Jumat, 07 September 2012

SEDEKAH Sebagai Obat Anti GALAU


Mengeluh adalah satu aktifitas yang hampir setiap orang pernah melakukannya. Keluhan bisa disebabkan oleh sedikitnya rezeki, menurunnya kesehatan atau waktu yang terasa sempit. Tak ayal,  watak manusia ini diabadikan dengan istilah “haluu’a”. Bagaimana cara agar tidak cepat mengeluh?

Dalam Al-Qur’an, rumusnya ada dua, yakni shalat secara istiqamah dan bersedekah. Mengapa shalat dan mengapa pula sedekah? Sungguh, ketika shalat dipahami sebagai sebuah kebutuhan, niscaya tidak ada seorang pun yang menyia-nyiakan waktu berlalu tanpa shalat. Shalat ibarat udara yang senantiasa dibutuhkan. Shalat yang merupakan wujud penyerahan diri total seorang hamba kepada Tuhannya dapat dilakukan dalam berbagai bentuk. Shalat dalam arti luas dapat dilakukan sambil berjalan, saat bekerja, dan ketika bergaul dengan sesama. Kalau shalat sudah menyatu dalam gerak langkah seseorang, niscaya hidupnya akan cerah, bungah, ceria, dan gembira. Ia tahu lebih dari manusia pada umumnya. Hatinya telah menyatu dengan setiap taqdir yang ia terima. Di depan matanya, ada Tuhan. Di setiap nafasnya ada Tuhan. Di setiap gerak langkahnya, ada Tuhan. Tuhan ada di mana-mana. Tuhan begitu dekat dan sayang kepadanya. Lalu, patutkah ia mengeluh? Rasanya tidak akan ada komplain ketika seseorang tahu apa yang telah direncanakan Tuhan  untuknya. Ia mengerti Tuhan membuat jalan berliku untuknya agar ia semakin ingat dan dekat dengan-Nya. Ia akan bisa selalu damai dengan dirinya.

Di sisi lain, sedekah menjadi obat mujarab karena dapat melembutkan hati. Orang akan mudah terenyuh ketika tangannya bersedia mengulurkan bantuan kepada sesamanya. Ia akan merasakan kepedihan yang dialami saudaranya. Dari situ, teringatlah ia akan berbagai nikmat Tuhan yang masih ia kenyam, jauh lebih baik dari orang yang dilihatnya. Kekayaan, jabatan, popularitas, dan segudang ilmu yang dimiliki ternyata tak ada apa-apanya bila ia tidak bisa mensyukuri karunia ini dengan berbagi dengan orang lain yang  tidak sesukses dirinya. Sedekah dengan senyuman, sapa ramah, uluran tangan persahabatan atau nasihat kebaikan tak akan mengurangi harta sedikitpun. Justru, kita akan bisa menjadi gembira dan bahagia. Kesadaran  bahwa di dalam hartanya ada hak orang lain akan membuatnya kian mulia karena telah menjadi perantara Tuhan untuk kebahagiaan saudaranya. Sungguh, dengan demikian, dua resep Tuhan untuk mengatasi keluh kesah sangat ampuh dan tak dapat disangkal. Silakan dibuktikan sendiri! Salam…
Lihat Selengkapnya »»  

Kamis, 06 September 2012

INTEGRAL

iNTEGRAL




1.1 Definisi Integral Tak Tentu (Indefinite Integral)
Jika  maka y adalah fungsi yang mempunyai turunan f(x)dan disebut anti turunan
(antiderivate) dari f(x) atau integral tak tentu dari f(x)yang diberi notasi  . Sebaliknya, jika
 karena turunan dari suatu konstanta adalah nol, maka suatu integral tak tentu 
mempunyai suku konstanta sembarang.

1.2 Rumus-rumus Integral Tak Tentu

1.3 Definisi Integral Tentu
Andaikan f(x) didefinisikan dalam selang  Selang ini dibagi menjadi n bagian yang sama 

panjang, yaitu Maka integral tentu dari f(x) antara x = a dan x =b didefinisikan 
sebagai berikut:
Limit ini pasti ada jika f(x) kontinu sepotong demi sepotong jika
maka menurut dalil pokok dari kalkulus integral, integral tentu diatas dapat dihitung dengan 
rumus :

1.4 Rumus-rumus Integral tentu


dengan k sebagai konstanta sembarang.



1.5 Integral Parsial
Prinsip dasar integral parsial :
  1. Salah satunya dimisalkan U
  2. Sisinya yang lain (termasuk dx) dianggap sebagai dv

Sehingga bentuk integral parsial adalah sebagai berikut : 


1.1 Beberapa Aplikasi dari Integral
a. Perhitungan Luas suatu kurva terhadap sumbu x





b. Menghitung luas diantara dua buah kurva

c. Menghitung volume benda putar yang diputar terhadap sumbu koordinat


SUMBER

Lihat Selengkapnya »»  

Rabu, 05 September 2012

OPOR AYAM


RESEP OPOR AYAM
BAHAN :
1 kg atau 1 ekor ayam
minyak goreng secukupnya
2 lembar daun salam
1 batang serai, di memarkan
1 cm lengkuas. dimemarkan
4 cm kayu manis
750 cc santan dari satu butir kelapa


BUMBU :
10 butir bawang merah
4 siung bawang putih
1 sendok makan ketumbar
10 butir jintan
1 /2 sendok teh merica bulat
2 cm jahe
2 cm kunyit
garam secukupnya


CARA MEMBUAT OPOR AYAM :
• Ayam dibersihkan sampai bersih, lalu dipotong menjadi 10 bagian. Kemudian di goreng dalam minyak panas sampai berwarna kekuning-kuningan. Angkat dan tiriskan.
• Haluskan semua bumbu sampai halus. Selanjutnya panaskan 3 sendok makan minyak. lalu tumis bumbu yang sudah dihaluskan. masukkan daun salam. serai, lengkuas dan kayu manis.
• Setelah beraroma. masukkan santan dan ayam. Masak terus sampai santan mendidih dan ayam lunak.
• Setelah matang. angkat dari perapian dan siap disajikan sebagai pelengkap ketupat
Lihat Selengkapnya »»  

Senin, 03 September 2012

Perdagangan Yang Rugi



Perdagangan Yang Rugi
Syeikh Abul Ala Maududi



















Al Quran menanamkan dalam diri umat manusia adalah bahwa dunia ini merupakan tempat tinggal sementara. Dengan demikian hidup yang sejati bukanlah hidup di dunia ini, melainkan kehidupan lain yang bakal datang, yang jauh lebih baik, lebih abadi, dan lebih besar manfaatnya dibanding kehidupan duniawi itu.

Sementara itu petaka dan penderitaan yang berada disana pun jauh lebih hebat ketimbang yang ada di dunia. Karena itu barangsiapa yang silau oleh tujuan lahiriah kehidupan duniawi ini dan tertipu oleh kenikmatan, kekayaan kenyamanannya, lantas mati matian berusaha memperoleh semuanya itu dengan mengorbankan kenikmatan dan kenyamanan kehidupan akherat  yang abadi, maka rugilah “perdagangan” yang ia lakukan itu.

Begitu pula halnya merugi pulalah orang yang berpandangan bahwa yang namanya bencana dan kerugian itu hanyalah kerugian dan bencana di duniawi saja, lantas dengan mati matian pula berusaha berbagai cara untuk menghindarinya, walau dengan begitu beresiko ia layak memperoleh siksa dan bencana di kampung akhirat. 

Pada hakikatnya orang seperti itu telah melakukan suatu kebodohan yang luar biasa besarnya, dan apa yang ia lakukan itu sama sekali tidak bisa dibenarkan oleh Al Quran, rasio, dan ilmu pengetahuan.

“Dan tiadalah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan main main. Dan sesungguhnya akhirat itulah kehidupan yang sebenarnya, kalau mereka mengetahuinya (QS Al Ankabut :64)
SUMBER

Lihat Selengkapnya »»  

Risoles dan Sambal Goreng Daging Cincang



Risoles & Sambal Goreng Daging Cincang
Risoles & Sambal Gorang Daging Cincang























Urusan membuat menu masakan terkadang membuat repot Umi atau Bunda di rumah, betul kan?! Belum lagi dengan selera anggota keluarga yang berbeda-beda. Namun, tentu Umi dan Bunda tidak putus asa untuk selalu menghidangkan menu-menu masakan yang lezat dan bergizi dan yang paling penting semuanya dengan bahan-bahan yang halal dan thayyib.
Kali ini dari redaksi yang dibantu dengan tim dapur Alsultan, menyajikan resep menu untuk risoles dan sambal goreng daging cincang. Bumbu instan Alsultan terbuat dari bahan-bahan alami dan tidak menggunakan MSG dan bahan pengawet lainnya sehingga aman dikonsumi untuk seluruh anggota keluarga.
Selamat mencoba!

RISOLES
Bahan kulit :
- 200 dr terigu
- 500 cc air/susu cair tawar
- minyak goreng 3 sdm
- 2 btr telur
- 1/2 sdt garam

Bahan isi :

- 250 gr kentang 
- 250 gr wortel
- 100 gr daging giling
- 10 siung bwg merah (iris halus)
- 3 siung bwg putih ( cincang)
- 1/2 sdm kaldu sapi Alsultan
- 1/2 sdt pala bubuk
- 1 sdm lada putih bubuk Alsultan
- 2 tangkai daun bwg
- 2 sdm minyak goreng

Bahan utk memanir :
- 50 gr terigu
- 300 cc air
- 250 gr tepung roti

Cara membuat :

kulit risoles :
- campur semua bahan jadi satu
- panaskan wajan tahan panas dan oleskan minyak goreng
- tuang adonan sesendok demi sesendok untuk membuat nya dengan api sedang

isi :
- tumis bwg merah dan bwg putih stlh harum masukkan daging giling dan bumbu2
- stlh berubah warna, tambahkan semua sayuran nya, aduk2 dan tambahkan 1 gelas air panas
- masak sampai semua empuk dan air nya mengering

Setelah semua siap :
- ambil selembar kulit risoles, tambahkan 1 sdm adonan isi dan gulung
- campur terigu dan air, aduk smpai larut, masukkan risoles kemudian gulirkan ke tepung roti
- simpan dalam kulkas kira-kira 4 jam sblm digoreng dlm minyak panas dengan api sedang




SAMBAL GORENG DAGING CINCANG

Bahan yang dibutuhkan :
- 500 cc santan kental dari 1 btr kelapa
- 3 lbr daun salam
- 1 bh cabe merah besar (iris tipis)

bola2 daging cincang :
- 300 gr daging cincang
- 100 gr bawang bombay (cincang)
- 1/4 pala bubuk
- 1/2 lada putih bubuk Alsultan
- 1 sdt garam
- 1 btr telur

bahan yg dihaluskan :
1 sdt jahe
- 1 sdm lengkoas muda
- 1/2 sdm cabe bubuk Alsultan
- 10 siung bwg merah
- 1 sdm bawang putih bubuk Alsultan
- 1/2 sdm garam
- 1 sdm kaldu sapi Alsultan

Cara membuat :
- campur semua adonan utk membuat bola2 daging
- ambil sesendok dan bentuk bulat sampai habis
- goreng sebentar dengan api sedang
- tiriskan
- kemudian tumis semua bumbu halus dan masukkan daun salam
- stlh harum masukkan santan dan aduk
- masukkan bola2 daging dan cabe iris sampai santan berminyak
- siap dihidangkan

Lihat Selengkapnya »»  

MAKNA UMUR DALAM ULANG TAHUN SESEORANG



       Setiap manusia pasti mendapat beragam nikmat dari Allah SWT. Salah satunya adalah nikmat umur. Umur seseorang bisa pendek atau singkat dan bisa panjang. Sekalipun bisa dianalisis faktor-faktor penyebabnya seperti karena kecelakaan, kualitas gizi, dan kesehatan namun kita percaya bahwa pendek dan panjangnya usia tidak lepas karena takdir Allah SWT. Karena titipan Allah SWT maka menjadi kewajiban bagi umat untuk memanfaatkan dan memeliharanya. Mengapa demikian?
       Allah SWT tidak mungkin memberi sesuatu yang tidak berfaedah kepada umatnya. Kalau demikian mengapa kita tidak mengoptimumkannya? Mengapa masih saja ada yang bermalas-malasan dan melakukan maksiat sementara ada yang begitu aktif dan produktif melakukan ibadah seruan Allah SWT? Disinilah kita harus memahami makna umur secara subtantif dan kaitannya dengan kewajiban kita di dunia. Pertama kita sadar hidup di dunia ini begitu singkat. Kedua agama selalu mengajarkan pada kita untuk berlomba-lomba berbuat kebajikan. Ketiga janganlah pesimis dan berputus asa kalau akan dan sedang melakukan suatu kegiatan. Lalu apa kaitannya dengan ulang tahun atau hari kelahiran seseorang?
        Ketika seseorang mensyukuri hari kelahirannya maka tidak ayal lagi begitu banyak teman dan kerabat menyampaikan selamat. Ada yang berdoa semoga dia selalu sehat dan mudah rezeki. Ada juga yang mengirim kado disertai kartu ucapan selamat macam-macam. Namun yang kerap disampaikan adalah ucapan doa semoga panjang umur. Padahal sisa umur kita semakin pendek. Mungkin maksudnya adalah agar yang berulang tahun masih diberi tambahan usia hidup untuk bisa menikmati hidup ini.
        Disini makna umur lebih pada konteks jumlah dan mutu penggunaannya. Bukan pada panjang pendeknya umur. Seberapa jauh tambahan umur digunakan sebaik mungkin. Bukan saja untuk menikmati dunia namun mengisi dunia ini dengan amal ibadah dan amal soleh. Dengan demikian kita bisa mengatakannya sebagai umur ibadah atau pengabdian. Dan untuk itu diharapkan setiap kita selalu memohon pada Allah SWT agar kepada kita masih diberi kesempatan untuk beribadah dan beramal soleh. Tujuannya adalah memerbaiki kekurangan-kekurangan yang masih dimiliki dan tentunya juga meningkatkan kualitas pengabdian kita pada Allah SWT.

Lihat Selengkapnya »»  

Minggu, 02 September 2012

Hikmah Puasa di Bulan Syawal


Image


“Barangsiapa berpuasa penuh di bulan Ramadhan lalu menyambungnya dengan (puasa) enam hari di bulan Syawal, maka (pahalanya) seperti ia berpuasa selama satu tahun.” (HR. Muslim).
Imam Ahmad dan An-Nasa’i, meriwayatkan dari Tsauban, Nabi shallallahu ‘alaihi wasalllam bersabda:
“Puasa Ramadhan (ganjarannya) sebanding dengan (puasa) sepuluh bulan, sedangkan puasa enam hari (di bulan Syawal, pahalanya) sebanding dengan (puasa) dua bulan, maka itulah bagaikan berpuasa selama setahun penuh.” ( Hadits riwayat Ibnu Khuzaimah dan Ibnu Hibban dalam “Shahih” mereka)
Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Barangsiapa berpuasa Ramadhan lantas disambung dengan enam hari di bulan Syawal, maka ia bagaikan telah berpuasa selama setahun. ” (HR. Al-Bazzar) (Al Mundziri berkata: “Salah satu sanad yang beliau miliki adalah shahih.”)
Pahala puasa Ramadhan yang dilanjutkan dengan puasa enam hari di bulan Syawal menyamai pahala puasa satu tahun penuh, karena setiap hasanah (kebaikan) diganjar sepuluh kali lipatnya, sebagaimana telah disinggung dalam hadits Tsauban di muka.
Membiasakan puasa setelah Ramadhan memiliki banyak manfaat, di antaranya :
  1. Puasa enam hari di bulan Syawal setelah Ramadhan, merupakan pelengkap dan penyempurna pahala dari puasa setahun penuh.
  2. Puasa Syawal dan Sya’ban bagaikan shalat sunnah rawatib, berfungsi sebagai penyempurna dari kekurangan, karena pada hari Kiamat nanti perbuatan-perbuatan fardhu akan disempurnakan (dilengkapi) dengan perbuatan-perbuatan sunnah. Sebagaimana keterangan yang datang dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam di berbagai riwayat. Mayoritas puasa fardhu yang dilakukan kaum muslimin memiliki kekurangan dan ketidak sempurnaan, maka hal itu membutuhkan sesuatu yang menutupi dan menyempurnakannya.
  3. Membiasakan puasa setelah Ramadhan menandakan diterimanya puasa Ramadhan, karena apabila Allah Ta’ala menerima amal seorang hamba, pasti Dia menolongnya dalam meningkatkan perbuatan baik setelahnya. Sebagian orang bijak mengatakan: “Pahala amal kebaikan adalah kebaikan yang ada sesudahnya.” Oleh karena itu barangsiapa mengerjakan kebaikan kemudian melanjutkannya dengan kebaikan lain, maka hal itu merupakan tanda atas terkabulnya amal pertama.
    Demikian pula sebaliknya, jika seseorang melakukan suatu kebaikan lalu diikuti dengan yang buruk maka hal itu merupakan tanda tertolaknya amal yang pertama.
  4. Puasa Ramadhan -sebagaimana disebutkan di muka- dapat mendatangkan maghfirah atas dosa-dosa masa lain. Orang yang berpuasa Ramadhan akan mendapatkan pahalanya pada hari Raya ‘ldul Fitri yang merupakan hari pembagian hadiah, maka membiasakan puasa setelah ‘Idul Fitri merupakan bentuk rasa syukur atas nikmat ini. Dan sungguh tak ada nikmat yang lebih agung dari pengampunan dosa-dosa.
    Oleh karena itu termasuk sebagian ungkapan rasa syukur seorang hamba atas pertolongan dan ampunan yang telah dianugerahkan kepadanya adalah dengan berpuasa setelah Ramadhan. Tetapi jika ia malah menggantinya dengan perbuatan maksiat maka ia termasuk kelompok orang yang membalas kenikmatan dengan kekufuran. Apabila ia berniat pada saat melakukan puasa untuk kembali melakukan maksiat lagi, maka puasanya tidak akan terkabul, ia bagaikan orang yang membangun sebuah bangunan megah lantas menghancurkannya kembali. Allah Ta’ala berfirman:
    “Dan janganlah kamu seperti seorang perempuan yang menguraikan benangnya yang sudah dipintal dengan kuat menjadi cerai berai kembali “(An-Nahl: 92)
  5. Dan di antara manfaat puasa enam hari bulan Syawal adalah amal-amal yang dikerjakan seorang hamba untuk mendekatkan diri kepada Tuhannya pada bulan Ramadhan tidak terputus dengan berlalunya bulan mulia ini, selama ia masih hidup.        SUMBER
Lihat Selengkapnya »»  

Puasa Enam Hari di Bulan Syawal



Salah satu dari pintu-pintu kebaikan adalah melakukan puasa-puasa sunnah. Sebagaimana yang disabdakan Rosululloh Shollallohu ‘alaihi wa sallam“Maukah aku tunjukkan padamu pintu-pintu kebaikan?; Puasa adalah perisai, …” (Hadits hasan shohih, riwayat Tirmidzi). Puasa dalam hadits ini merupakan perisai bagi seorang muslim baik di dunia maupun di akhirat. Di dunia, puasa adalah perisai dari perbuatan-perbuatan maksiat, sedangkan di akhirat nanti adalah perisai dari api neraka. Dalam sebuah hadits Qudsi disebutkan, “Dan senantiasa hamba-Ku mendekatkan diri kepadaKu dengan amalan-amalan sunnah sehingga Aku mencintainya.” (HR. Bukhori: 6502)

Puasa Seperti Setahun Penuh
Salah satu puasa yang dianjurkan/disunnahkan setelah berpuasa di bulan Romadhon adalah puasa enam hari di bulan Syawal. Puasa ini mempunyai keutamaan yang sangat istimewa. Dari Abu Ayyub Al Anshori, Rosululloh bersabda, “Barangsiapa yang berpuasa Romadhon kemudian berpuasa enam hari di bulan Syawal, maka dia seperti berpuasa setahun penuh.” (HR. Muslim no. 1164). Dari Tsauban, Rosululloh Shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa berpuasa enam hari setelah hari raya Iedul Fitri, maka seperti berpuasa setahun penuh. Barangsiapa berbuat satu kebaikan, maka baginya sepuluh lipatnya.” (HR. Ibnu Majah dan dishohihkan oleh Al Albani dalam Irwa’ul Gholil). Imam Nawawi rohimahulloh mengatakan dalam Syarh Shohih Muslim 8/138, “Dalam hadits ini terdapat dalil yang jelas bagi madzhab Syafi’i, Ahmad, Dawud beserta ulama yang sependapat dengannya yaitu puasa enam hari di bulan Syawal adalah suatu hal yang dianjurkan.”

Dilakukan Setelah Iedul Fithri
Puasa Syawal dilakukan setelah Iedul Fithri, tidak boleh dilakukan di hari raya Iedul Fithri. Hal ini berdasarkan larangan Rosululloh Shollallohu ‘alaihi wa sallam yang diriwayatkan dari Umar bin Khothob, beliau berkata, “Ini adalah dua hari raya yang Rosululloh melarang berpuasa di hari tersebut: Hari raya Iedul Fithri setelah kalian berpuasa dan hari lainnya tatkala kalian makan daging korban kalian (Iedul Adha).” (Muttafaq ‘alaih)

Apakah Harus Berurutan ?
Imam Nawawi rohimahulloh menjawab dalam Syarh Shohih Muslim 8/328: “Afdholnya (lebih utama) adalah berpuasa enam hari berturut-turut langsung setelah Iedul Fithri. Namun jika ada orang yang berpuasa Syawal dengan tidak berturut-turut atau berpuasa di akhir-akhir bulan, maka dia masih mendapatkan keuatamaan puasa Syawal berdasarkan konteks hadits ini”. Inilah pendapat yang benar. Jadi, boleh berpuasa secara berturut-turut atau tidak, baik di awal, di tengah, maupun di akhir bulan Syawal. Sekalipun yang lebih utama adalah bersegera melakukannya berdasarkan dalil-dalil yang berisi tentang anjuran bersegera dalam beramal sholih. Sebagaimana Allah berfirman, “Maka berlomba-lombalah dalam kebaikan.” (Al Maidah: 48). Dan juga dalam hadits tersebut terdapat lafadz ba’da fithri (setelah hari raya Iedul Fithri), yang menunjukkan selang waktu yang tidak lama.

Mendahulukan Puasa Qodho’
Apabila seseorang mempunyai tanggungan puasa (qodho’) sedangkan ia ingin berpuasa Syawal juga, manakah yang didahulukan? Pendapat yang benar adalah mendahulukan puasa qodho’. Sebab mendahulukan sesuatu yang wajib daripada sunnah itu lebih melepaskan diri dari beban kewajiban. Ibnu Rojab rohimahulloh berkata dalam Lathiiful Ma’arif“Barangsiapa yang mempunyai tanggungan puasa Romadhon, hendaklah ia mendahulukan qodho’nya terlebih dahulu karena hal tersebut lebih melepaskan dirinya dari beban kewajiban dan hal itu (qodho’) lebih baik daripada puasa sunnah Syawal”. Pendapat ini juga disetujui oleh Syaikh Muhammad bin Sholih Al Utsaimin dalam Syarh Mumthi’. Pendapat ini sesuai dengan makna eksplisit hadits Abu Ayyub di atas.

Semoga kebahagiaan selalu mengiringi orang-orang yang menghidupkan sunnah Nabi Muhammad Shollallohu ‘alaihi wa sallamWallohu a’lam bish showab.
Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal

Lihat Selengkapnya »»