دلائل نبوة محمد صلى الله عليه وسلم

Ilustrasi (wallpapermixs.blogspot.com)
 
dakwatuna.com – Apa saja ayat (tanda), bayyinat (bukti), atau mukjizat yang menjadi pendukung kerasulan Muhammad SAW? Bukti-bukti kenabian Nabi Muhammad SAW cukup banyak, dua di antaranya adalah bisyarat dan mukjizat. Penjelasan rincinya adalah sebagai berikut:
1. Bisyarat (Pengabaran dari Kitab-Kitab sebelumnya) – البشارات 
Kitab-kitab
 Allah sebelum Al-Qur’an telah memberi kabar gembira tentang kenabian 
Muhammad SAW sebelum beliau dilahirkan, bahkan kitab-kitab tersebut 
telah mengabarkan sifat-sifat pribadi Nabi Muhammad, ciri-ciri negeri 
tempat kemunculannya, keadaan kaumnya, dan kapan (waktu) beliau diutus. 
Allah SWT berfirman:
الَّذِينَ
 يَتَّبِعُونَ الرَّسُولَ النَّبِيَّ الْأُمِّيَّ الَّذِي يَجِدُونَهُ 
مَكْتُوبًا عِندَهُمْ فِي التَّوْرَاةِ وَالْإِنجِيلِ يَأْمُرُهُم
“(yaitu)
 orang-orang yang mengikut rasul, nabi yang ummi yang (namanya) mereka 
dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi mereka.” (Al-A’raf: 157)
Para Ahbar
 (ulama Yahudi) dan Qissis (pendeta Nasrani) terdahulu telah memberikan 
berita gembira dengan kedatangan Nabi Muhammad SAW sebelum beliau 
diutus. Allah SWT berfirman membujuk dan mengingatkan orang-orang Arab 
musyrik yang telah mendengar berita ini dari ulama Bani Israil agar 
mereka beriman:
وَإِنَّهُ لَفِي زُبُرِ الْأَوَّلِينَ ﴿١٩٦﴾ أَوَلَمْ يَكُن لَّهُمْ آيَةً أَن يَعْلَمَهُ عُلَمَاءُ بَنِي إِسْرَائِيلَ ﴿١٩٧﴾
“Dan
 Sesungguhnya Al Quran itu benar-benar (tersebut) dalam kitab-kitab 
orang yang dahulu. Dan apakah tidak cukup menjadi bukti bagi mereka, 
bahwa para ulama Bani Israil mengetahuinya?” (Asy-Syu’ara: 196)
Ketika
 Nabi Muhammad SAW benar-benar diutus oleh Allah SWT, sebagian mereka 
dan ahli kitab pun beriman kepada beliau dan yang lainnya tetap kafir. 
Dan alasan terbesar keimanan mereka adalah kesesuaian bisyarat yang 
mereka dapatkan dalam Taurat Dan Injil dengan pribadi Rasulullah SAW.
الَّذِينَ آتَيْنَاهُمُ الْكِتَابَ مِن قَبْلِهِ هُم بِهِ يُؤْمِنُونَ ﴿٥٢﴾
“Orang-orang yang telah Kami datangkan kepada mereka Al-Kitab sebelum Al-Qur’an, mereka beriman (pula) dengan Al-Qur’an itu.” (Al-Qashash: 52)
2. Mukjizat – المعجزات
Tidak ada seorang nabi yang diutus oleh Allah melainkan diperkuat dengan mukjizat. Mukjizat itu ada yang berupa fisik (hissiah) dan ada yang berbentuk ma’nawiyah.
a. Mukjizat hissiyah - حسية
Contoh
 mukjizat hissiah yang diberikan kepada Nabi Muhammad di antaranya; 
menangisnya kayu kurma (mimbar) Rasulullah ketika Rasul pindah ke 
mimbarnya yang baru,  berdzikirnya batu-batu kerikil yang ada di 
genggaman Rasul,  keluarnya air dari sela-sela jemari beliau sehingga 
semuanya dapat meminumnya, memperbanyak makanan yang sedikit sehingga 
cukup untuk banyak orang, menyembuhkan dengan izin-Nya orang-orang yang 
beliau doakan, berbicara dengan pohon dan kesaksian pohon itu atas 
kerasulannya, dan momen-momen lain yang menakjubkan dll.
b. Mukjizat ma’nawiyah (mukjizat al-Qur’an) - معنوية(القران)
Allah
 SWT telah mengutus Muhammad SAW dengan membawa sebuah Kitab dari-Nya 
yang mengandung mukjizat, ayat-ayat, dan bukti-bukti yang nyata 
kebenaran risalah ilahiyyahnya. Mukjizat Qur’aniyah ini di antaranya 
sebagai berikut:
i. mukjizat dalam kefasihan lafalnya, uslub (cara penyampaian) nya, dan tarkib (susunan kata dan kalimat) nya. Al-Qur’an telah menantang semua manusia dan jin untuk membuat semisalnya. Firman Allah SWT:
قُل
 لَّئِنِ اجْتَمَعَتِ الْإِنسُ وَالْجِنُّ عَلَىٰ أَن يَأْتُوا بِمِثْلِ 
هَٰذَا الْقُرْآنِ لَا يَأْتُونَ بِمِثْلِهِ وَلَوْ كَانَ بَعْضُهُمْ 
لِبَعْضٍ ظَهِيرًا ﴿٨٨﴾
Katakanlah: “Sesungguhnya jika manusia 
dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa Al Quran ini, niscaya mereka
 tidak akan dapat membuat yang serupa dengan dia, sekalipun sebagian 
mereka menjadi pembantu bagi sebagian yang lain”. (Al-Isra: 88)
ii. Al-Qur’an di antaranya berisi akhbar ghaibiyyah (berita-berita
 ghaib) tentang masa lalu yang jauh, juga tentang berita masa depan yang
 kemudian telah terjadi dan masih terus akan terjadi di waktu mendatang.
 Allah SWT berfirman:
تِلْكَ
 مِنْ أَنبَاءِ الْغَيْبِ نُوحِيهَا إِلَيْكَ ۖ مَا كُنتَ تَعْلَمُهَا 
أَنتَ وَلَا قَوْمُكَ مِن قَبْلِ هَٰذَا ۖ فَاصْبِرْ ۖ إِنَّ الْعَاقِبَةَ 
لِلْمُتَّقِينَ ﴿٤٩﴾
“Itu adalah di antara 
berita-berita penting tentang yang ghaib yang Kami wahyukan kepadamu 
(Muhammad); tidak pernah kamu mengetahuinya dan tidak (pula) kaummu 
sebelum ini. Maka bersabarlah; sesungguhnya kesudahan yang baik adalah 
bagi orang-orang yang bertaqwa.” (Hud: 49)
iii. 
mukjizat dalam mempengaruhi jiwa manusia. Jika Anda membacanya Anda akan
 merasakan pengaruh besar itu dalam jiwa Anda dan ada perasaan bahwa 
yang sedang berbicara kepada Anda adalah Allah SWT. Dia berfirman 
tentang karakter Al-Qur’an ini:
اللَّهُ
 نَزَّلَ أَحْسَنَ الْحَدِيثِ كِتَابًا مُّتَشَابِهًا مَّثَانِيَ 
تَقْشَعِرُّ مِنْهُ جُلُودُ الَّذِينَ يَخْشَوْنَ رَبَّهُمْ ثُمَّ تَلِينُ 
جُلُودُهُمْ وَقُلُوبُهُمْ إِلَىٰ ذِكْرِ اللَّهِ ۚ ذَٰلِكَ هُدَى اللَّهِ 
يَهْدِي بِهِ مَن يَشَاءُ ۚ وَمَن يُضْلِلِ اللَّهُ فَمَا لَهُ مِنْ هَادٍ 
﴿٢٣﴾
“Allah telah menurunkan perkataan yang paling baik (yaitu) Al Quran yang serupa (mutu ayat-ayatnya) lagi berulang-ulang [1],
 gemetar karenanya kulit orang-orang yang takut kepada Tuhannya, 
kemudian menjadi tenang kulit dan hati mereka di waktu mengingat Allah. 
Itulah petunjuk Allah, dengan Kitab itu dia menunjuki siapa yang 
dikehendaki-Nya. dan barangsiapa yang disesatkan Allah, niscaya tak ada 
baginya seorang pemimpinpun.” (Az-Zumar: 23)
Ta’tsir (pengaruh) Al-Qur’an terhadap jiwa ini akan semakin kuat dengan peningkatan tadabbur dan tafakkur terhadap ayat-ayatnya.
iv.
 Al-Qur’an adalah mukjizat karena kandungan petunjuk dan hukum-hukumnya 
yang terbukti telah berhasil mencetak umat terbaik bagi manusia dan 
kemanusiaan. Firman Allah SWT:
كُنتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ ۗ
“Kamu
 adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada
 yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah.” (Ali Imran: 110)
Adalah
 sebuah hal yang mustahil bila seorang ummiy dari padang pasir yang 
tidak dapat membaca dan menulis dapat mendatangkan sendiri sistem hidup,
 hukum-hukum dan petunjuk yang mampu memproduk generasi terbaik 
sepanjang zaman, lalu mereka menjadi hakim dan pemimpin dunia yang 
terdiri dari berbagai bangsa dengan berbagai budaya dan peradabannya 
masing-masing.
v. Al-Qur’an adalah mukjizat karena kandungan 
keilmuannya dan pengungkapannya atau isyaratnya terhadap hakikat 
ilmiyyah alam semesta. Seiring kemajuan zaman semakin terungkap 
kebenaran dan keakuratan informasi Al-Qur’an. Allah SWT berfirman:
سَنُرِيهِمْ
 آيَاتِنَا فِي الْآفَاقِ وَفِي أَنفُسِهِمْ حَتَّىٰ يَتَبَيَّنَ لَهُمْ 
أَنَّهُ الْحَقُّ ۗ أَوَلَمْ يَكْفِ بِرَبِّكَ أَنَّهُ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ
 شَهِيدٌ
“Kami akan memperlihatkan kepada mereka 
tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segala wilayah bumi dan pada diri mereka
 sendiri, hingga jelas bagi mereka bahwa Al-Qur’an itu adalah benar.”  (Fushshilat: 53)
vi.
 Al-Qur’an adalah mukjizat karena telah mendatangkan berbagai hal yang 
agung lewat lisan seorang ummiy yang tidak dapat membaca dan menulis. 
Allah SWT menyifati Rasulullah SAW di depan musuh-musuhnya maupun para 
pengikutnya:
وَمَا كُنتَ تَتْلُو مِن قَبْلِهِ مِن كِتَابٍ وَلَا تَخُطُّهُ بِيَمِينِكَ ۖ إِذًا لَّارْتَابَ الْمُبْطِلُونَ ﴿٤٨﴾
“Dan
 kamu tidak pernah membaca sebelumnya (Al Quran) sesuatu Kitab pun dan 
kamu tidak (pernah) menulis suatu Kitab dengan tangan kananmu; andaikata
 (kamu pernah membaca dan menulis), benar-benar ragulah orang yang 
mengingkari(mu).” (Al-Ankabut: 48)
Dukungan Allah SWT dalam Bentuk lain Kepada Rasulullah SAW 
Awalnya,
 hanya sedikit orang-orang yang beriman kepada Muhammad SAW dan mereka 
disakiti bahkan diperangi karena keimanan mereka oleh orang-orang 
musyrik. Kemudian Allah SWT mendukung beliau dengan pertolongan dalam 
menghadapi musuh-musuh dakwah dengan mengirimkan malaikat, rasa kantuk 
yang menimbulkan kedamaian, mengirimkan angin, dan bantuan lain yang 
disaksikan sendiri oleh orang-orang kafir. Mereka yang objektif berkata:
 “Tidak ada yang melakukan ini kecuali Allah SWT.”
Ketika 
Rasulullah SAW menampakkan mukjizatnya banyak orang-orang yang tadinya 
kafir dan memusuhinya berubah menjadi beriman dan berjihad dengan harta 
dan jiwa mereka demi meninggikan kalimat Allah SWT.
وَلَقَدْ أَنزَلْنَا إِلَيْكَ آيَاتٍ بَيِّنَاتٍ ۖ وَمَا يَكْفُرُ بِهَا إِلَّا الْفَاسِقُونَ ﴿٩٩﴾
“Dan
 sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu ayat-ayat yang jelas; dan 
tak ada yang ingkar kepadanya, melainkan orang-orang yang fasik.” (Al-Baqarah: 99)
Kesimpulan 
- Allah SWT telah memberikan ta’yid
 (dukungan dan bantuan) kepada rasul-Nya Muhammad SAW berupa ayat atau 
mukjizat      sehingga tak ada alasan bagi manusia untuk mendustakan 
beliau.
 
- Kitab-kitab samawi terdahulu telah mengabarkan      
kedatangan Muhammad SAW, tanda-tanda zamannya, tanda-tanda negerinya, 
juga      keadaan beliau dan kaumnya. Muhammad SAW datang dengan semua 
tanda-tanda      yang sesuai dengan semua berita para rasul dan 
kitab-kitab mereka sehingga      ahli kitab yang objektif pun beriman 
dan mengikuti beliau seperti Salman      Al-Farisi dan Abdullah bin 
Salam radhiyallahu ‘anhuma.
 
- Allah SWT       telah mendukung Nabi
 Muhammad SAW dengan berbagai hal yang luar      biasa seperti mukjizat 
rasul-rasul yang lain.
 
- Allah SWT telah menurunkan sebuah kitab 
kepada      Nabi Muhammad SAW yang merupakan mukjizat dalam kefasihan 
lafalnya, uslubnya,      informasi ghaib, informasi masa lalu dan masa 
depan, mukjizat dalam      kekuatan pengaruhnya bagi jiwa, informasi 
tentang hakikat alam semesta      yang sebagiannya telah dibuktikan oleh
 kemajuan sains dan teknologi, juga mukjizat      dalam petunjuk dan 
arahannya sehingga melahirkan umat terbaik yang pernah      dikenal oleh
 manusia, padahal yang menyampaikan Al-Qur’an ini hanyalah      seorang 
ummiy yang tidak dapat membaca dan menulis.
 
- Dengan mukjizat yang
 diberikan Allah kepada      Rasulnya, membuktikan bahwa risalah dan    
  ajaran yang disampaikannya adalah haq bersumber dari Al-Haq Allah SWT.
 
Catatan Kaki:
[1]
 maksud berulang-ulang di sini ialah hukum-hukum, pelajaran dan 
kisah-kisah itu diulang-ulang menyebutnya dalam Al Quran supaya lebih 
kuat pengaruhnya dan lebih meresap. Sebagian ahli tafsir mengatakan 
bahwa maksudnya itu ialah bahwa ayat-ayat Al Quran itu diulang-ulang 
membacanya seperti tersebut dalam mukaddimah surat Al-Fatihah.