Jumat, 30 Maret 2012

Tubuh Hanya Perlu 75-90 mg Vitamin C Setiap Hari

Putro Agus Harnowo - detikHealth

img
(Foto: thinkstock)
Media memiliki peran penting dalam mempengaruhi masyarakat. Salah satu contohnya adalah iklan. Iklan jelas-jelas mempengaruhi perilaku dan gaya hidup masyarakat, termasuk perilaku meminum obat.

Salah satu gaya hidup dan perilaku yang paling mencolok adalah kebiasaan meminum suplemen multivitamin. Multivitamin banyak digembar-gemborkan manfaatnya namun khasiatnya sebenarnya masih belum jelas diketahui.

"Mengkonsumsi vitamin saat ini lebih kepada gaya hidup. Hingga saat ini, belum ada penelitian yang menunjukkan manfaat nyata vitamin untuk kesehatan. Tapi sah-saja bagi mereka yang ingin mengkonsumsinya sebab tidak berbahaya bagi kesehatan," kata Prof DR dr Rianto Setiabudy, guru besar farmakologi Fakultas Kedoktetan UI dalam acara forum.diskusi yang diadakan GlaxoSmithKline Circle of Friend di Blooming Restaurant, FX Senayan, Jakarta (29/3/2012).

Dr Rianto menjelaskan, beberapa penelitian menunjukkan bahwa pengguna vitamin tidak lebih sehat dibandingkan yang tidak memakan vitamin. Bahkan, ada sebuah penelitian yang menemukan bahwa pasien yang meminum vitamin lebih berisiko terserang penyakit kronis dibandingkan yang tidak minum vitamin.

"Salah satu contohnya adalah konsumsi vitamin C. Tubuh hanya membutuhkan 75-90 mg vitamin C setiap hari. Namun ada produk yang mengandung vitamin C hingga 1000 mg. Jumlah ini jauh lebih besar dari yang dibutuhkan tubuh," kata dr Rianto.

Anggapan bahwa vitamin C dapat mencegah dan mengobati pilek juga sampai saat ini tidak memiliki dasar ilmiah atau klinis yang kuat.

Lebih lanjut lagi, dr Rianto menyarankan untuk mendapat asupan vitamn dari makanan sehari-hari. Selain lebih aman dan tanpa proses kimia buatan, asupan vitamin dan nutrisi dari makanan sudah cukup memenuhi kebutuhan tubuh.

"Kecuali jika ada kondisi tertentu yang membutuhkan tambahan dari luar, misalnya ketika hamil atau setelah menjalani operasi bedah," kata dr Rianto.
Lihat Selengkapnya »»  

Hendaklah Manusia Memperhatikan Makanannya (Bagian ke-1)

Oleh: Tim Kajian Manhaj Tarbiyah


 Mengapa Allah SWT memerintahkan kita untuk memperhatikan makanan kita dalam firman-Nya:
فَلْيَنظُرِ الْإِنسَانُ إِلَىٰ طَعَامِهِ ﴿٢٤﴾
“Maka hendaklah manusia itu memperhatikan makanannya.” (QS. ‘Abasa (80): 24)
Mengapa?
Allah SWT telah memerintahkan kita untuk memikirkan semua makhluk-Nya, dan pada ayat di atas kita diminta memperhatikan apa yang kita makan, karena makanan termasuk ciptaan-Nya dan telah dijelaskan sebelumnya bahwa pada semua makhluk terdapat tanda dan bukti tentang sebagian sifat-sifat Allah SWT.
Sifat Allah apakah yang dapat kita kenal melalui perhatian kita terhadap makanan?
Banyak sekali, di antaranya bahwa Allah SWT Dialah:
  • الرَّازِقُ Ar Raziq (Maha Memberi rezki),
  • العَلِيْمُ Al ‘alim (Maha Mengetahui),
  • الخَبِيْرُ Al Khabir (Maha Dalam Pengetahuan-Nya),
  • الحَكِيْمُ Al Hakim (Maha Bijaksana),
  • الرَّحِيْمُ Ar Rahim (Maha Penyayang),
  • الكَرِيْمُ Al Karim (Maha Mulia dengan pemberian-Nya),
  • الهَادِي Al Hadi (Maha memberi petunjuk),
  • المُحْيِي Al Muhyi (Maha Menghidupkan),
  • dan المُصَوِّرُ Al Mushawwir (Maha Membentuk).
Bagaimana kita mengetahui bahwa Allah adalah الرّزَّاقُ (Ar-Razzaq, Maha Pemberi rezki)?
Allah SWT Dialah yang memberi makan kepada janin dalam rahim ibunya. Ibu, ayah, pemerintah, masyarakat, atau siapapun tidak mampu memberi rezki kepadanya. Allah telah membuat untuknya tali pusat dari perut janin sampai ke dinding rahim ibunya, dan melalui tali pusat inilah Allah SWT memberikan makanan untuknya selama sembilan bulan. Tatkala bayi lahir, dan tali pusat digunting, Allah SWT menutup saluran itu dan membuka jalan lain bagi masuknya makanan (mulut, kerongkongan, lambung, usus, dan semua alat pencernaan makanan lainnya).
Apakah ibu kita yang menghentikan fungsi tali pusat tersebut? Lalu memfungsikan mulut dan sebelumnya menciptakan alat pencernaan yang lain? Apakah ayah kita ikut andil melakukannya? Apakah pemerintah negara kita atau masyarakat terlibat dalam pembuatan setetes darah atau satu pembuluh darah? Ataukah semua itu dilakukan oleh gunung, pohon, bintang, planet, atau benda lain di alam semesta ini? Merekakah yang mengatur semua rezki bayi itu???!
Setelah kita keluar dari rahim ibu, kita belum dapat memakan buah-buahan dan biji-bijian, roti atau daging. Sedangkan makanan kita yang sebelumnya datang melalui tali pusat kini telah terputus, lalu apakah Allah SWT meninggalkan kita tanpa rezki?? Ternyata tidak. Dia telah membuka untuk kita sumber rezki yang baru berupa air susu ibu yang sebelum melahirkan kita ibu tak memilikinya. Lalu Allah SWT mengilhamkan kita untuk mengisap puting susu ibu agar mengeluarkan susu, padahal saat itu kita belum tahu apa-apa.
Apakah alam yang tak berilmu sedikit pun itu ‘tahu’ bahwa ada sekian banyak bayi telah keluar dari rahim ibunya, dan makanan mereka dari tali pusat telah terputus, lalu ia menciptakan air susu ibu? Bagaimana mungkin bisa sedangkan alam semesta ini buta, tuli, dan tidak memiliki pengetahuan sedikit pun.
Adakah makhluk lain yang turut berkontribusi menyediakan air susu ibu bagi kita. Ibu kita yang susunya kita minum tidak pernah melakukannya, ia hanya tunduk dengan aturan yang telah ditetapkan oleh Rabb-nya, Allah SWT. Namun, sampai kapan kita bergantung kepada ASI? Padahal adik-adik kita juga membutuhkannya. Akan tiba saatnya kita harus berpisah dari rezki ASI tersebut kepada rezki yang lain…
Jadi, yang telah memberi rezki kepada kita di dalam rahim…
Yang telah menyiapkan rezki kita ke manapun kita pergi…
Yang telah menyediakan tanah untuk tumbuh-tumbuhan yang kita makan…
Yang telah menciptakan air bagi kebutuhan kita dan kebutuhan tanaman yang kita makan…
Yang telah menyediakan oksigen untuk tanaman agar dapat memproduksi makanan…
Yang telah menciptakan matahari yang sinarnya amat dibutuhkan bagi fotosintesis…
Yang telah menciptakan jumlah tak terhingga tanaman untuk konsumsi manusia…
Adalah Allah SWT…
Dialah yang mengeluarkan untuk kita buah-buahan…
Jika buahnya kecil, Dia jadikan buah itu berada dalam bulir seperti padi dan gandum, atau berkumpul pada tangkai seperti anggur. Bila buahnya besar atau sedang, Ia jadikan satu-satu seperti apel, jeruk, durian,
Allah juga menjadikan untuk kita barisan gigi, ada gigi seri untuk memotong, taring untuk mencabik, geraham untuk mengunyah. Lalu ia jadikan lidah dan liur serta enzim-enzim untuk memudahkan kita memakan buah-buahan.
Demikianlah dengan memikirkan makhluk-makhluk Allah, kita dapat mengenal Allah SWT sebagai Ar-Raziq – Maha Pemberi rizqi.
Lalu bagaimana kita mengetahui sifat-sifat Allah lain yang tadi disebutkan?
Kita mengenal bahwa Allah adalah العَلِيْمُ Al ‘Alim (Maha Mengetahui), karena Dzat yang telah menyediakan dan menyampaikan makanan kepada Anda ketika Anda di rahim ibu telah mengetahui bahwa Anda amat membutuhkan makanan tersebut, maka Dia pun menyediakannya, dan menciptakan tali pusat sebagai sarananya. Tatkala Anda keluar dari rahim ibu Anda, Dia Maha tahu akan hal itu maka Dia sediakan untuk Anda air susu ibu. Allah Maha mengetahui air di tanah yang dibutuhkan oleh tanaman yang Anda butuhkan, maka Dia ciptakan akar untuk dapat menyerap air. Allah mengetahui bahwa daun-daun pepohonan membutuhkan sinar matahari, maka Dia ciptakan dedaunan menantang matahari, Dia tahu bahwa segalanya yang dibutuhkan tanaman. Jadi, tidak dapat disangsikan lagi bahwa Allah, Dialah Pemberi Rezki Yang Maha Mengetahui.
Dan bagaimana kita mengetahui bahwa Allah SWT adalah الحَكِيْمُ (Al Hakim – Maha Bijaksana)?
Jika Anda menyaksikan ketelitian dan kesempurnaan antara bentuk dan struktur tali pusat dengan tubuh janin yang keduanya berkembang seirama dan seimbang di mana tali pusat berkembang sesuai perkembangan tubuh janin dan rahim ibu,… dan jika Anda melihat kesempurnaan dalam pembentukan air susu ibu yang komposisinya selalu menyesuaikan perkembangan dan kebutuhan bayi, … dan jika Anda menyaksikan ketelitian dan kesempurnaan dalam pembentukan bagian-bagian tumbuhan atau tanaman, dalam terbentuknya buah dan pemeliharaannya sebelum dipetik,… semua itu menjadi saksi bagi kita bahwa Pencipta mereka adalah Pemberi rezki yang Maha Mengetahui dan Maha Bijaksana.
Bagaimana kita mengetahui bahwa Allah SWT adalah ِالخَبِيْرُ (Al Khabir – Maha Dalam Pengetahuan-Nya)?
Sesungguhnya pemindahan dan transportasi makanan ibu yang telah ditelan kepada tubuh janin melalui darah dan lewat tali pusat tidak mungkin terjadi kecuali dengan pengetahuan Yang Maha Dalam dan Luas.
Tidakkah Anda memperhatikan bahwa menyuntikkan jarum ke pembuluh darah untuk mengirimkan obat ke tubuh pasien memerlukan kecermatan? Lalu bagaimana dengan proses pemindahan makanan terus-menerus dalam waktu sembilan bulan dari tubuh ibu ke janin?
Demikian pula proses produksi dan mengeluarkan susu dari makanan yang dikonsumsi ibu tidak dapat dilakukan kecuali dengan pengetahuan Yang Maha Dalam dan Luas.
Sebagaimana pembentukan benih, biji, hingga buah yang beragam bentuk, warna dan rasanya padahal tanah yang mewadahi tumbuhnya tanaman tersebut mungkin satu dan juga disiram dengan air yang sama dan menghirup udara yang sama disinari sinar matahari yang sama.
Ingatlah, bahwa semua itu menjadi saksi bahwa mereka diciptakan oleh Yang Maha Luas dan Dalam Pengetahuan-Nya, Maha Pemberi rezki, Maha Mengetahui, dan Maha Bijaksana.
– Bersambung

Sumber: http://www.dakwatuna.com/2011/11/16746/hendaklah-manusia-memperhatikan-makanannya-bagian-ke-1/#ixzz1qXwHkRhc
Lihat Selengkapnya »»  

Hendaklah Manusia Memperhatikan Makanannya (Bagian ke-2, Selesai)


Oleh: Tim Kajian Manhaj Tarbiyah

Bagaimana kita mengetahui bahwa Allah itu الرَّحْمنُ(Ar Rahman – Maha Pengasih)?
Bila kita menyadari betapa lemahnya janin dalam perut ibunya dimana ia tak kan mampu mengatur dan memperoleh rezkinya, jika kita merenungkan dan menyadari betapa lemahnya seorang bayi untuk memenuhi kebutuhannya sendiri, betapa amat sangat tak berdayanya manusia untuk dapat membuat biji padi atau buah-buahan sebagai makanannya, menciptakan hujan, dan membuat udara… Jika Anda menyadari dan merenungkan semua itu, dan bagaimana Allah menyediakan semua kebutuhan yang tak mampu kita lakukan, maka hal ini menjadi bukti bahwa semua itu diciptakan oleh Yang Maha Luas dan Dalam Pengetahuan-Nya, Maha Pemberi rezki, Maha Mengetahui, Maha Bijaksana, dan Maha Pengasih.
Bagaimana kita memahami bahwa Allah SWT adalah الكَرِيْمُ Al-Karim – Maha Mulia dengan pemberian-Nya)?
Sesungguhnya, kalau ada orang yang menjamin nafkah dan kebutuhan 10 orang saja tanpa imbalan apapun, maka orang lain pasti akan menjulukinya dermawan. Lalu bagaimana dengan Yang telah menjamin rezki semua manusia bahkan seluruh makhluk hidup? Tentunya hal ini menunjukkan bahwa yang berbuat demikian itu adalah Maha Mulia dengan pemberian-Nya:
وَمَا مِن دَابَّةٍ فِي الْأَرْضِ إِلَّا عَلَى اللَّهِ رِزْقُهَا وَيَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَا ۚ كُلٌّ فِي كِتَابٍ مُّبِينٍ﴿٦﴾
Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezkinya, dan dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya semuanya tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh). Q.S. Huud (11) ayat 6
Bagaimana kita mengetahui bahwa Allah SWT adalah الهَادِي (al Hadi – Maha Pemberi petunjuk)?
Jika Anda melihat payudara ibu sesudah melahirkan penuh dengan air susu, lalu siapa yang menunjuki payudara tersebut untuk melakukannya? Dan siapa yang telah menunjuki bayi yang baru lahir untuk mengisap puting susu ibunya yang telah penuh dengan ASI itu?
Tidak dapat diragukan lagi bahwa semua itu adalah perbuatan Sang Maha Pemberi petunjuk.
Anda melihat benih yang tumbuh merekah di tanah kemudian batangnya mengarah ke atas sampai yang paling tinggi dan akarnya pun tetap mengarah ke bawah meskipun posisi benih atau biji itu mungkin terbalik sebelum tumbuh, hal ini jelas adalah pengaturan Dzat Yang Maha Pemberi petunjuk. Begitu pula daun-daun yang amat banyak namun tersusun demikian rapi di mana semuanya mendapatkan sinar matahari yang mereka butuhkan dan tidak saling menutupi, lalu siapa yang memberi petunjuk kepada masing-masing daun untuk menempati tempat yang sesuai?
سَبِّحِ اسْمَ رَبِّكَ الْأَعْلَى﴿١﴾الَّذِي خَلَقَ فَسَوَّىٰ﴿٢﴾وَالَّذِي قَدَّرَ فَهَدَىٰ﴿٣﴾
Sucikanlah nama Tuhanmu Yang Maha Tingi. Yang Menciptakan, dan Menyempurnakan (penciptaan-Nya). Dan yang menentukan kadar (masing-masing) dan memberi petunjuk. Q.S. Al A’laa (87) ayat 1-3
Bagaimana kita mengetahui bahwa Allah adalah المُحْيِيْ (Al Muhyi – Maha Menghidupkan)?
Tanah, air, udara dan cahaya semuanya adalah materi yang mati, tidak bernafas atau bernyawa. Dari materi mati dan tak bernafas ini Allah SWT menciptakan tumbuhan yang hidup, berkembang biak, menghasilkan buah atau biji. Ini adalah salah satu bukti bahwa Allah Dzat yang Maha Menghidupkan.
Bagaimana kita mengetahui bahwa Allah SWT adalah المُصَوِّرُ (Al Mushawwir – Maha Pembentuk rupa)?
Bila Anda menyaksikan sebuah biji di tanah berubah menjadi sebuah pohon berbuah, tentulah Anda dapat memastikan bahwa bentuk pohon yang sempurna itu adalah hasil ciptaan Dzat Yang Maha Pembentuk. Kita menyaksikan setiap pohon memiliki detail bentuk, warna dan buah yang amat beragam, demikian juga dengan daun, ranting, bunga, dan struktur bagian dalamnya. Siapa yang telah mengubah tanah, air, udara, sinar matahari menjadi kebun yang indah dengan sebaik-baik bentuk? Semua itu menjadi saksi sifat Allah yang Maha Pembentuk rupa.
JADI, dengan tafakur terhadap penciptaan Allah, dan dengan merenungkan makanan yang kita makan, kita dapat mengetahui sebagian sifat-sifat Allah SWT:
  • Perencanaan matang terhadap rezki kita menunjukkan sifat Ar-Razzaq
  • Kesempurnaan, manfaat, dan tujuan penciptaan dari semua makhluk menjadi bukti sifat Al Hakim.
  • Kedalaman dan mendetailnya bentuk ciptaan Allah menunjukkan sifat Al Khabir
  • Ilmu dan pengetahuan tak terbatas dalam penciptaan makhluk menunjukkan sifat Al ‘alim.
  • Kasih sayang yang terlihat pada penciptaan makhluk menunjukkan sifat Allah Ar Rahim…
Apa manfaat kita mengenal sebagian sifat-sifat Allah?
Dengan mengenal sifat berarti kita mengenal pemilik sifat (maushuf). Kita telah mengetahui bahwa yang telah menciptakan makanan adalah Pemberi rezki, Maha Bijaksana, dalam dan detail pengetahuan-Nya, Maha Pengasih, … berarti pencipta makanan bukanlah alam semesta, karena alam yang oleh orang atheis dan darwinis dianggap pencipta makhluk hidup tidak mungkin memiliki sifat-sifat sempurna. Hanya Allah saja yang mempunyai semua sifat-sifat kesempurnaan tersebut.
Alam tak punya kemampuan mengatur hingga kita tidak mungkin mengatakan bahwa alamlah yang mengatur rezki.
Alam tak punya hikmah (kebijaksanaan atau mengetahui tujuan perbuatannya).
Alam tak punya khibrah (kedalaman ilmu dan pengalaman).
Alam tak punya pengetahuan sama sekali.
Alam tak punya sifat rahmat (kasih sayang).
Alam tak punya karam (kedermawanan).
Alam tak punya hidayah (kemampuan memberi petunjuk).
Alam tidak hidup sendiri sehingga ia mampu memberikan kehidupan kepada yang lain.
Alam tak punya kemampuan tashwir (membentuk) sehingga kita berkhayal dialah yang membuat bentuk-bentuk indah yang kita lihat di sekeliling kita.
Dan seperti alam, begitu juga dengan berhala atau patung yang diagungkan oleh manusia dulu maupun sekarang. Kita dapat memastikan dengan keyakinan seratus persen bahwa yang memiliki semua sifat-sifat tersebut hanyalah Allah SWT yang telah berfirman:
فَلْيَنظُرِ الْإِنسَانُ إِلَىٰ طَعَامِهِ﴿٢٤﴾أَنَّا صَبَبْنَا الْمَاءَ صَبًّا﴿٢٥﴾ثُمَّ شَقَقْنَا الْأَرْضَ شَقًّا﴿٢٦﴾فَأَنبَتْنَا فِيهَا حَبًّا﴿٢٧﴾وَعِنَبًا وَقَضْبًا﴿٢٨﴾وَزَيْتُونًا وَنَخْلًا﴿٢٩﴾وَحَدَائِقَ غُلْبًا﴿٣٠﴾وَفَاكِهَةً وَأَبًّا﴿٣١﴾مَّتَاعًا لَّكُمْ وَلِأَنْعَامِكُمْ﴿٣٢﴾
Maka hendaklah manusia itu memperhatikan makanannya. Sesungguhnya Kami benar-benar telah mencurahkan air (dari langit), kemudian Kami belah bumi dengan sebaik-baiknya, lalu Kami tumbuhkan biji-bijian di bumi itu, anggur dan sayur-sayuran, zaitun dan kurma, kebun-kebun (yang) lebat, dan buah-buahan serta rumput-rumputan, untuk kesenanganmu dan untuk binatang-binatang ternakmu. Q.S. ‘Abasa (80) ayat 24-32
Kesimpulan
  • Allah SWT memerintahkan kita melakukan tafakur tentang makanan kita karena Dia menjadikan dalam setiap ciptaan-Nya tanda-tanda yang dapat mengenalkan kita sebagian sifat-sifat-Nya.
  • Jika kita renungkan bagaimana Allah SWT mengucurkan rezki kepada manusia ketika berada dalam rahim ibu, bagaimana Dia memberi rezki untuknya berupa ASI, lalu rezki berupa tumbuh-tumbuhan, maka kita dapat mengetahui bahwa Allah SWT adalah Ar-Razzaq.
  • Kita mengetahui bahwa Allah SWT adalah Al ‘Alim, karena Dia mengetahui kebutuhan Anda terhadap rezki ketika Anda dalam rahim ibu lalu Ia kucurkan rezki-Nya untuk Anda. Allah SWT mengetahui kapan Anda keluar dari perut ibu sehingga Ia siapkan ASI untuk Anda. Allah SWT juga mengetahui keberadaan air dalam tanah sehingga ia ciptakan akar untuk tanaman dan penghisap air, Dia mengetahui kebutuhan dedaunan dan Dzat hijau daun terhadap sinar matahari sehingga Dia jadikan daun-daun itu tumbuh menghadap ke arah sinar matahari.
  • Kita mengetahui bahwa Allah SWT adalah Al Hakim ketika kita menyaksikan kesempurnaan dan ketelitian yang tiada tara dalam penciptaan tali pusat, juga tatkala kita menyaksikan kesesuaian yang amat sangat antara perubahan formulasi ASI dengan perkembangan tubuh bayi, begitu pula ketika kita melihat kesempurnaan dan ketelitian di setiap bagian-bagian tumbuhan.
  • Kita mengenal bahwa Allah SWT adalah Al Khabir saat kita menyaksikan ketelitian dan ketepatan dalam mengirim makanan dari tubuh ibu ke tubuh Anda saat Anda di dalam rahim, saat kita melihat kesempurnaan terbentuknya ASI dan keluarnya ASI dari makanan yang dikonsumsi ibu, juga ketika kita memperhatikan pembentukan buah-buahan yang beragam dari tanah yang satu, disirami dengan air yang sama dan dengan udara serta matahari yang sama.
  • Kita mengetahui bahwa Allah SWT adalah Ar Rahim ketika kita tahu bahwa tanpa rezki dari-Nya kita pasti mati. Namun ia menyayangi kita dengan curahan berbagai rezki karena rahmat dan karunia-Nya.
  • Kita mengetahui bahwa Dia adalah Al Karim ketika kita mengetahui bahwa rezki-Nya meliputi semua makhluk-Nya tanpa kecuali.
  • Kita mengetahui bahwa Dialah Al Hadi saat kita menyaksikan arahan yang diberikan-Nya kepada payudara ibu yang segera penuh dengan susu tepat setelah bayi lahir, saat Dia memberi ilham kepada bayi yang belum dapat berpikir untuk mengisap payudara ibunya, saat kita melihat tanaman yang berkembang dengan kadar tertentu (pada waktu tertentu) dan juga perkembangan rezki.
  • Kita mengetahui bahwa Allah adalah Al Muhyi ketika kita menyaksikan munculnya kehidupan pada benda-benda yang mati.
  • Kita mengetahui bahwa Allah adalah Al Mushawwir ketika kita melihat berbagai bentuk yang indah muncul dari tanah, air dan udara.
  • Jika kita mengetahui bahwa yang telah menciptakan makanan adalah Ar Razzaq, Al ‘Alim, Al Hakim, Al Khabir, Ar Rahim, Al Karim, Al Hadi, Al  Muhyi, dan Al Mushawwir, kita dapat memastikan Dialah Allah SWT. Karena alam semesta atau berhala dengan berbagai jenisnya sama sekali tidak memiliki sifat-sifat dan kemampuan seperti itu.

Sumber: http://www.dakwatuna.com/2011/12/16750/hendaklah-manusia-memperhatikan-makanannya-bagian-ke-2-selesai/#ixzz1qXvBTlkC
Lihat Selengkapnya »»  

10 Golongan yang Tidak Masuk Surga

Mochamad Bugi
1/3/2007 | 13 Safar 1428 H | Hits: 32.225
Oleh: Mochamad Bugi
Ibnu Abas r.a. berkata bahwa Rasulullah saw. pernah bersabda, “Ada sepuluh golongan dari umatku yang tidak akan masuk surga, kecuali bagi yang bertobat. Mereka itu adalah al-qalla’, al-jayyuf, al-qattat, ad-daibub, ad-dayyus, shahibul arthabah, shahibul qubah, al-’utul, az-zanim, dan al-’aq li walidaih.
Selanjutnya Rasulullah saw. ditanya, “Ya Rasulullah, siapakah al-qalla’ itu?” Beliau menjawab, “Orang yang suka mondar-mandir kepada penguasa untuk memberikan laporan batil dan palsu.”
Rasulullah saw. ditanya, “Siapakah al-jayyuf itu?” Beliau menjawab, “Orang yang suka menggali kuburan untuk mencuri kain kafan dan sebagainya.”
Beliau ditanya lagi, “Siapakah al-qattat itu?” Beliau menjawab, “Orang yang suka mengadu domba.”
Beliau ditanya, “Siapakah ad-daibub itu?” Beliau menjawab, “Germo.”
Rasulullah saw. ditanya, “Siapakah ad-dayyus itu?” Beliau menjawab, “Dayyus adalah laki-laki yang tidak punya rasa cemburu terhadap istrinya, anak perempuannya, dan saudara perempuannya.”
Rasulullah saw. ditanya lagi, “Siapakah shahibul arthabah itu?” Beliau menjawab, “Penabuh gendang besar.”
Rasulullah saw. ditanya, “Siapakah shahibul qubah itu?” Beliau menjawab, “Penabuh gendang kecil.”
Rasulullah saw. ditanya, “Siapakah al-’utul itu?” Beliau menjawab, “Orang yang tidak mau memaafkan kesalahan orang lain yang meminta maaf atas dosa yang dilakukannya, dan tidak mau menerima alasan orang lain.”
Rasulullah saw. ditanya, “Siapakah az-zanim itu?” Beliau menjawab, “Orang yang dilahirkan dari hasil perzinaan yang suka duduk-duduk di tepi jalan guna menggunjing orang lain. Adapun al-’aq, kalian sudah tahu semua maksudnya (yakni orang yang durhaka kepada kedua orang tuanya).”
Mu’adz bertanya kepada Rasulullah saw, “Wahai Rasulullah, bagaimana pandangan engkau tentang ayat ini: yauma yunfakhu fiish-shuuri fata’tuuna afwaajaa, yaitu hari (yang pada waktu itu) ditiup sangkakala, lalu kalian datang berkelompok-kelompok?” (An-Naba’: 18)
“Wahai Mu’adz, engkau bertanya tentang sesuatu yang besar,” jawab Rasulullah saw. Kedua mata beliau yang mulia pun mencucurkan air mata. Beliau melanjutkan sabdanya.
“Ada sepuluh golongan dari umatku yang akan dikumpulkan pada Hari Kiamat nanti dalam keadaan yang berbeda-beda. Allah memisahkan mereka dari jama’ah kaum muslimin dan akan menampakkan bentuk rupa mereka (sesuai dengan amaliyahnya di dunia). Di antara mereka ada yang berwujud kera; ada yang berwujud babi; ada yang berjalan berjungkir-balik dengan muka terseret-seret; ada yang buta kedua matanya, ada yang tuli, bisu, lagi tidak tahu apa-apa; ada yang memamah lidahnya sendiri yang menjulur sampai ke dada dan mengalir nanah dari mulutnya sehingga jama’ah kaum muslimin merasa amat jijik terhadapnya; ada yang tangan dan kakinya dalam keadaan terpotong; ada yang disalib di atas batangan besi panas; ada yang aroma tubuhnya lebih busuk daripada bangkai; dan ada yang berselimutkan kain yang dicelup aspal mendidih.”
“Mereka yang berwajah kera adalah orang-orang yang ketika di dunia suka mengadu domba di antara manusia. Yang berwujud babi adalah mereka yang ketika di dunia gemar memakan barang haram dan bekerja dengan cara yang haram, seperti cukai dan uang suap.”
“Yang berjalan jungkir-balik adalah mereka yang ketika di dunia gemar memakan riba. Yang buta adalah orang-orang yang ketika di dunia suka berbuat zhalim dalam memutuskan hukum. Yang tuli dan bisu adalah orang-orang yang ketika di dunia suka ujub (menyombongkan diri) dengan amalnya.”
“Yang memamah lidahnya adalah ulama dan pemberi fatwa yang ucapannya bertolak-belakang dengan amal perbuatannya. Yang terpotong tangan dan kakinya adalah orang-orang yang ketika di dunia suka menyakiti tetangganya.”
“Yang disalib di batangan besi panas adalah orang yang suka mengadukan orang lain kepada penguasa dengan pengaduan batil dan palsu. Yang tubuhnya berbau busuk melebihi bangkai adalah orang yang suka bersenang-senang dengan menuruti semua syahwat dan kemauan mereka tanpa mau menunaikan hak Allah yang ada pada harta mereka.”
“Adapun orang yang berselimutkan kain yang dicelup aspal mendidih adalah orang yang suka takabur dan membanggakan diri.” (HR. Qurthubi)
Saudaraku, adakah kita di antara 10 daftar yang dipaparkan Rasulullah saw. di atas? Bertobatlah, agar selamat!

Sumber: http://www.dakwatuna.com/2007/03/118/10-golongan-yang-tidak-masuk-surga/#ixzz1qXsUFGZF
Lihat Selengkapnya »»  

Kamis, 29 Maret 2012

Cara Alami Atasi Semua Kecanduan

Rahma Lillahi Sativa - detikHealth

img
Segala bentuk kecanduan selalu berkaitan dengan serangkaian neurosirkuit kompleks dalam otak yang gagal menghasilkan bahan kimia yang dikenal sebagai dopamine. Dopamine bertanggung jawab atas perasaan senang dan mengurangi perasaan negatif.

Jika dopamine-nya tidak memadai, seseorang mungkin akan membutuhkan suatu zat atau melakukan aktivitas yang bisa mengurangi perasaan negatifnya.

Bagi sebagian orang, hal ini berujung pada perilaku kompulsif, kecanduan pada rokok, aktivitas seksual, ketergantungan pada alkohol dan obat-obatan.

Bagaimana cara menghentikannya? Simak uraian yang dilansir dari The Canadian, Kamis (29/3/2012) berikut ini:

Langkah 1: Mendapat Pertolongan

Langkah klasik pertama dalam masa pemulihan adalah mengakui adanya masalah dan membutuhkan pertolongan.

Jika keinginan untuk berubah sudah ada, banyak organisasi yang bisa dihubungi untuk mendapatkan pertolongan.

Langkah 2: Rehabilitasi

Pemulihan yang sukses biasanya melibatkan beberapa macam program untuk mengatasi kecanduan, baik itu dengan fasilitas rehabilitasi atau program rawat jalan, dilakukan dalam jangka pendek maupun jangka panjang.

Namun hasilnya sama, meskipun pecandu yang menjalani pengobatan jangka panjang lebih jarang kambuh.

Langkah 3: Dukungan Teman Seperjuangan

Keterlibatan dalam kelompok seperti Alcoholics Anonymous (AA) dan Narcotics Anonymous (NA) ini penting.

Berinteraksi dengan orang-orang yang memiliki kecanduan dan masalah hidup yang sama, orang-orang yang berada dalam masa pemulihan pun jadi lebih reflektif, terbuka serta semakin berkeinginan untuk mengurangi konsumsi alkohol atau rokok.

Langkah 4: Pengobatan Alternatif
Yoga:
Yoga melibatkan sejumlah postur yang mengintegrasikan tubuh dan pikiran. Berdasarkan studi (2011), latihan yoga meningkatkan kekuatan otot dan fleksibilitas tubuh, meningkatkan dan memperbaiki fungsi jantung dan pernapasan, mengurangi stres, cemas dan depresi, serta memperbaiki pola tidur.

Latihan kesadaran:
Latihan kesadaran adalah sebuah bentuk meditasi yang memfokuskan diri pernafasan dan sensasi tubuh.

Pecandu cenderung tidak bisa fokus dan sering merenungkan hal-hal negatif yang mendorong semakin banyaknya perilaku kompulsif.

Latihan ini membantu orang untuk memfokuskan perhatiannya dan mendorong sikap positif terhadap pengalaman itu.

Olahraga:
Penelitian terbaru menyatakan olahraga memiliki dampak luar biasa terhadap kecanduan. Olahraga memfasilitasi pemulihan tubuh dengan meningkatkan aliran darah ke otak, merangsang pengeluaran bahan kimia di otak yang bertanggung jawab untuk perasaan senang seperti endorfin, dopamine dan serotonin.

Langkah 5: Diet

Penderita kecanduan umumnya kurang gizi dan banyak mengonsumsi gula, junk food, makanan cepat saji, kafein dan lemak jenuh secara berlebihan.

Disarankan untuk menjalankan program diet tinggi protein dan lemak dengan mengonsumsi bahan makanan seperti ayam, domba, daging organik dan mentega.

Dietnya terdiri dari 40 persen karbohidrat, 30 persen protein dan 30 persen lemak, termasuk buah-buahan padat nutrisi, sayuran, kacang-kacangan, biji-bijian dan polong-polongan. Akan lebih baik berkonsultasi pada ahli gizi yang bisa membantu merencanakan diet Anda sesuai dengan kebutuhan.

Langkah 6: Suplemen

Karena kurangnya asupan, orang-orang yang sedang dalam masa pemulihan bisa mengonsumsi suplemen khusus untuk mengimbangi kebutuhan tubuh terhadap nutrisi.

1. Multivitamin, konsumsi multivitamin sekali sehari sudah bisa dibilang cukup baik. Namun bagi laki-laki, lebih baik tidak mengonsumsi suplemen yang berisi zat besi kecuali jika memang mengalami kekurangan zat besi.

2. Omega-3, asam lemak esensial Omega-3 membantu menstabilkan mood, memperbaiki komunikasi antarsaraf serta mendukung tumbuh kembang sel-sel otak. Dosis harian asam lemak esensial Omega-3 yang harus disediakan setidaknya 1000 mg asam eicosapentaenoic dan 300-750 mg asam docosahexaenoic.

3. Vitamin B Kompleks, vitamin B menaikkan mood, menurunkan kecemasan serta menambah tenaga. Karena orang-orang dalam pemulihan biasanya stres, mereka membutuhkan asupan vitamin B yang cukup besar. Suplemen vitamin B kompleks-nya termasuk 50-100 mg vitamin B1, B2, B3, B5 dan B6; 200-500 mg vitamin B12; serta 200-1000 mcg asam folat. Dosis efektifnya adalah 1-3 pil sehari setelah makan.

4. Vitamin C, membantu memelihara keseimbangan tubuh. Banyak jenis kecanduan yang membutuhkan banyak vitamin C untuk metabolisme tubuh sehingga vitamin C menjadi bahan antioksidan penting untuk melindungi dari stres dan kerusakan jaringan.

Dosis normal yang bisa ditolerir dan efektif adalah 1000 mg 3 kali sehari saat makan, namun bagi beberapa orang yang dalam masa pemulihan mungkin harus mengambil jumlah lebih.

5. N-acetylcysteine, asam amino N-acetylcysteine (NAC) muncul sebagai salah satu suplemen terpenting untuk mendukung pemulihan tubuh. Sebuah teori terkemuka tentang perilaku kompulsif menyatakan NAC mengatur sistem glutamatergic dalam otak sehingga mampu mengurangi kecanduan serta perilaku kompulsif.

Dosis efektifnya 2000-2400 mg sekali sehari 30-45 menit sebelum sarapan. Ini harus diminum tanpa makanan atau asam amino lain dari protein yang akan mengganggu efektivitas NAC. Secara normal tidak ada efek samping dengan NAC namun beberapa pasien mengeluhkan adanya gangguan pada lambung.

6. Rhodiola, obat herbal rhodiola sangat efektif untuk menghilangkan depresi, kegelisahan dan kelelahan. Rhodiola bekerja dengan meningkatkan bahan-bahan kimia seperti serotonin, norepinefrin dan dopamine.

Zat ini juga melunakkan stres dengan membuat tubuh (dan pikiran) lebih tahan terhadap dampak fisiologis dari stres yang berbahaya seperti peningkatan kadar kortisol.

Dosis terapinya berkisar antara 500-650 mg dari ekstrak yang terstandardisasi berisi 3 persen rosavin dan 1 persen salidroside.

Meski banyak yang merekomendasikan rhodiola diminum saat perut kosong, namun terkadang ini bisa menyebabkan mual dan muntah. Untuk mencegah efek samping, minum rhodiola saat sarapan pagi.
Lihat Selengkapnya »»  

Jadwal UAS SMP Negeri 2 Perbaungan

Diberitahukan kepada seluruh siswa SMP Negeri 2 Perbaungan bahwa mulai tanggal 2 - 7 April 2012 siswa kelas IX akan melaksanakan Ujian Akhir Sekolah (UAS), untuk itu kepada siswa kelas VII dan VIII supaya belajar di rumah...dan kembali sekolah seperti biasa hari Senin tanggal 9 April 2012. Demikian diberitahukan, terima kasih...
Lihat Selengkapnya »»