

Minggu, 11 November 2012

BEBERAPA MASALAH PENDIDIKAN SELAIN TAWURAN ::


BEBERAPA MASALAH PENDIDIKAN SELAIN TAWURAN :: 

1. Komunikasi
Budi! Di mana letak Jantung? | Gak tau Pak | Bodoh! Keluar!
*keluar sebentar dan masuk lagi* Pak, di luar juga gak ada Jantung | 3-|

2. Ngerjain PR
Kenapa telat? | Sayaa dicopet Bu | Terus kamu ga apa2? | Ga apa2 Bu | Apa yang hilang? | Buku PR Bu | >:O

3. Lupa pelajaran
Siapa yang ingat pelajaran minggu lalu? | *hening* | Budi? Kamu ingat? | Sudahlah Bu! Yang lalu biarlah berlalu | :/

4. Nyontek
Usro, jangan nyontek! | Gak Pak | Terus ngapain nengok2 ke Jojo? | Ini soal2nya kayaknya sama Pak. Jadi saya cuma mencocokkan jawaban! | >:O

5. Curang
Oke, siapa yang bisa jawab boleh pulang | *murid lempar tas ke jendela* | Siapa yang lempar tadi?! | Saya bu! Horee bisa pulang! | 3-|

6. Merokok
Jo, lu kok ngerokok mulu! | Emang kenapa? | Ga takut mati apa!? | Tenang, gw bawa korek! Kalo mati, gw nyalain lag! | X_X

7. Ajaran Ortu
Usro, setelah 7 berapa? | 8, 9, 10 Bu | Bagus! Siapa yg ajarin? | Bapak aku Bu | Terus, setelah 10 apa? | Jack, Queen, King Bu! | X_X

8. Dukungan keluarga
Usro, kalo UN ini kamu gagal lagi ga usah kenal sama Bapak!
*Setelah UN*
Usro, gimana UN kamu? | Maaf, bapak siapa ya? | >:O


Lihat Selengkapnya »»  

Sabtu, 10 November 2012

Reasons to Believe: COCA-COLA Indonesia



Lihat Selengkapnya »»  

Penyebab Batuk Berdahak Dan Pengobatannya























Batuk adalah reaksi refleks yang terjadi akibat stimulasi saraf-saraf di lapisan dalam saluran pernapasan.  Ini biasanya terjadi karena penyumbatan pada saluran pernafasan dengan menghirup partikel debu di udara atau ketika sepotong makanan turun ke bagian yang salah.  Dahak atau lendir adalah jelly tebal seperti cairan warna yang berbeda batuk dari tenggorokan. Namun, lendir merupakan bagian dari respons alami kekebalan tubuh kita yang membantu dalam menghilangkan penyerbu dari tubuh kita.  Ketika lendir dikeluarkan dari tubuh melalui batuk atau bersin, sering penyerbu juga akan dikeluarkan dengan itu.


Dalam dahak warna aslinya adalah putih.  Lendir atau kuning muncul selama tahap awal dari penyakit atau jika kondisi ringan, ketika tubuh mencoba untuk membersihkan penyerbu.  Lendir kuning terlihat pada kasus infeksi bakteri, infeksi saluran pernapasan bawah, sinusitis, dingin, atau flu.  Batuk berdahak hijau adalah tanda kondisi serius dalam banyak kasus, karena menunjuk pada pneumonia, tbc, dll. Tapi batuk berdahak dengan darah menunjukkan bahwa ada kemacetan parah di bagian pernapasan atau kerusakan kecil pada jaringan sinus dan rongga hidung, maka, pasien memerlukan perhatian medis segera.

Penyebab Batuk Lendir dan dahak 

Kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai penyebab adalah sebagai berikut: 
  • Umum dingin, sering menjadi penyebab batuk akut dahak di pagi hari dan dahak di tenggorokan.
  • Karena iritasi alergi, seperti, debu, bulu hewan peliharaan, asap kimia, dll.
  • Penyakit parah, seperti, pneumonia, asma, gagal jantung akut, atau emboli paru (bekuan di pembuluh darah paru-paru) dapat menyebabkan batuk dahak selama 3 minggu.
  • Merokok menyebabkan batuk dahak yang berwarna hijau berkarat coklat kuning bernoda darah atau berbau busuk.
  • Gastro-esophageal reflux atau bakteri atau virus infeksi di paru-paru, seperti, bronkitis akut, batuk rejan, batuk pada anak.

    Pengobatan untuk Batuk Lendir dan dahak
    Solusi alami untuk batuk lendir telah digunakan selama berabad-abad, beberapa di antaranya adalah sebagai berikut:
    • Menghirup uap dari bak air mendidih atau memilih mandi air panas (hangat) membantu dalam melonggarkan lendir di hidung tenggorokan.
    • Minum banyak air atau setidaknya tujuh atau delapan gelas air sehari-hari mengendur dahak.  Sejauh mungkin, yang terbaik untuk mengkonsumsi air panas/hangat untuk bantuan lebih cepat dari dahak.
    • Produk susu, daging atau gorengan menyebabkan peningkatan produksi lendir di dalam tubuh oleh karena itu harus dihindari.
    • Menggunakan humidifier atau vaporizer kabut dingin di malam hari terutama di musim dingin mengendurkan dahak di tenggorokan.  Menambahkan beberapa tetes minyak kayu putih untuk vaporizer juga membantu dalam mengurangi kongesti dada.
    • Berhenti merokok karena memperburuk kondisi pernapasan. 
    • Berkumur dengan air garam dengan atau tanpa kunyit akan membantu dalam menenangkan saluran udara serta tenggorokan. 

      Batuk berdahak juga dapat diobati dengan minum teh hijau lemon atau sup ayam karena membantu dalam pengencer lendir dan menghilangkan kemacetan pernapasan. 
      Lihat Selengkapnya »»  

      APA ITU PENYAKIT KARDIOVASKULER ?


      APA ITU PENYAKIT KARDIOVASKULER ?



      PENYAKIT KARDIOVASKULER : SISTEM KERJA JANTUNG


      Kardiovaskuler berasal dari kata cardio dan vascular. Cardio berarti jantung, vascular berarti pembuluh darah. Dengan demikian, kardiovaskuler artinya pembuluh darah yang berhubungan dengan jantung. Kardiovaskuler di sini adalah penyakit-penyakit pembuluh darah yang mempunyai hubungan langsung dengan kerja jantung. Bisa pula diartikan sebagai penyakit gangguan jantung. Gangguan-gangguan pada pembuluh darah dapat memberikan efek negatif terhadap jantung, yakni jantung mengalami kelelahan dalam memompa darah. Akibat paling fatal dari kasus ini adalah kematian.

      Bahkan di Amerika, menurut Pusat Kontrol dan Pencegahan Penyakit AS, dikatakan bahwa bahwa pada tahun 2001, terdapat 930 ribu penduduk Amerika yang meninggal karena penyakit kardiovaskuler. Sedangkan pada tahun 2005, menurut World Health Organization (WHO), penyakit kardiovaskuler diperkirakan telah menyebabkan kematian sebanyak 17,5 juta jiwa di seluruh dunia atau sekitar 30% dari seluruh penyebab kematian di dunia. Karena itu diperkirakan pada tahun 2015, akan ada hampir 20 juta jiwa yang mati akibat penyakit kardiovaskuler, jika tidak ada tindakan nyata yang dilakukan untuk mencegahnya.

      Untuk membantu memahami penyakit-penyakit pembuluh darah yang berakibat fatal terhadap jantung, ada baiknya diketahui lebih dulu cara kerja jantung. Jantung bekerja memompa darah melalui jaringan pembuluh darah ke seluruh bagian tubuh. Jantung terbagi menjadi dua bagian, yaitu serambi (atrium) dan bilik (ventrikel). Serambi terdiri dari serambi kiri dan serambi kanan. Demikian pula dengan bilik, terbagi menjadi bilik kiri dan kanan. Serambi kiri menerima darah yang kaya oksigen dari paru-paru dan diteruskan ke bilik kiri, selanjutnya darah dipompakan melalui pembuluh darah ke seluruh tubuh. Sementara itu, serambi kanan menerima darah batik dari seluruh tubuh, diteruskan ke bilik kanan untuk dipompakan ke paru-paru, agar mendapat oksigen baru dan membuang sisa zat berbentuk gas yang berasal dari dalam tubuh.

      Dengan demikian, dalam tubuh dikenal dua siklus peredaran darah yang terjalin secara paralel.Pertama, peredaran darah jaringan tubuh dengan pompa sentralnya di jantung kiri yang mengalirkan darah kaya oksigen. Kedua, peredaran bahan nutrisi dan zat makanan ke seluruh tubuh melalui jaringan jantung kanan, kemudian ke paru-paru dengan pompa sentralnya jantung sebelah kanan. Sistem pembuluh darah yang menyalurkan darah dari jantung ke seluruh bagian tubuh dikenal dengan nama sistem arteri. Jaringan pembuluh darah batik yang menyalurkan darah dari seluruh bagian tubuh ke jantung dikenal dengan sistem vena.

      Peredaran darah, baik dalam sistem arteri maupun sistem vena, merupakan rangkaian kesatuan yang berhubungan secara seri dalam dua siklus peredaran darah yang terjalin secara paralel. Masing-masing disebut sistem sirkulasi tubuh (peredaran darah besar) yang terbagi lagi dalam peredaran darah ke setiap organ, misalnya ke otak, ginjal, kaki, atau tangan. Khusus peredaran darah ke otot jantung merupakan salah satu bagian dari sistem sirkulasi tubuh dan dikenal sebagai sirkulasi darah koroner karena darah dialirkan melalui arteri koronaria ke dalam otot jantung.

      Arteri koronaria itu sendiri memiliki dua pangkal utama, kiri dan kanan, masing-masing dari pangkal aorta, yaitu arteri utama yang keluar dari jantung, berfungsi mengalirkan darah ke dalam otot jantung atau miocard. Vitalitas dan kemampuan kerja miocard sangat tergantung pada darah yang dialirkan oleh arteri koronaria ke otot jantung. Jika otot jantung yang berfungsi sebagai tenaga pompa jantung tidak memperoleh suplai darah yang cukup, misalnya disebabkan penyempitan pembuluh darah, miocard melemah. Kasus ini disebut penyakit jantung koroner (PJK).

      Berikut ini beberapa faktor penyebab penyempitan pembuluh darah :

      - Penyempitan pembuluh darah biasanya terjadi akibat proses arterosclerosis, yaitu terbentuknya bercak menebal pada dinding pembuluh arteri bagian dalam, sehingga mempersempit aliran darah ke otot jantung. Penyempitan itu bisa terus menebal hingga menutupi aliran darah dalam arteri koronaria, yang akhirnya membunuh jantung. Proses arterosclerosis sering terjadi akibat faktor usia, yakni faktor yang tidak bisa dicegah karena proses alamiah.
      - Faktor bawaan sejak lahir. Faktor ini juga sulit untuk dikendalikan.
      - Terjadinya penumpukan kolesterol yang sebenarnya dibutuhkan untuk memelihara kelangsungan fungsi-fungsi organ. Meskipun demikian, jika kadar kolesterol dalam darah terlalu tinggi, akan mempermudah terjadinya bercak pada dinding dalam arteri koronaria.

      Gambaran klinis atau gejala yang timbul akibat arterosclerosis sangat tergantung pada berat ringannya penyumbatan. Pada penyumbatan yang berat biasanya terjadi infark miocard accut atau kematian pada otot jantung, ditandai dengan angina pectoris, nyeri dada yang berlangsung selama 1-5 menit, kadang-kadang bisa 10-15 menit.

      Serangan nyeri dada dirasakan di daerah tengah, kadang-kadang menjalar ke dada bagian kiri, kemudian dada bagian kanan sampai ke lengan kiri, lengan kanan, dan leher, bahkan sampai rahang bagian bawah dan bagian atas perut. Nyeri dada ini terasa seperti perasaan nyeri yang dalam atau seperti ada beban berat di dada. Keluhan ini biasanya timbul ketika penderita melakukan kegiatan fisik, seperti naik tangga, dan nyeri segera hilang jika beristirahat. Dalam keadaan seperti ini penderita harus segera dirawat di rumah sakit, agar mendapat pertolongan. Berat ringannya kegawatan tergantung pada luas bagian miocard yang mengalami kerusakan. Jika penyempitan pembuluh darah pada miocard lebih dari enam jam, kerusakan jaringan otot jantung yang merembet ke dinding jantung sulit untuk normal kembali, bahkan akan mengalami kerusakan permanen.

      Gejala Kardiovaskuler
      Berbagai gejala yang timbul akibat sistem peredaran darah jantung (kardiovaskuler) yang terganggu sebagai berikut :

      a. Angina Pectoris (Nyeri Dada)
      Gejala angina pectoris berupa nyeri dada akibat infark miocard acad. Pemeriksaan pada kasus ini biasanya dilakukan dengan melihat bidang dada, bahu, dan leher. Jika terjadi ketidak-harmonisan, dokter mencurigainya sebagai serangan jantung. Serangan ini biasanya berlalu setelah 130 menit diberikan notroglycerin. Pada kasus non-coroner, gejala ini bisa terjadi akibat emboli (gelembung) yang mengganggu pembuluh darah paru, neurotic pada aorta, gangguan pada perut (gastrointestinal), dan masalah psikologis.

      b. Dyspnea (Kesulitan Bernapas)
      Gejala ini sering menandakan kegagalan jantung, akibat otot jantung tidak mampu bekerja dengan baik. Untuk mengatasi masalah ini, penderita harus tidur telentang dan kepalanya diganjal dua atau tiga bantal. Kesulitan bernapas ini sering, diakibatkan oleh tidak efektifnya jantung memompa darah, sehingga paru-paru kekurangan darah. Di samping akibat lemah jantung, gejala ini bisa karena pembesaran jantung.

      c. Palpitation (Jantung Berdebar)
      Gejala palpitation berupa rasa seperti tertumbuk di rongga dada dan jantung. Jika dilihat dengan mata telanjang, penyebabnya sulit diketahui secara pasti, karena sangat banyak kemungkinan penyebabnya. Karenanya perlu dilakukan pemeriksaan kecepatan debar jantung dan frekuensinya, serta berbagai faktor penyebab lainnya.

      d. Syncope (Pingsan)
      Penderita syncope (pingsan) bisa sampai kehilangan kesadaran. Ditinjau dari etimologi, penyakitnya bisa disebabkan gangguan detak jantung, gangguan dinding jantung, dan tekanan darah tinggi, sehingga detak jantung menjadi tidak berirama atau tidak beraturan.

      e. Fatigue (Keletihan)
      Gejalanya berupa gagal jantung yang di sebabkan terganggunya fungsi katup mitral pada jantung, klep paru, atau klep aorta yang selalu diikuti oleh gejala (symptom) anemia, yang menyebabkan penderita lemah dan tidak bergairah.

      f. Cough (Batuk-batuk)
      Cough atau batuk-batuk disebabkan tidak terkendalinya produksi lendir karena tingginya tekanan darah di paru-paru, yang salah satunya akibat tekanan darah tinggi. Dalam kasus ini terjadi penumpukan lendir dalam paru-paru. Gejalanya yang timbul antara lain penderita merasa sesak dan sakit di dada bagian tengah.

      g. Hemoptysis (Darah Berbusa)
      Gejala ini terjadi akibat adanya gangguan pada katup mitral, infark paru, atau emboli pada paru. Gejala ini diduga memiliki hubungan yang signifikan dengan tuberculosis yang diderita pasien.

      h. Cyanosis (Kadar Hemoglobin Menurun)
      Turunnya kadar hemoglobin dalam pembuluh darah menimbulkan gejala peradangan pada mata, mulut, dan bibir. Untuk mengetahui penyebabnya perlu dilakukan penelitian intensif. Biasanya gejala ini terjadi akibat produksi darah merah dalam tubuh tidak normal.

      i. Edema (Lendir Berkumpul)
      Akibat pengumpulan lendir di pembuluh darah, pengiriman darah ke vena terganggu. Pada kondisi ini cairan dapat masuk ke pembuluh kapiler dan menyebabkan paru-paru dan pembuluh darah halus di sekitarnya terganggu. Jantung pun menjadi lemah akibat suplai darah yang dikirim paru-paru ke serambi kiri berkurang.
      Lihat Selengkapnya »»