Selama
ini kita mengenal sumur Zamzam dari buku-buku agama. Namun sebenarnya
ada sisi ilmiah saintifiknya juga looh. Cabang ilmu geologi yang
mempelajari tentang air adalah hydrogeologi.
Sumur Zamzam
Khasiat air Zam-zam tentunya bukan disini yang mesti menjelaskan,
tapi kalau dongengan geologi sumur Zam-zam mungkin bisa dijelaskan
disini. Sedikit cerita Pra-Islam, atau sebelum kelahiran Nabi Muhammad,
diawali dengan kisah Isteri dari Nabi Ibrahim, Siti Hajar, yang mencari
air untuk anaknya yang cerita. Sumur ini kemudian tidak banyak atau
bahkan tidak ada ceritanya, sehingga sumur ini dikabarkan hilang.
Sumur Zam-zam yang sekarang ini kita lihat adalah sumur yang digali
oleh Abdul Muthalib kakeknya Nabi Muhammad. Sehingga saat ini, dari
“ilmu persumuran” maka sumur Zam-zam termasuk kategori sumur gali (Dug
Water Well).
Dimensi dan Profil Sumur Zam-zam
Bentuk sumur Zam-zam dapat dilihat dibawah ini.
Bentuk sumur Zam-zam
Sumur ini memiliki kedalaman sekitar 30.5 meter. Hingga kedalaman
13.5 meter teratas menembus lapisan alluvium Wadi Ibrahim. Lapisan ini
merupakan lapisan pasir yang sangat berpori. Lapisan ini berisi
batupasir hasil transportasi dari lain tempat. Mungkin saja dahulu ada
lembah yang dialiri sungai yang saat ini sudah kering. Atau dapat pula
merupakan dataran rendah hasil runtuhan atau penumpukan hasil pelapukan
batuan yang lebih tinggi topografinya.
Mata air zamzam
Dibawah lapisan alluvial Wadi Ibrahim ini terdapat setengah meter (0.5
m) lapisan yang sangat lulus air (permeable). Lapisan yang sangat lulus
air inilah yang merupakan tempat utama keluarnya air-air di sumur
Zam-zam.
Mata air zamzam
Kedalaman 17 meter kebawah selanjutnya, sumur ini menembus lapisan
batuan keras yang berupa batuan beku Diorit. Batuan beku jenis ini
(Diorit) memang agak jarang dijumpai di Indonesia atau di Jawa, tetapi
sangat banyak dijumpai di Jazirah Arab. Pada bagian atas batuan ini
dijumpai rekahan-rekahan yang juga memiliki kandungan air. Dulu ada yang
menduga retakan ini menuju laut Merah. Tetapi tidak ada (barangkali
saja saya belum menemukan) laporan geologi yang menunjukkan hal itu.
Dari uji pemompaan sumur ini mampu mengalirkan air sebesar 11 – 18.5
liter/detik, hingga permenit dapat mencapai 660 liter/menit atau 40 000
liter per jam. Celah-celah atau rekahan ini salah satu yang mengeluarkan
air cukup banyak. Ada celah (rekahan) yang memanjang kearah hajar Aswad
dengan panjang 75 cm denga ketinggian 30 cm, juga beberapa celah kecil
kearah Shaffa dan Marwa.
Keterangan geometris lainnya, celah sumur dibawah tempat Thawaf 1.56
m, kedalaman total dari bibir sumur 30 m, kedalaman air dari bibir sumur
= 4 m, kedalaman mata air 13 m, Dari mata air sampai dasar sumur 17 m,
dan diameter sumur berkisar antara 1.46 hingga 2.66 meter.
Air hujan sebagai sumber berkah
Air hujan sebagai sumber berkah
Kota Makkah terletak di lembah, menurut SGS (Saudi Geological Survey)
luas cekungan yang mensuplai sebagai daerah tangkapan ini seluas 60 Km2
saja, tentunya tidak terlampau luas sebagai sebuah cekungan penadah
hujan. Sumber air Sumur Zam-zam terutama dari air hujan yang turun di
daerah sekitar Makkah.
Sumur ini secara hydrologi hanyalah sumur biasa sehingga sangat
memerlukan perawatan. Perawatan sumur ini termasuk menjaga kualitas
higienis air dan lingkungan sumur serta menjaga pasokan air supaya mampu
memenuhi kebutuhan para jamaah **** di Makkah. Pembukaan lahan untuk
pemukiman di seputar Makkah sangat ditata rapi untuk menghindari
berkurangnya kapasitas sumur ini.
lokasi sumur Zamzam
Gambar diatas ini memperlihatkan lokasi sumur Zamzam yang terletak
ditengah lembah yang memanjang. Masjidil haram berada di bagian tengah
diantara perbukitan-perbukitan disekitarnya. Luas area tangkapan yang
hanya 60 Km persegi ini tentunya cukup kecil untuk menangkap air hujan
yang sangat langka terjadi di Makkah, sehingga memerlukan pengawasan dan
pemeliharaan yang sangat khusus.
Sumur Zamzam ini, sekali lagi dalam pandangan (ilmiah) hidrogeologi ,
hanyalah seperti sumur gali biasa. Tidak terlalu istimewa dibanding
sumur-sumur gali lainnya. Namun karena sumur ini bermakna religi, maka
perlu dijaga. Banyak yang menaruh harapan pada air sumur ini karena
sumur ini dipercaya membawa berkah. Ada yang menyatakan sumur ini juga
bisa kering kalau tidak dijaga. Bahkan kalau kita tahu kisahnya sumur
ini diketemukan kembali oleh Abdul Muthalib (kakeknya Nabi Muhammad SAW)
setelah hilang terkubur 4000 tahun (?).
Dahulu diatas sumur ini terdapat sebuah bangunan dengan luas 8.3 m x
10.7 m = 88.8 m2. Antara tahun 1381-1388 H bangunan ini ditiadakan untuk
memperluas tempat thawaf. Sehingga tempat untuk meminum air zamzam
dipindahkan ke ruang bawah tanah. Dibawah tanah ini disediakan tempat
minum air zam-zam dengan sejumlah 350 kran air (220 kran untuk laki-laki
dan 130 kran untuk perempuan), ruang masuk laki perempuan-pun
dipisahkan.
Monitoring dan pemeliharaan sumur Zamzam
Saat ini bangunan diatas sumur Zam-Zam yang terlihat gambar diatas
itu sudah tidak ada lagi, bahkan tempat masuk ke ruang bawah tanah
inipun sudah ditutup. Sehingga ruang untuk melakukan ibadah Thawaf
menjadi lebih luas. Tetapi kalau anda jeli pas Thawaf masih dapat kita
lihat ada tanda dimana sumur itu berada. Sumur itu terletak kira-kira 20
meter sebelah timur dari Ka’bah.
Monitoring dan pemeliharaan sumur Zamzam
Jumlah jamaah ke Makkah tiga puluh tahun lalu hanya 400 000 pertahun
(ditahun 1970-an), terus meningkat menjadi lebih dari sejuta jamaah
pertahun di tahun 1990-an, Dan saat ini sudah lebih dari 2.2 juta.
Tentunya diperlukan pemeliharaan sumur ini yang merupakan salah satu
keajaiban dan daya tarik tersendiri bagi jamaah haji.
Pemerintah Saudi tentunya tidak dapat diam pasrah saja membiarkan
sumur ini dipelihara oleh Allah melalui proses alamiah. Namun pemerintah
Arab Saudi yang sudah moderen saat ini secara ilmiah dan saintifik
membentuk sebuah badan khusus yang mengurusi sumur Zamzam ini.
Sepertinya memang Arab Saudi juga bukan sekedar percaya saja dengan
menyerahkan ke Allah sebagai penjaga, namun justru sangat meyakini
manusialah yang harus memelihara berkah sumur ini.
Sistem Pompa
Pada tahun 1971 dilakukan penelitian (riset) hidrologi oleh seorang
ahli hidrologi dari Pakistan bernama Tariq Hussain and Moin Uddin Ahmed.
Hal ini dipicu oleh pernyataan seorang doktor di Mesir yang menyatakan
air Zamzam tercemar air limbah dan berbahaya untuk dikonsumsi. Tariq
Hussain (termasuk saya dari sisi hidrogeologi) juga meragukan spekulasi
adanya rekahan panjang yang menghubungkan laut merah dengan Sumur
Zam-zam, karena Makkah terletak 75 Kilometer dari pinggir pantai.
Menyangkut dugaan doktor mesir ini, tentusaja hasilnya menyangkal
pernyataan seorang doktor dari Mesir tersebut, tetapi ada hal yang lebih
penting menurut saya yaitu penelitian Tariq Hussain ini justru akhirnya
memacu pemerintah Arab Saudi untuk memperhatikan Sumur Zamzam secara
moderen. Saat ini banyak sekali gedung-gedung baru yang dibangun
disekitar Masjidil Haram, juga banyak sekali terowongan dibangun
disekitar Makkah, sehingga saat ini pembangunannya harus benar-benar
dikontrol ketat karena akan mempengaruhi kondisi hidrogeologi setempat.
Badan Riset sumur Zamzam yang berada dibawah SGS
(Saudi Geological Survey) bertugas untuk:
- Memonitor dan memelihara untuk menjaga jangan sampai sumur ini kering.
- Menjaga urban disekitar Wadi Ibrahim karena mempengaruhi pengisian air.
- Mengatur aliran air dari daerah tangkapan air (recharge area).
- Memelihara pergerakan air tanah dan juga menjaga kualitas melalui bangunan kontrol.
- Meng-upgrade pompa dan dan tangki-tangki penadah.
- Mengoptimasi supplai dan distribusi airZam-zam
Perkembangan perawatan sumur Zamzam.
Dahulu kala, zamzam diambil dengan gayung atau timba, namun kemudian
dibangunlah pompa air pada tahun 1373 H/1953 M. Pompa ini menyalurkan
air dari sumur ke bak penampungan air, dan diantaranya juga ke kran-kran
yang ada di sekitar sumur zamzam.
Uji pompa (pumping test) telah dilakukan pada sumur ini, pada
pemompaan 8000 liters/detik selama lebih dari 24 jam memperlihatkan
permukaan air sumur dari 3.23 meters dibawah permukaan menjadi 12.72
meters dan kemudian hingga 13.39 meters. Setelah itu pemompaan
dihentikan permukaan air ini kembali ke 3.9 meters dibawah permukaan
sumur hanya dalam waktu 11 minut setelah pompa dihentikan. Sehingga
dipercaya dengan mudah bahwa akifer yang mensuplai air ini berasal dari
beberapa celah (rekahan) pada perbukitan disekitar Makkah.
Banyak hal yang sudah dikerjakan pemerintah Saudi untuk memelihara
Sumur ini antara lain dengan membentuk badan khusus pada tahun 1415 H
(1994). dan saat ini telah membangun saluran untuk menyalurkan air
Zam-zam ke tangki penampungan yang berkapasitas 15.000 m3, bersambung
dengan tangki lain di bagian atas Masjidil Haram guna melayani para
pejalan kaki dan musafir. Selain itu air Zam-zam juga diangkut ke
tempat-tempat lain menggunakan truk tangki diantaranya ke Masjidil
Nabawi di Madinah Al-Munawarrah.
Saat ini sumur ini dilengkapi juga dengan pompa listrik yang tertanam
dibawah (electric submersible pump). Kita hanya dapat melihat
foto-fotonya saja seperti diatas. Disebelah kanan ini adalah drum
hidrograf, alat perekaman perekaman ketinggian muka air sumur Zamzam
(Old style drum hydrograph used for recording levels in the Zamzam
Well).
Kandungan mineral
Tidak seperti air mineral yang umum dijumpai, air Zamzam in memang unik
mengandung elemen-elemen alamiah sebesar 2000 mg perliter. Biasanya air
mineral alamiah (hard carbonated water) tidak akan lebih dari 260 mg per
liter. Elemen-elemen kimiawi yang terkandng dalam air Zamzam dapat
dikelompokkan menjadi
Yang pertama, positive ions seperti misal sodium (250 mg per litre),
calcium (200 mg per litre), potassium (20 mg per litre), dan magnesium
(50 mg per litre).
Kedua, negative ions misalnya sulphur (372 mg per litre), bicarbonates
(366 mg per litre), nitrat (273 mg per litre), phosphat (0.25 mg per
litre) and ammonia (6 mg per litre).
Molekul air zam zam
Kandungan-kandungan elemen-elemen kimiawi inilah yang menjadikan rasa
dari air Zamzam sangat khas dan dipercaya dapat memberikan khasiat
khusus. Air yang sudah siap saji yang bertebaran disekitar Masjidil
Haram dan Masjid Nabawi di Madinah merupakan air yang sudah diproses
sehingga sangat aman dan segar diminum, ada yang sudah didinginkan dan
ada yang sejuk (hangat). Namun konon prosesnya higienisasi ini tidak
menggunakan proses kimiawi untuk menghindari perubahan rasa dan
kandungan air ini.