Jumat, 30 Maret 2012

Onta Itu Mengadu Kepada Rasulullah

Mochamad Bugi

Oleh: Mochamad Bugi

Suatu hari untuk suatu tujuan Rasulullah keluar rumah dengan menunggangi untanya. Abdullah bin Ja’far ikut membonceng di belakang. Ketika mereka sampai di pagar salah salah seorang kalangan Anshar, tiba-tiba terdengar lenguhan seekor unta.
Unta itu menjulurkan lehernya ke arah Rasulullah saw. Ia merintih. Air matanya jatuh berderai. Rasulullah saw. mendatanginya. Beliau mengusap belakang telinga unta itu. Unta itu pun tenang. Diam.
Kemudian dengan wajah penuh kemarahan, Rasulullah saw. bertanya, “Siapakah pemilik unta ini, siapakah pemilik unta ini?”
Pemiliknya pun bergegas datang. Ternyata, ia seorang pemuda Anshar.
“Itu adalah milikku, ya Rasulullah,” katanya.
Rasulullah saw. berkata, “Tidakkah engkau takut kepada Allah karena unta yang Allah peruntukkan kepadamu ini? Ketahuilah, ia telah mengadukan nasibnya kepadaku, bahwa engkau membuatnya kelaparan dan kelelahan.”
Subhanallah! Unta itu ternyata mengadu kepada Rasulullah saw. bahwa tuannya tidak memberinya makan yang cukup sementara tenaganya diperas habis dengan pekerjaan yang sangat berat. Kisah ini bersumber dari hadits nomor 2186 yang diriwayatkan Abu Dawud dalam Kitab Jihad.
Bagaimana jika yang mengadu adalah seorang pekerja yang gajinya tidak dibayar sehingga tidak bisa membeli makanan untuk keluarganya, sementara tenaganya sudah habis dipakai oleh orang yang mempekerjakannya? Pasti Rasulullah saw. lebih murka lagi.
Di kali yang lain, Abdullah bin Umar menceritakan bahwa Rasulullah saw. pernah bersabda, “Seorang wanita disiksa karena menahan seekor kucing sehingga membuatnya mati kelaparan, wanita itupun masuk neraka.” Kemudian Allah berfirman –Allah Mahatahu—kepadanya, “Kamu tidak memberinya makan, tidak juga memberinya minum saat ia kamu pelihara; juga engkau tidak membiarkannya pergi agar ia dapat mencari makanan sendiri dari bumi ini.” (HR. Bukhari, kitab Masafah, hadits nomor 2192).
Yang ini cerita Amir Ar-Raam. Ia dan beberapa sahabat sedang bersama Rasulullah saw. “Tiba-tiba seorang lelaki mendatangi kami,” kata Amir Ar-Raam. Lelaki itu dengan kain di atas kepadanya dan di tangannya terdapat sesuatu yang ia genggam.
Lelaki itu berkata, “Ya Rasulullah, saya segera mendatangimu saat melihatmu. Ketika berjalan di bawah pepohonan yang rimbun, saya mendengar kicauan anak burung, saya segera mengambilnya dan meletakkannya di dalam pakaianku. Tiba-tiba induknya datang dan segera terbang berputar di atas kepalaku. Saya lalu menyingkap kain yang menutupi anak-anak burung itu, induknya segera mendatangi anak-anaknya di dalam pakaianku, sehingga mereka sekarang ada bersamaku.”
Rasulullah saw. berkata kepada lekaki itu, “Letakkan mereka.”
Kemudian anak-anak burung itu diletakan. Namun, induknya enggan meninggalkan anak-anaknya dan tetap menemani mereka.
“Apakah kalian heran menyaksikan kasih sayang induk burung itu terhadap anak-anaknya?” tanya Rasulullah saw. kepada para sahabat yang ada waktu itu.
“Benar, ya Rasulullah,” jawab para sahabat.
“Ketahuilah,” kata Rasulullah saw. “Demi Dzat yang mengutusku dengan kebenaran, sesungguhnya Allah lebih penyayang terhadap hamba-hamba-Nya melebihi induk burung itu kepada anak-anaknya.”
“Kembalikanlah burung-burung itu ke tempat di mana engkau menemukannya, bersama dengan induknya,” perintah Rasulullah. Lelaki yang menemukan burung itupun segera mengembalikan burung-burung itu ke tempat semula.
Begitulah Akhlak terhadap hewan yang diajarkan Rasulullah saw. Bahkan, membunuh hewan tanpa alasan yang hak, Rasulullah menggolongkan suatu kezhaliman. Kabar ini datang dari Abdullah bin Amr bin Ash, bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Barangsiapa yang membunuh seekor burung tanpa hak, niscaya Allah akan menanyakannya pada hari Kiamat.”
Seseorang bertanya, “Ya Rasulullah, apakah hak burung tersebut?”
Beliau menjawab, “Menyembelihnya, dan tidak mengambil lehernya lalu mematahkannya.” (HR. Ahmad, hadits nomor 6264)
Jika kepada hewan saja kita memenuhi hak-haknya, apalagi kepada manusia. Adakah hak-hak orang lain yang belum kita tunaikan?

Sumber: http://www.dakwatuna.com/2007/03/119/onta-itu-mengadu-kepada-rasulullah/#ixzz1qYsW9OF6
Lihat Selengkapnya »»  

Langkah Ini Bisa Bantu Membersihkan Paru-paru


Vera Farah Bararah - detikHealth



img
Hidup di daerah ibu kota memiliki tingkat polusi yang tinggi sehingga bisa mempengaruhi kondisi paru-paru. Namun ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk membantu membersihkan paru-paru.

Sistem kekebalan tubuh sebenarnya memiliki fungsi tertentu untuk melakukan penyembuhan dan bekerja keras memulihkan kondisi paru-paru yang sudah terpapar oleh berbagai zat yang ada di lingkungan.

Meski begitu ada beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk membantu melakukan detoksifikasi pada paru-paru, seperti dikutip dari Livestrong, Kamis (29/3/2012) yaitu:

1. Mengurangi stres
Pikiran yang terus menerus stres bisa menciptakan ketidakseimbangan dalam tubuh dan melemahkan sistem kekebalan. Untuk itu cobalah membuat pikiran positif tentang hidup sehingga tubuh menjadi lebih kuat dan mampu untuk detoksifikasi.

2. Olahraga
Olahraga secara teratur sangat baik untuk paru-paru. Cobalah melakukan olahrga jalan kaki selama 30 menit setiap pagi di udara segar. Hal ini tidak hanya membantu memberikan energi untuk tubuh tapi juga memperkuat paru-paru dan memberikan oksigen segar untuk sel paru-paru.

3. Mengonsumsi makanan tertentu
Beberapa makanan tertentu bisa membantu membersihkan paru-paru, salah satunya adalah cabai. Komponen alami dari cabai yang disebut capsaicin ini bisa membantu membuka kapiler sehingga racun keluar dari tubuh melalui keringat.

Selain itu cobalah membatasi konsumsi produk susu karena bisa menyebabkan produksi lendir, dan kurangi makanan olahan. Serta perbanyak minum air putih karena jika tubuh terhidrasi dengan baik maka bisa mengeluarkan racun lebih efisien.

4. Latihan pernapasan
University of Missouri merekomendasikan pernapasan dengan perut bisa memperkuat dan membersihkan paru-paru. Mulailah dengan berbaring terlentang dan tangan diletakkan di atas perut dengan telapak di bagian bawah tulang rusuk. Ambilah napas secara perlahan dan dalam sehingga memungkinkan diafragma memperluas.

Lalu setelah menahan napas sejenak, buanglah napas secara perlahan. Lakukan latihan ini selama 5 menit sambil berbaring santai dan mata tertutup. Hal ini dilakukan untuk menarik oksigen ke bagian bawah paru-paru.

5. Melakukan yoga
Yoga dirancang khusus untuk membantu tubuh dalam melepaskan racun dari otot dan organ. Melakukan yoga pernapasan selama 15-30 menit setiap hari bisa membantu menghilangkan racun di paru-paru.
Lihat Selengkapnya »»  

Makanan yang Harus Dihindari untuk Sarapan

Putro Agus Harnowo - detikHealth


img
Ilustrasi (dok: Thinkstock)
Sarapan dianggap penting karena manfaatnya untuk kesehatan. Ada banyak pilihan sarapan yang sehat untuk dipilih seperti melon, oatmeal, susu, bubur dan telur dadar. Namun tidak semua makanan baik dikonsumsi untuk sarapan.

Seperti dilansir symptomfind.com, Rabu (28/3/2012), berikut adalah makanan yang sebaiknya dihindari untuk sarapan:

Kue Kering
Meskipun enak dan gampang disantap, kue kering banyak mengandung gula beku, lapisan gula dan bahan-bahan lainnya. Karbohidrat yang berlebihan akan membuat perut lebih cepat terasa lapar jika dibandingkan dengan memakan protein tanpa lemak.

Sebagian besar kue kering juga dibuat dari tepung putih, bukan biji-bijian. Tepung putih merupakan karbohidrat olahan yang kaya akan lemak dan kalori. Gantilah kue kering dengan roti gandum panggang atau muffin untuk menurunkan risiko diabetes dan penyakit jantung dan pembuluh darah

Telur Dadar Ditambah Lemak dan Kolesterol
Telur dadar merupakan sumber protein dan banyak mengandung nutrisi. Orang yang harus membatasi asupan kolesterol masih boleh memakan telur dalam porsi sedang atau hanya memakan bagian putih telurnya saja.

Sayangnya, telur yang dihidangkan dengan keju dan banyak ditaburi garam dapat menyumbat pembuluh darah. Akan lebih baik jika menghidangkan telur rebus atau telur yang digoreng dengan minyak sayur yang lebih sehat.

Lemak Daging
Sosis dan daging merah sering dihidangkan untuk sarapan. Namun makanan ini bisa memicu penyakit jantung, meningkatkan kadar kolesterol jahat dan memicu stroke.

Protein memang penting untuk sarapan dan dapat membantu tetap kenyang sampai waktu makan siang. Untuk mengganti daging merah, ayam dan telur merupakan sumber protein tanpa lemak yang lebih menyehatkan.

Donat
Donat sebaiknya dihindari untuk sarapan. Donat banyak mengandung gula, baik gula yang ditaburkan, gula bubuk atau lapisan gula. Selain itu, donat juga banyak mengandung lemak trans dan sebagian besar donat dibuat dengan tepung putih, bukan biji-bijian.

Nilai gizi donat hanya sedikit atau bahkan tidak ada. Makanan kaya lemak dan kalori tinggi ini dapat menyebabkan obesitas, meningkatkan risiko serangan jantung dan penyakit serius lainnya.

Jus Buah atau Minuman Lain dalam Kemasan
Jus buah dalam kemasan tidak sesehat buah utuh. Jus buah yang diklaim terbuat dari apel, anggur, jeruk dan lemon telah ditambahkan gula yang memiliki efek sama buruknya seperti soda. Jika mencari makanan yang banyak mengandung vitamin C untuk sarapan, akan lebih baik jika makan buah-buahan.

Selain jus buah, makanan lain yang seharusnya sehat bisa menjadi tidak sehat karena telah ditambahkan berbagai macam bahan lain. Bacalah label nutrisi pada kemasan untuk memastikan kandungan bahan-bahan di dalamnya.
Lihat Selengkapnya »»  

Tubuh Hanya Perlu 75-90 mg Vitamin C Setiap Hari

Putro Agus Harnowo - detikHealth

img
(Foto: thinkstock)
Media memiliki peran penting dalam mempengaruhi masyarakat. Salah satu contohnya adalah iklan. Iklan jelas-jelas mempengaruhi perilaku dan gaya hidup masyarakat, termasuk perilaku meminum obat.

Salah satu gaya hidup dan perilaku yang paling mencolok adalah kebiasaan meminum suplemen multivitamin. Multivitamin banyak digembar-gemborkan manfaatnya namun khasiatnya sebenarnya masih belum jelas diketahui.

"Mengkonsumsi vitamin saat ini lebih kepada gaya hidup. Hingga saat ini, belum ada penelitian yang menunjukkan manfaat nyata vitamin untuk kesehatan. Tapi sah-saja bagi mereka yang ingin mengkonsumsinya sebab tidak berbahaya bagi kesehatan," kata Prof DR dr Rianto Setiabudy, guru besar farmakologi Fakultas Kedoktetan UI dalam acara forum.diskusi yang diadakan GlaxoSmithKline Circle of Friend di Blooming Restaurant, FX Senayan, Jakarta (29/3/2012).

Dr Rianto menjelaskan, beberapa penelitian menunjukkan bahwa pengguna vitamin tidak lebih sehat dibandingkan yang tidak memakan vitamin. Bahkan, ada sebuah penelitian yang menemukan bahwa pasien yang meminum vitamin lebih berisiko terserang penyakit kronis dibandingkan yang tidak minum vitamin.

"Salah satu contohnya adalah konsumsi vitamin C. Tubuh hanya membutuhkan 75-90 mg vitamin C setiap hari. Namun ada produk yang mengandung vitamin C hingga 1000 mg. Jumlah ini jauh lebih besar dari yang dibutuhkan tubuh," kata dr Rianto.

Anggapan bahwa vitamin C dapat mencegah dan mengobati pilek juga sampai saat ini tidak memiliki dasar ilmiah atau klinis yang kuat.

Lebih lanjut lagi, dr Rianto menyarankan untuk mendapat asupan vitamn dari makanan sehari-hari. Selain lebih aman dan tanpa proses kimia buatan, asupan vitamin dan nutrisi dari makanan sudah cukup memenuhi kebutuhan tubuh.

"Kecuali jika ada kondisi tertentu yang membutuhkan tambahan dari luar, misalnya ketika hamil atau setelah menjalani operasi bedah," kata dr Rianto.
Lihat Selengkapnya »»  

Hendaklah Manusia Memperhatikan Makanannya (Bagian ke-1)

Oleh: Tim Kajian Manhaj Tarbiyah


 Mengapa Allah SWT memerintahkan kita untuk memperhatikan makanan kita dalam firman-Nya:
فَلْيَنظُرِ الْإِنسَانُ إِلَىٰ طَعَامِهِ ﴿٢٤﴾
“Maka hendaklah manusia itu memperhatikan makanannya.” (QS. ‘Abasa (80): 24)
Mengapa?
Allah SWT telah memerintahkan kita untuk memikirkan semua makhluk-Nya, dan pada ayat di atas kita diminta memperhatikan apa yang kita makan, karena makanan termasuk ciptaan-Nya dan telah dijelaskan sebelumnya bahwa pada semua makhluk terdapat tanda dan bukti tentang sebagian sifat-sifat Allah SWT.
Sifat Allah apakah yang dapat kita kenal melalui perhatian kita terhadap makanan?
Banyak sekali, di antaranya bahwa Allah SWT Dialah:
  • الرَّازِقُ Ar Raziq (Maha Memberi rezki),
  • العَلِيْمُ Al ‘alim (Maha Mengetahui),
  • الخَبِيْرُ Al Khabir (Maha Dalam Pengetahuan-Nya),
  • الحَكِيْمُ Al Hakim (Maha Bijaksana),
  • الرَّحِيْمُ Ar Rahim (Maha Penyayang),
  • الكَرِيْمُ Al Karim (Maha Mulia dengan pemberian-Nya),
  • الهَادِي Al Hadi (Maha memberi petunjuk),
  • المُحْيِي Al Muhyi (Maha Menghidupkan),
  • dan المُصَوِّرُ Al Mushawwir (Maha Membentuk).
Bagaimana kita mengetahui bahwa Allah adalah الرّزَّاقُ (Ar-Razzaq, Maha Pemberi rezki)?
Allah SWT Dialah yang memberi makan kepada janin dalam rahim ibunya. Ibu, ayah, pemerintah, masyarakat, atau siapapun tidak mampu memberi rezki kepadanya. Allah telah membuat untuknya tali pusat dari perut janin sampai ke dinding rahim ibunya, dan melalui tali pusat inilah Allah SWT memberikan makanan untuknya selama sembilan bulan. Tatkala bayi lahir, dan tali pusat digunting, Allah SWT menutup saluran itu dan membuka jalan lain bagi masuknya makanan (mulut, kerongkongan, lambung, usus, dan semua alat pencernaan makanan lainnya).
Apakah ibu kita yang menghentikan fungsi tali pusat tersebut? Lalu memfungsikan mulut dan sebelumnya menciptakan alat pencernaan yang lain? Apakah ayah kita ikut andil melakukannya? Apakah pemerintah negara kita atau masyarakat terlibat dalam pembuatan setetes darah atau satu pembuluh darah? Ataukah semua itu dilakukan oleh gunung, pohon, bintang, planet, atau benda lain di alam semesta ini? Merekakah yang mengatur semua rezki bayi itu???!
Setelah kita keluar dari rahim ibu, kita belum dapat memakan buah-buahan dan biji-bijian, roti atau daging. Sedangkan makanan kita yang sebelumnya datang melalui tali pusat kini telah terputus, lalu apakah Allah SWT meninggalkan kita tanpa rezki?? Ternyata tidak. Dia telah membuka untuk kita sumber rezki yang baru berupa air susu ibu yang sebelum melahirkan kita ibu tak memilikinya. Lalu Allah SWT mengilhamkan kita untuk mengisap puting susu ibu agar mengeluarkan susu, padahal saat itu kita belum tahu apa-apa.
Apakah alam yang tak berilmu sedikit pun itu ‘tahu’ bahwa ada sekian banyak bayi telah keluar dari rahim ibunya, dan makanan mereka dari tali pusat telah terputus, lalu ia menciptakan air susu ibu? Bagaimana mungkin bisa sedangkan alam semesta ini buta, tuli, dan tidak memiliki pengetahuan sedikit pun.
Adakah makhluk lain yang turut berkontribusi menyediakan air susu ibu bagi kita. Ibu kita yang susunya kita minum tidak pernah melakukannya, ia hanya tunduk dengan aturan yang telah ditetapkan oleh Rabb-nya, Allah SWT. Namun, sampai kapan kita bergantung kepada ASI? Padahal adik-adik kita juga membutuhkannya. Akan tiba saatnya kita harus berpisah dari rezki ASI tersebut kepada rezki yang lain…
Jadi, yang telah memberi rezki kepada kita di dalam rahim…
Yang telah menyiapkan rezki kita ke manapun kita pergi…
Yang telah menyediakan tanah untuk tumbuh-tumbuhan yang kita makan…
Yang telah menciptakan air bagi kebutuhan kita dan kebutuhan tanaman yang kita makan…
Yang telah menyediakan oksigen untuk tanaman agar dapat memproduksi makanan…
Yang telah menciptakan matahari yang sinarnya amat dibutuhkan bagi fotosintesis…
Yang telah menciptakan jumlah tak terhingga tanaman untuk konsumsi manusia…
Adalah Allah SWT…
Dialah yang mengeluarkan untuk kita buah-buahan…
Jika buahnya kecil, Dia jadikan buah itu berada dalam bulir seperti padi dan gandum, atau berkumpul pada tangkai seperti anggur. Bila buahnya besar atau sedang, Ia jadikan satu-satu seperti apel, jeruk, durian,
Allah juga menjadikan untuk kita barisan gigi, ada gigi seri untuk memotong, taring untuk mencabik, geraham untuk mengunyah. Lalu ia jadikan lidah dan liur serta enzim-enzim untuk memudahkan kita memakan buah-buahan.
Demikianlah dengan memikirkan makhluk-makhluk Allah, kita dapat mengenal Allah SWT sebagai Ar-Raziq – Maha Pemberi rizqi.
Lalu bagaimana kita mengetahui sifat-sifat Allah lain yang tadi disebutkan?
Kita mengenal bahwa Allah adalah العَلِيْمُ Al ‘Alim (Maha Mengetahui), karena Dzat yang telah menyediakan dan menyampaikan makanan kepada Anda ketika Anda di rahim ibu telah mengetahui bahwa Anda amat membutuhkan makanan tersebut, maka Dia pun menyediakannya, dan menciptakan tali pusat sebagai sarananya. Tatkala Anda keluar dari rahim ibu Anda, Dia Maha tahu akan hal itu maka Dia sediakan untuk Anda air susu ibu. Allah Maha mengetahui air di tanah yang dibutuhkan oleh tanaman yang Anda butuhkan, maka Dia ciptakan akar untuk dapat menyerap air. Allah mengetahui bahwa daun-daun pepohonan membutuhkan sinar matahari, maka Dia ciptakan dedaunan menantang matahari, Dia tahu bahwa segalanya yang dibutuhkan tanaman. Jadi, tidak dapat disangsikan lagi bahwa Allah, Dialah Pemberi Rezki Yang Maha Mengetahui.
Dan bagaimana kita mengetahui bahwa Allah SWT adalah الحَكِيْمُ (Al Hakim – Maha Bijaksana)?
Jika Anda menyaksikan ketelitian dan kesempurnaan antara bentuk dan struktur tali pusat dengan tubuh janin yang keduanya berkembang seirama dan seimbang di mana tali pusat berkembang sesuai perkembangan tubuh janin dan rahim ibu,… dan jika Anda melihat kesempurnaan dalam pembentukan air susu ibu yang komposisinya selalu menyesuaikan perkembangan dan kebutuhan bayi, … dan jika Anda menyaksikan ketelitian dan kesempurnaan dalam pembentukan bagian-bagian tumbuhan atau tanaman, dalam terbentuknya buah dan pemeliharaannya sebelum dipetik,… semua itu menjadi saksi bagi kita bahwa Pencipta mereka adalah Pemberi rezki yang Maha Mengetahui dan Maha Bijaksana.
Bagaimana kita mengetahui bahwa Allah SWT adalah ِالخَبِيْرُ (Al Khabir – Maha Dalam Pengetahuan-Nya)?
Sesungguhnya pemindahan dan transportasi makanan ibu yang telah ditelan kepada tubuh janin melalui darah dan lewat tali pusat tidak mungkin terjadi kecuali dengan pengetahuan Yang Maha Dalam dan Luas.
Tidakkah Anda memperhatikan bahwa menyuntikkan jarum ke pembuluh darah untuk mengirimkan obat ke tubuh pasien memerlukan kecermatan? Lalu bagaimana dengan proses pemindahan makanan terus-menerus dalam waktu sembilan bulan dari tubuh ibu ke janin?
Demikian pula proses produksi dan mengeluarkan susu dari makanan yang dikonsumsi ibu tidak dapat dilakukan kecuali dengan pengetahuan Yang Maha Dalam dan Luas.
Sebagaimana pembentukan benih, biji, hingga buah yang beragam bentuk, warna dan rasanya padahal tanah yang mewadahi tumbuhnya tanaman tersebut mungkin satu dan juga disiram dengan air yang sama dan menghirup udara yang sama disinari sinar matahari yang sama.
Ingatlah, bahwa semua itu menjadi saksi bahwa mereka diciptakan oleh Yang Maha Luas dan Dalam Pengetahuan-Nya, Maha Pemberi rezki, Maha Mengetahui, dan Maha Bijaksana.
– Bersambung

Sumber: http://www.dakwatuna.com/2011/11/16746/hendaklah-manusia-memperhatikan-makanannya-bagian-ke-1/#ixzz1qXwHkRhc
Lihat Selengkapnya »»  

Hendaklah Manusia Memperhatikan Makanannya (Bagian ke-2, Selesai)


Oleh: Tim Kajian Manhaj Tarbiyah

Bagaimana kita mengetahui bahwa Allah itu الرَّحْمنُ(Ar Rahman – Maha Pengasih)?
Bila kita menyadari betapa lemahnya janin dalam perut ibunya dimana ia tak kan mampu mengatur dan memperoleh rezkinya, jika kita merenungkan dan menyadari betapa lemahnya seorang bayi untuk memenuhi kebutuhannya sendiri, betapa amat sangat tak berdayanya manusia untuk dapat membuat biji padi atau buah-buahan sebagai makanannya, menciptakan hujan, dan membuat udara… Jika Anda menyadari dan merenungkan semua itu, dan bagaimana Allah menyediakan semua kebutuhan yang tak mampu kita lakukan, maka hal ini menjadi bukti bahwa semua itu diciptakan oleh Yang Maha Luas dan Dalam Pengetahuan-Nya, Maha Pemberi rezki, Maha Mengetahui, Maha Bijaksana, dan Maha Pengasih.
Bagaimana kita memahami bahwa Allah SWT adalah الكَرِيْمُ Al-Karim – Maha Mulia dengan pemberian-Nya)?
Sesungguhnya, kalau ada orang yang menjamin nafkah dan kebutuhan 10 orang saja tanpa imbalan apapun, maka orang lain pasti akan menjulukinya dermawan. Lalu bagaimana dengan Yang telah menjamin rezki semua manusia bahkan seluruh makhluk hidup? Tentunya hal ini menunjukkan bahwa yang berbuat demikian itu adalah Maha Mulia dengan pemberian-Nya:
وَمَا مِن دَابَّةٍ فِي الْأَرْضِ إِلَّا عَلَى اللَّهِ رِزْقُهَا وَيَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَا ۚ كُلٌّ فِي كِتَابٍ مُّبِينٍ﴿٦﴾
Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezkinya, dan dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya semuanya tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh). Q.S. Huud (11) ayat 6
Bagaimana kita mengetahui bahwa Allah SWT adalah الهَادِي (al Hadi – Maha Pemberi petunjuk)?
Jika Anda melihat payudara ibu sesudah melahirkan penuh dengan air susu, lalu siapa yang menunjuki payudara tersebut untuk melakukannya? Dan siapa yang telah menunjuki bayi yang baru lahir untuk mengisap puting susu ibunya yang telah penuh dengan ASI itu?
Tidak dapat diragukan lagi bahwa semua itu adalah perbuatan Sang Maha Pemberi petunjuk.
Anda melihat benih yang tumbuh merekah di tanah kemudian batangnya mengarah ke atas sampai yang paling tinggi dan akarnya pun tetap mengarah ke bawah meskipun posisi benih atau biji itu mungkin terbalik sebelum tumbuh, hal ini jelas adalah pengaturan Dzat Yang Maha Pemberi petunjuk. Begitu pula daun-daun yang amat banyak namun tersusun demikian rapi di mana semuanya mendapatkan sinar matahari yang mereka butuhkan dan tidak saling menutupi, lalu siapa yang memberi petunjuk kepada masing-masing daun untuk menempati tempat yang sesuai?
سَبِّحِ اسْمَ رَبِّكَ الْأَعْلَى﴿١﴾الَّذِي خَلَقَ فَسَوَّىٰ﴿٢﴾وَالَّذِي قَدَّرَ فَهَدَىٰ﴿٣﴾
Sucikanlah nama Tuhanmu Yang Maha Tingi. Yang Menciptakan, dan Menyempurnakan (penciptaan-Nya). Dan yang menentukan kadar (masing-masing) dan memberi petunjuk. Q.S. Al A’laa (87) ayat 1-3
Bagaimana kita mengetahui bahwa Allah adalah المُحْيِيْ (Al Muhyi – Maha Menghidupkan)?
Tanah, air, udara dan cahaya semuanya adalah materi yang mati, tidak bernafas atau bernyawa. Dari materi mati dan tak bernafas ini Allah SWT menciptakan tumbuhan yang hidup, berkembang biak, menghasilkan buah atau biji. Ini adalah salah satu bukti bahwa Allah Dzat yang Maha Menghidupkan.
Bagaimana kita mengetahui bahwa Allah SWT adalah المُصَوِّرُ (Al Mushawwir – Maha Pembentuk rupa)?
Bila Anda menyaksikan sebuah biji di tanah berubah menjadi sebuah pohon berbuah, tentulah Anda dapat memastikan bahwa bentuk pohon yang sempurna itu adalah hasil ciptaan Dzat Yang Maha Pembentuk. Kita menyaksikan setiap pohon memiliki detail bentuk, warna dan buah yang amat beragam, demikian juga dengan daun, ranting, bunga, dan struktur bagian dalamnya. Siapa yang telah mengubah tanah, air, udara, sinar matahari menjadi kebun yang indah dengan sebaik-baik bentuk? Semua itu menjadi saksi sifat Allah yang Maha Pembentuk rupa.
JADI, dengan tafakur terhadap penciptaan Allah, dan dengan merenungkan makanan yang kita makan, kita dapat mengetahui sebagian sifat-sifat Allah SWT:
  • Perencanaan matang terhadap rezki kita menunjukkan sifat Ar-Razzaq
  • Kesempurnaan, manfaat, dan tujuan penciptaan dari semua makhluk menjadi bukti sifat Al Hakim.
  • Kedalaman dan mendetailnya bentuk ciptaan Allah menunjukkan sifat Al Khabir
  • Ilmu dan pengetahuan tak terbatas dalam penciptaan makhluk menunjukkan sifat Al ‘alim.
  • Kasih sayang yang terlihat pada penciptaan makhluk menunjukkan sifat Allah Ar Rahim…
Apa manfaat kita mengenal sebagian sifat-sifat Allah?
Dengan mengenal sifat berarti kita mengenal pemilik sifat (maushuf). Kita telah mengetahui bahwa yang telah menciptakan makanan adalah Pemberi rezki, Maha Bijaksana, dalam dan detail pengetahuan-Nya, Maha Pengasih, … berarti pencipta makanan bukanlah alam semesta, karena alam yang oleh orang atheis dan darwinis dianggap pencipta makhluk hidup tidak mungkin memiliki sifat-sifat sempurna. Hanya Allah saja yang mempunyai semua sifat-sifat kesempurnaan tersebut.
Alam tak punya kemampuan mengatur hingga kita tidak mungkin mengatakan bahwa alamlah yang mengatur rezki.
Alam tak punya hikmah (kebijaksanaan atau mengetahui tujuan perbuatannya).
Alam tak punya khibrah (kedalaman ilmu dan pengalaman).
Alam tak punya pengetahuan sama sekali.
Alam tak punya sifat rahmat (kasih sayang).
Alam tak punya karam (kedermawanan).
Alam tak punya hidayah (kemampuan memberi petunjuk).
Alam tidak hidup sendiri sehingga ia mampu memberikan kehidupan kepada yang lain.
Alam tak punya kemampuan tashwir (membentuk) sehingga kita berkhayal dialah yang membuat bentuk-bentuk indah yang kita lihat di sekeliling kita.
Dan seperti alam, begitu juga dengan berhala atau patung yang diagungkan oleh manusia dulu maupun sekarang. Kita dapat memastikan dengan keyakinan seratus persen bahwa yang memiliki semua sifat-sifat tersebut hanyalah Allah SWT yang telah berfirman:
فَلْيَنظُرِ الْإِنسَانُ إِلَىٰ طَعَامِهِ﴿٢٤﴾أَنَّا صَبَبْنَا الْمَاءَ صَبًّا﴿٢٥﴾ثُمَّ شَقَقْنَا الْأَرْضَ شَقًّا﴿٢٦﴾فَأَنبَتْنَا فِيهَا حَبًّا﴿٢٧﴾وَعِنَبًا وَقَضْبًا﴿٢٨﴾وَزَيْتُونًا وَنَخْلًا﴿٢٩﴾وَحَدَائِقَ غُلْبًا﴿٣٠﴾وَفَاكِهَةً وَأَبًّا﴿٣١﴾مَّتَاعًا لَّكُمْ وَلِأَنْعَامِكُمْ﴿٣٢﴾
Maka hendaklah manusia itu memperhatikan makanannya. Sesungguhnya Kami benar-benar telah mencurahkan air (dari langit), kemudian Kami belah bumi dengan sebaik-baiknya, lalu Kami tumbuhkan biji-bijian di bumi itu, anggur dan sayur-sayuran, zaitun dan kurma, kebun-kebun (yang) lebat, dan buah-buahan serta rumput-rumputan, untuk kesenanganmu dan untuk binatang-binatang ternakmu. Q.S. ‘Abasa (80) ayat 24-32
Kesimpulan
  • Allah SWT memerintahkan kita melakukan tafakur tentang makanan kita karena Dia menjadikan dalam setiap ciptaan-Nya tanda-tanda yang dapat mengenalkan kita sebagian sifat-sifat-Nya.
  • Jika kita renungkan bagaimana Allah SWT mengucurkan rezki kepada manusia ketika berada dalam rahim ibu, bagaimana Dia memberi rezki untuknya berupa ASI, lalu rezki berupa tumbuh-tumbuhan, maka kita dapat mengetahui bahwa Allah SWT adalah Ar-Razzaq.
  • Kita mengetahui bahwa Allah SWT adalah Al ‘Alim, karena Dia mengetahui kebutuhan Anda terhadap rezki ketika Anda dalam rahim ibu lalu Ia kucurkan rezki-Nya untuk Anda. Allah SWT mengetahui kapan Anda keluar dari perut ibu sehingga Ia siapkan ASI untuk Anda. Allah SWT juga mengetahui keberadaan air dalam tanah sehingga ia ciptakan akar untuk tanaman dan penghisap air, Dia mengetahui kebutuhan dedaunan dan Dzat hijau daun terhadap sinar matahari sehingga Dia jadikan daun-daun itu tumbuh menghadap ke arah sinar matahari.
  • Kita mengetahui bahwa Allah SWT adalah Al Hakim ketika kita menyaksikan kesempurnaan dan ketelitian yang tiada tara dalam penciptaan tali pusat, juga tatkala kita menyaksikan kesesuaian yang amat sangat antara perubahan formulasi ASI dengan perkembangan tubuh bayi, begitu pula ketika kita melihat kesempurnaan dan ketelitian di setiap bagian-bagian tumbuhan.
  • Kita mengenal bahwa Allah SWT adalah Al Khabir saat kita menyaksikan ketelitian dan ketepatan dalam mengirim makanan dari tubuh ibu ke tubuh Anda saat Anda di dalam rahim, saat kita melihat kesempurnaan terbentuknya ASI dan keluarnya ASI dari makanan yang dikonsumsi ibu, juga ketika kita memperhatikan pembentukan buah-buahan yang beragam dari tanah yang satu, disirami dengan air yang sama dan dengan udara serta matahari yang sama.
  • Kita mengetahui bahwa Allah SWT adalah Ar Rahim ketika kita tahu bahwa tanpa rezki dari-Nya kita pasti mati. Namun ia menyayangi kita dengan curahan berbagai rezki karena rahmat dan karunia-Nya.
  • Kita mengetahui bahwa Dia adalah Al Karim ketika kita mengetahui bahwa rezki-Nya meliputi semua makhluk-Nya tanpa kecuali.
  • Kita mengetahui bahwa Dialah Al Hadi saat kita menyaksikan arahan yang diberikan-Nya kepada payudara ibu yang segera penuh dengan susu tepat setelah bayi lahir, saat Dia memberi ilham kepada bayi yang belum dapat berpikir untuk mengisap payudara ibunya, saat kita melihat tanaman yang berkembang dengan kadar tertentu (pada waktu tertentu) dan juga perkembangan rezki.
  • Kita mengetahui bahwa Allah adalah Al Muhyi ketika kita menyaksikan munculnya kehidupan pada benda-benda yang mati.
  • Kita mengetahui bahwa Allah adalah Al Mushawwir ketika kita melihat berbagai bentuk yang indah muncul dari tanah, air dan udara.
  • Jika kita mengetahui bahwa yang telah menciptakan makanan adalah Ar Razzaq, Al ‘Alim, Al Hakim, Al Khabir, Ar Rahim, Al Karim, Al Hadi, Al  Muhyi, dan Al Mushawwir, kita dapat memastikan Dialah Allah SWT. Karena alam semesta atau berhala dengan berbagai jenisnya sama sekali tidak memiliki sifat-sifat dan kemampuan seperti itu.

Sumber: http://www.dakwatuna.com/2011/12/16750/hendaklah-manusia-memperhatikan-makanannya-bagian-ke-2-selesai/#ixzz1qXvBTlkC
Lihat Selengkapnya »»