Sabtu, 20 Oktober 2012

Sejarah Ditemukannya LAMPU LALU-LINTAS


Di tiap perempatan atau pertigaan jalan raya, kamu pasti bisa menemukan lampu lalu lintas yang berfungsi mengatur kendaraan yang sedang melintas. Tapi pernahkah kamu berfikir bagaimana awal mula ditemukannya lampu lalu lintas? Seperti apakah bentuk lampu lalu lintas saat pertama kali ditemukan? Yuk kita cari tahu.


Aturan berlalu lintas sudah berlaku sejak dulu bahkan sebelum ditemukannya kendaraan bermotor. Saat itu, lalu lintas kereta berkuda dan pejalan kaki di atur oleh polisi lalu lintas dengan menggunakan bendera putih dan peluit sebagai alatnya.


Lampu lalu lintas baru mulai dikenal pada tahun 1868 saat kendaraan bermotor sudah mulai banyak digunakan oleh masyarakat. Lampu lalu lintas terpasang pertama kali di London dekat Gedung Parlemen. Hanya saja, saat itu lampu lalu lintas tersebut baru memiliki dua warna, yakni hijau dan merah. Pada Januari 1869 lampu ini meledak dan melukai seorang petugas polisi yang sedang berada di dekatnya. Setelah kejadian tersebut, lampu lalu lintas tidak dipasang lagi.


Garrett Augustus Morgan Penemu Lampu Lalu Lintas
Kemudian seseorang berkebangsaan Amerika Serikat bernama Garrett Augustus Morgan berusaha membuat lampu lalu lintas agar dapat digunakan secara efektif dan juga lebih aman. Penemuannya ini bermula ketika ia melihat suatu tabrakan yang terjadi antara mobil dan kereta kuda. Peristiwa itu terjadi karena pada waktu itu sistem pengaturan lalu lintasnya menggunakan sinyal stop and go. Morgan berfikir bahwa sinyal stop and go memiliki kelemahan besar, yakni tidak adanya jeda waktu bagi pengguna jalan sehingga masih banyak terjadi kecelakaan.


Ia kemudian menciptakan lampu lalu lintas berbentuk seperti huruf T. Lampu ini terdiri dari tiga lampu dengan warna yang berbeda-beda, yaitu sinyal stop (ditandai dengan lampu merah), go (lampu hijau), posisi stop (lampu kuning). Lampu kuning inilah yang memberikan jeda waktu untuk mulai berjalan atau mulai berhenti. Lampu kuning juga memberi kesempatan untuk berhenti dan berjalan secara perlahan. 


Pada awal 1912 di Salt Lake City, seorang polisi bernama Lester Wire menemukan lampu lalu lintas pertama di dunia yang dijalankan dengan tenaga listrik. Dua tahun kemudian, hal yang sama dilakukan oleh American Traffic Signal Company, di Cleveland, Ohio. Lampu lalu lintas ini terdiri dari dua warna, merah dan hijau, dan sebuah bel listrik yang berfungsi untuk memberi peringatan jika adanya perubahan nyala lampu.


Pada tahun 1920, seorang petugas polisi bernama William Potts, di Detroit, Michigan menyempurnakan pembuatan lalu lintas dengan tiga warna yang kemudian dikenal sebagai dasar ditemukannya lampu lalu lintas modern yang ada pada saat ini. Lampu lalu lintas pertama yang dioperasikan secara otomatis diperkenalkan pada Maret 1922 di Houston, Texas. Di Inggris, lampu lalu lintas pertama dioperasikan di Wolverhampton pada tahun 1927.


Warna yang paling umum digunakan untuk lampu lalu lintas adalah merah, kuning, dan hijau. Merah menandakan berhenti, kuning menandakan hati-hati, dan hijau menandakan boleh memulai berjalan dengan hati-hati. Biasanya, lampu warna merah mengandung beberapa corak berwarna jingga, dan lampu hijau mengandung beberapa warna biru. Ini dimaksudkan agar orang-orang yang buta warna merah dan hijau dapat mengerti sinyal lampu yang sedang menyala.
SUMBER
Lihat Selengkapnya »»  

Sejarah Ditemukannya MIKROFON

 









Kamu pasti pernah dong melihat seseorang yang sedang bernyanyi menggunakan alat pengeras suara. Atau jika Kepala Sekolahmu sedang berpidato saat upacara, pasti juga menggunakan alat pengeras suara. 

Nah, alat pengeras suara yang digunakan oleh penyanyi dan Kepala Sekolahmu itu disebut Mikrofon. Bentuk mikrofon bisa berbeda-beda, tapi yang umum dipakai bentuknya silinder dengan bagian bawah tumpul dan atasnya bulat.
Sebelumnya, apakah kamu sudah tahu mikrofon itu apa? Mikrofon adalah alat untuk mengubah energi-energi akustik (gelombang suara/bunyi) menjadi tegangan listrik yang akhirnya diubah kembali menjadi gelombang suara melalui speaker.

Dengan menggunakan mikrofon, suara yang kecil bisa terdengar lebih kencang ketika didengar melalui speaker. Oh iya, selain digunakan untuk bernyanyi, mikrofon juga dipakai pada banyak alat seperti telepon, alat perekam, alat bantu dengar, pengudaraan radio serta televisi, dan sebagainya.

Istilah mikrofon berasal dari bahasa Yunani yaitu mikros yang berarti kecil dan fon yang berarti suara atau bunyi. Pada awal penemuannya, mikrofon digunakan pada telepon, kemudian seiring berkembangnya waktu, mikrofon digunakan dalam pemancar radio hingga ke berbagai penggunaan lainnya.
Orang pertama yang mengembangkan mikrofon frase adalah Sir Charles Wheatstone pada tahun 1827. Kemudian pada tahun 1876, Emile Berliner menemukan mikrofon pertama yang digunakan sebagai pemancar suara telepon. Kalian masih ingat kan dengan Thomas Alfa Edison? Nah, dia juga ikut berperan loh, dalam pengembangan mikrofon ini.

Thomas Alfa Edison mengembangkan mikrofon karbon pada bulan Oktober 1876. Selain itu David Edward Hughes juga memiliki peran penting dalam mengembangkan mikrofon karbon pada tahun 1878. Mikrofon karbon ini terus disempurnakan hingga 1920-an.
James West dan Gerhard Sessler juga tercatat berjasa mengembangkan mikrofon elektrik pada tahun 1964. Pada waktu itu, mikrofon elektrik ini harganya lebih murah daripada mikrofon yang diciptakan sebelumnya, sehingga pada saat itu mulai banyak orang yang memiliki mikrofon elektrik ini.

Lalu pada tahun 1970-an, mikrofon dinamik dan mikrofon kondenser mulai dikembangkan. Mikrofon dinamik ini memiliki kepekaan yang tinggi, tidak memerlukan baterai, dan tahan terhadap cuaca lembap. Sedangkan kelebihan dari mikrofon kondensor ialah memiliki kemampuan frekuensi respons . Nah, karena kelebihan-kelebihannya itu, hingga saat ini mikrofon tersebut digunakan dalam dunia penyiaran.
SUMBER
Lihat Selengkapnya »»  

Sejarah Ditemukannya KOMPOR

Sreeng..sreeng..sreeng…goreeng..goreeng…!! Woow..siapa yang suka masak?? Wah, bagi kalian yang hobi masak pasti deh sangat tahu dengan alat ini. Yupz, kompor.. 

Hayooo..pasti kalian sudah pernah melihat kompor kan? Hampir diseluruh rumah di dunia pasti memiliki kompor.
Mulai dari kompor yang terbuat dari tungku, kompor minyak tanah, kompor gas, kompor listrik, dan lain-lainnya. Nah, penasaran gak sih, bagaimana awalnya kompor ini ditemukan? Yuk, kita cari tahu.
Ketika manusia sudah mengenal api untuk memasak, mereka mulai membuat sebuah alat yang dapat mereka gunakan untuk memasak. Di China, sejak jaman Dinasti Qin (221-206/207 SM) mereka memasak menggunakan tungku api yang terbuat dari tanah liat. Sedangkan penduduk Eropa pada abad ke 18, masih memasak secara terbuka dengan kayu bakar. Kemudian berkembang dengan membuat lantai yang lebih rendah untuk memasak.

Oh iya, ada juga yang memasak menggunakan perapian dari susunan batu. Perapian ini dibuat setinggi pinggang dan dilengkapi dengan cerobong asap. Dengan cara ini orang tidak harus menunduk atau berjongkok saat memasak. Panci memasak diletakkan persis di atas api, digantung dengan tiang atau kaki tiga. Untuk mengatur panas tinggal naikkan atau turunkan saja posisi pancinya.

Lalu bentuk kompor mulai dikembangkan sampai akhirnya tungku tidak lagi dipergunakan sejak tahun 1735 karena menghasikan banyak asap dan berbahaya. Lalu pada tahun 1922 muncul kompor gas yang di sebut AGA Cooker. Kompor tersebut diciptakan oleh Gustaf Dalen yang berkebangsaan Swedia.
Kemudian pada tahun 1849, Alexis Soyer untuk pertama kalinya memperkenalkan kompor minyak tanah. Kompor ini bertekanan udara yang dicampur dengan minyak tanah. Sedangkan kompor minyak tanah yang sudah sering kamu lihat adalah kompor minyak tanah yang tidak bertekanan karena menggunkan sumbu kompor.

Kompor gas pertama kali dibuat pada tahun 1820, dan baru benar-benar muncul pertama kali pada World Fair di London tahun 1851. Nah, barulah pada tahun 1880 kompor gas semakin dikenal masyarakat luas. Pada 20 September 1859, George B. Simpson di Washington DC, Amerika Serikat mematenkan kompor listrik yang menggunkan pemanas dari kumparan. Seiring perkembangan jaman, di tahun 1970 muncul ide untuk menggantikan kumparan kawat dengan, sehingga kompor tercanggih saat ini tidak berbau, berasap, dan ringkas.

Ayo coba perhatikan kompor yang ada di rumahmu. Jenis kompor seperti apakah yang kamu punya?
SUMBER
Lihat Selengkapnya »»  

Sejarah Ditemukannya REMOTE KONTROL


Siapa yang suka menonton televisi? Program acara apa yang paling kalian sukai? Wah, pastinya banyak ya? Nah, kalau saja tidak ada remote kontrol pastinya akan sangat merepotkan tuh karena sebentar-bentar kalian harus bolak-balik untuk mengganti program televisi yang kalian inginkan. Ternyata remote kontrol itu sangat membantu kemudahan kita dalam menonton televisi ya. Hhmm…jadi penasaran deh, kira-kira bagaimana ya sejarahnya remote kontrol itu ditemukan? Yuk kita cari tahu. 


Remote kontrol sudah mulai terpikir oleh manusia sejak tahun 1893. Waktu itu, seorang warga Amerika Serikat (AS) bernama Nikola Tesla (masih ingat kan siapa Nikola Tesla itu?) menggambar konsep kerja remote kontrol. Setelah tersimpan beberapa lama, barulah pada tahun 1950, gambar Nikola Tesla ini berhasil diwujudkan menjadi kenyataan oleh warga Austria bernama Robert Adler.

Setelah berhasil diuji coba, alat ini kemudian diproduksi secara besar-besaran oleh perusahaan bernama Zenith Radio Corp. Pada awal penemuannya, remote kontrol masih harus tersambung menggunakan kabel tebal yang dikaitkan ke pesawat televisi.


Ternyata kabel tebal itu terasa sangat merepotkan karena sering membuat orang jatuh tersandung atau sering rusak digigit anjing. Saat kabelnya lepas, remote kontrol ini pun menjadi tidak berfungsi. Oh iya, saat pertama dikenalkan ke pasar, alat ini belum disebut sebagai remote kontrol, melainkan lazy bone atau dalam bahasa Indonesia bisa diartikan pemalas. Hehehe..lucu ya namanya..

Pada tahun 1955 seorang insinyur dari Zenith, Eugene Polley, menciptakan remote kontrol yang tidak berkabel. Bentuknya mirip seperti alat pengering rambut atau hair dryer. Alat itu dinamakan “Flash-Matic” dan dapat mengarahkan sinar yang terlihat oleh mata ke sel photo yang terletak di sudut televisi. Sinar tersebut dapat mengaktifkan empat tombol pada televisi, termasuk mengganti tampilan layar televisi, mengecilkan suara atau mengganti saluran televisi.

Sayangnya sel foto pada televisi kurang bisa mengenali mana cahaya yang datang dari remote dan cahaya yang datang dari sumber lainnya, sehingga terkadang ketika terkena lampu ruangan/sinar matahari, saluran atau volume pada televisi dapat berpindah dengan sendirinya.

Tahun 1956, Robert Adler mengembangkan remote kontrol teknologi baru dengan gelombang ultrasonik (Space commands). Saat pengguna mengklik tombol yang ada pada remote kontrol ini, alat ini akan otomatis mengirim suara berfrekuensi tinggi yang hanya dikenali televisi. Keunggulan lainnya, alat ini tak membutuhkan baterai. Namun remote kontrol ini juga ada kekurangannya yaitu saluran atau volume dapat berpindah sendiri bila ada frekuensi dari alat lain yang senada dengan frekuensi pada televisi.
Lalu, mulai tahun 1980, Zenit membuat eksperimen remote kontrol yang menggunakan sinar inframerah. Remote kontrol ini menggunakan gelombang cahaya berfrekuensi rendah, sehingga mata manusia tidak bisa menangkapnya, tapi bisa tertangkap televisi. Penemuan remote kontrol menggunakan sinar inframerah ini kemudian berhasil mengatasi kekurangan-kekurangan yang dimiliki remote kontrol yang menggunakan gelombang ultrasonik.

Setelah itu, penggunakan remote kontrol mengalami perkembangan yang sangat pesat. Tidak hanya untuk pesawat televisi, alat ini juga digunakan untuk mengendalikan alat elektronik yang lain seperti AC, radio, tape, dan sebagainya. Coba kalian sebutkan alat elektronik apa lagi yang menggunakan remote kontrol?
SUMBER
Lihat Selengkapnya »»  

Sejarah Ditemukannya TELEVISI


Televisi sudah bukan lagi merupakan barang mewah bagi sebagian besar penduduk di dunia. Hampir seluruh rumah memiliki benda yang satu ini. Beragam stasiun TV dengan aneka program siarannya yang disajikan dengan kualitas gambar dan tata suara yang apik, menjadikan televisi sebagai sumber segala informasi, berita, dan juga hiburan yang dibutuhkan kita semua.
Awal dari ditemukannya televisi tentu tidak bisa dipisahkan dari penemuan dasar, yaitu hukum Gelombang Elektromagnetik yang ditemukan oleh Joseph Henry dan Michael Faraday (1831) yang merupakan awal dari era komunikasi elektronik. Pada tahun 1873 seorang operator telegram menemukan bahwa cahaya mempengaruhi resistansi elektris selenium. Ia menyadari itu bisa digunakan untuk mengubah cahaya kedalam arus listrik dengan menggunakan fotosel silenium (selenium photocell)

Kemudian seorang mahasiswa yang bernama Paul Nipkow di Berlin, Jerman pada tahun 1884 menemukan piringan metal kecil berputar dengan lubang-lubang didalamnya dan disebut sebagai cikal bakal lahirnya televisi.

TV MEKANIK
Sekitar tahun 1920 John Logie Baird dan Charles Francis Jenkins menggunakan piringan karya Paul Nipkow untuk menciptakan suatu sistem dalam penangkapan gambar, transmisi, serta penerimaannya. Pada tahun 1923 Vladimir Kozma Zworykin, mendaftarkan paten atas namanya untuk penemuannya, kinescope, televisi tabung pertama di dunia. Keterbukaan Zworykin pada kritik, membuatnya menemukan penemuan baru lagi yaitu sebuah kamera tabung yang diberi nama iconoscope. Dialah yang kemudian disebut sebagai Sang Penemu Televisi. (1889-1982).
ELEKTRONIK

Televisi elektronik agak tersendat perkembangannya pada tahun-tahun itu, hal ini disebabkan karena televisi mekanik lebih murah dan tahan banting. Sampai akhirnya Vladimir Kosmo Zworykin dan Philo T. Farnsworth berhasil menemukan TV elektronik. Baik Farnsworth, maupun Zworykin, bekerja terpisah, dan keduanya berhasil dalam membuat kemajuan bagi TV secara komersial dengan biaya yang sangat terjangkau.

Di tahun 1935, keduanya mulai memancarkan siaran dengan menggunakan sistem yang sepenuhnya elektronik. Namun sayangnya pada masa itu semua orang hanya dapat menyaksikannya dalam format warna hitam putih. Pada masa itu ukuran layar TV hanya sekitar tiga sampai delapan inchi saja sehingga persaingan mekanik dan elektronik tidak begitu nyata.


Berpuluh tahun kemudian hingga awal abad 21 ini, orang sudah biasa berbicara lewat telepon selular digital dan mengirim e-mail lewat jaringan komputer dunia, tetapi teknologi televisi pada intinya tetap sama.
Tentu saja ada beberapa perkembangan seperti tata suara stereo dan warna yang lebih baik, tetapi tidak ada suatu lompatan besar yang mampu untuk menggoyang persepsi kita tentang televisi. 

Lihat Selengkapnya »»  

Sejarah Ditemukannya RADIO


Radio merupakan salah satu barang elektronik yang sudah tidak asing lagi bagi kita. Hampir seluruh lapisan masyarakat memiliki benda satu ini. Bagaimanakah pertama kali radio diciptakan? Siapakah yang pertama kali menemukan radio? Dan siapakah yang telah mempopulerkan radio ini? Mari kita lihat sejarahnya.. 

Pada awal tahun 1890-an seorang Itali bernama Guglielmo Maconi menciptakan inovasi-inovasi atas dasar peralatan yang diciptakan oleh Hertz. Marconi telah berhasil meningkatkan jarak pancaran gelombang elektromagnet dan mengisinya dengan informasi. Sehingga peralatan transmitter dan receiver ciptaan Marconi tersebut mampu memindahkan informasi dari satu tempat ke tempat lain tanpa kawat, inilah awal dari komunikasi radio.

Pada tahun 1895, seorang penemu dari Italia bernama Guglielmo Marconi mengkombinasikan teori-teori yang sudah ada (tentang elektromagnetik) dengan idenya sendiri. Ia adalah orang pertama yang mengirimkan sinyal radio melalui udara. Ia menggunakan gelombang elektromagnetik untuk mengirim kode sinyal telegraf dalam jangkauan lebih dari 1,5 Km.

Pada tahun 1901, radio temuan Marconi mengirim sinyal kode menyebrangi Samudra Atlantik dari Inggris ke Newfoundland. Selama satu dekade hingga 1912, ia mematenkan sejumlah temuan untuk menyempurnakan sistem radio yang diciptakannya. Pada tahun 1909 ia mendapat Nobel bidang fisika. Dunia inovasi radio mencatat nama Guglielmo Marconi, sebagai penemu radio pertama.

Sekitar tahun 1900, para penemu mencoba mengembangkan alat yang dinamakan “vacuum tube” yang digunakan untuk mendeteksi dan memperluas sinyal radio. Lee de forest, seorang penemu dari Amerika mempatenkan lampu Vakum temuannya yang dikenal dengan triode atau audion pada tahun 1907.

Pada tahun 1918, Edwin H Amstrong dari Universitas Kolombia mengembangkan alat penerima gelombang radio, yang biasa disebut Super heterodyne circuit. Pada 1933 Amstrong memperkenalkan sistem radio FM (frequency modulation), yang memberi penerimaan jernih meskipun ada badai dan menawarkan ketepatan suara yang tinggi yang sebelumnya belum ada.

Atas kejernihan suara yang dihasilkannya di awal ’60-an, saluran FM mendominasi sistem radio, dan bahkan digunakan untuk komunikasi antara bumi dan luar angkasa oleh Badan Antariksa Nasional Amerika, NASA. 

Lihat Selengkapnya »»