Minggu, 04 November 2012

Kenapa Ingus Berwarna Hijau?

Jika anda menderita flu, kemungkinan besar akan ada sejenis cairan yang biasa disebut dengan ingus, yang mengalir keluar dari hidung anda. Dahak dan ingus, atau mukus jika kita ingin menyebutnya dengan menggunakan istilah medis, adalah nama yang diberikan kepada semacam cairan berlendir yang diproduksi dalam sistem pernapasan. Ingus diproduksi di belakang hidung, sementara dahak digunakan untuk menggambarkan cairan lendir dari sisa sistem pernapasan dan biasanya dikeluarkan saat batuk. Dan jika anda menyeka hidung anda dengan menggunakan tisu, anda mungkin akan melihat bahwa cairan ingus ini berwarna hijau. Lalu mengapa hal ini bisa terjadi? Berikut penjelasannya.



Peranan Mukus Bagi Tubuh

Bertentangan dengan apa yang mungkin anda pikirkan, mukus ini sangat penting bagi tubuh dan kesehatan kita. Mukus berperan membantu melindungi paru-paru dan juga mencegah jaringan tubuh mengalami kekeringan. Mukus dapat melindungi paru-paru karena sifatnya yang lengket dapat menjebak partikel debu, kotoran, bakteri dan serbuk sari yang bisa menyebabkan iritasi dan infeksi. Tapi begitu partikel-partikel ini terjebak di dalam mukus, mereka harus segera dikeluarkan dari tubuh untuk dibuang dan hal ini dapat dilakukan melalui batuk dan bersin.

Mukus adalah cairan berbasiskan air yang mengandung protein, karbohidrat, garam dan beberapa jenis sel. Jenis utama dari protein yang terdapat pada mukus adalah mucin, yang memiliki lapisan gula yang memungkinkan mereka untuk menyerap sejumlah besar air, dan menyebabkan mukus memiliki konsistensi yang basah. Selain mucin, protein lain yang hadir juga memegang peranan yang berfungsi melindungi tubuh. Seperti antibodi yang merupakan pertahanan tubuh terhadap serbuan patogen (agen penyebab penyakit seperti bakteri, virus dan jamur). Selain itu terdapat juga enzim antiseptik, seperti lisozim, yang secara langsung dapat membunuh bakteri.

Tapi ada sedikit fakta yang mungkin akan membuat anda para pembaca merasa jijik karena sebagian besar dari mukus yang kita hasilkan sebenarnya akan kita makan. Saluran udara kita dilapisi dengan jutaan rambut kecil, yang disebut silia. Silia ini akan bergerak dengan selaras untuk menghasilkan gelombang gerakan yang menyapu mukus ke bagian belakang tenggorokan untuk selanjutnya ditelan. Asam lambung kemudian akan menangani sebagian besar penyebab infeksi. Jika silia ini tidak ada atau tidak berfungsi dengan baik, maka akan menyebabkan mukus mengering dan mengeras dan tidak dapat diangkut ke tenggorokan untuk ditelan, sehingga dapat menyebabkan perasaan yang tidak nyaman bagi anda.

Darimana Mukus Berasal?

Mukus disekresikan oleh membran mukosa yang banyak terdapat pada tubuh manusia. Membran mukosa adalah lapisan sel yang terletak di bawah kulit dan berfungsi untuk melindungi rongga dan saluran tubuh yang bersentuhan dengan dunia luar seperti bibir, telinga, hidung, mulut, saluran pencernaan, alat kelamin dan anus.

Dalam membran mukosa terdapat jenis sel khusus yang dikenal sebagai sel goblet. Fungsi utama dari sel goblet adalah untuk menghasilkan mukus, meskipun sel-sel lain dapat membuatnya juga. Protein mucin akan dikemas dalam kantung-kantung kecil, yang disebut vesikel, yang selanjutnya akan menuju ke tepi sel goblet. Mereka kemudian akan berfusi dengan membran yang mengelilingi sel sehingga memungkinkan isi dari vesikel dapat dilepaskan. Ketika mucin dilepaskan dan terpapar oleh air, mucin dapat mengembang sampai 600 kali lipat dari ukuran sebelumnya dan menghasilkan mukus dalam jumlah yang cukup banyak.

Diperkirakan bahwa hidung sehat akan memompa keluar lebih dari setengah liter mukus per hari, meskipun jumlahnya dapat bervariasi sangat besar, misalnya ketika anda menangis sebagian besar air mata anda akan mengalir ke hidung dan bercampur dengan mukus dan meningkatkan volumenya. Hal ini juga lah alasan mengapa ketika kita menangis sering disertai dengan hidung yang meler.

Peran mukus yang lain adalah untuk menyingkirkan partikel-partikel yang berpotensi menganggu tubuh. Produksi mukus dirangsang oleh infeksi dan iritasi pada saluran napas. Sebagai contoh, penderita alergi mungkin akan mendapati bahwa pada hidungnya terdapat banyak ingus karena tubuh berusaha untuk menyingkirkan serbuk sari yang menjadi masalah dan memicu efek alergi ini. Hal seperti ini terjadi ketika sistem kekebalan tubuh merespon agen yang menyebabkan alergi seperti serbuk sari dengan melepaskan histamin yang menyebabkan proses inflamasi (peradangan), yang menginstruksikan membran mukosa untuk meningkatkan produksi mukus mereka.

Jadi Mengapa Ingus Berwarna Hijau?

Dahak dan ingus dapat hadir dalam berbagai warna, bukan hanya hijau seperti yang biasa kita jumpai. Dan warna-warna ini dapat membantu untuk menunjukkan kesehatan orang yang memproduksinya. Mukus dari orang yang sehat biasanya akan berwarna putih atau bening. Warna coklat sampai abu-abu biasa dijumpai pada perokok dan disebabkan karena tar pada rokok yang menempel pada mukus. Mukus yang berwarna seperti karat atau dengan bintik-bintik karat di dalamnya bisa menjadi tanda penyakit yang serius seperti pneumonia atau perdarahan dari saluran napas, yang juga dapat menjadi konsekuensi dari kanker. Sementara warna kuning dan hijau biasanya menunjukkan adanya infeksi dan dalam beberapa kasus parah disebabkan oleh bronkitis.

Infeksi menyebabkan mukus berubah warna karena respon imun sel darah putih yang disebut neutrofil. Ketika bagian dari tubuh mengalami infeksi, tubuh akan menghasilkan sinyal untuk memberi tahu pada sistem kekebalan tubuh bahwa terdapat bagian tubuh yang sedang menghadapi masalah. Sel dan komponen kekebalan lainnya selanjutnya akan mengikuti sinyal-sinyal ini dengan proses yang disebut kemotaksis untuk menuju ke daerah yang terkena infeksi.

Neutrofil adalah salah satu dari sistem kekebalan kita yang pertama kali tiba di tempat terjadinya infeksi. Neutrofil selanjutnya akan berusaha untuk menelan patogen dan pada saat yang sama mereka akan memproduksi bahan kimia antiseptik yang akan menghancurkan patogen. Bahan kimia ini sangat kuat dan bahkan turut menghancurkan neutrofil itu sendiri.

Untuk memproduksi bahan kimia antiseptik ini diperlukan bantuan sebuah enzim yang disebut myeloperoxidase. Enzim ini sendiri juga membutuhkan 'pembantu', yang disebut co-enzim, agar enzim dapat berfungsi lebih baik. Dan co-enzim yang berperan adalah co-enzim besi, dan inilah yang akhirnya memberikan mukus warna hijaunya. Menariknya enzim yang mengandung besi ini sangat mirip dengan yang terdapat dan memberikan warna hijau pada wasabi.