Jumat, 30 Maret 2012

Tubuh Hanya Perlu 75-90 mg Vitamin C Setiap Hari

Putro Agus Harnowo - detikHealth

img
(Foto: thinkstock)
Media memiliki peran penting dalam mempengaruhi masyarakat. Salah satu contohnya adalah iklan. Iklan jelas-jelas mempengaruhi perilaku dan gaya hidup masyarakat, termasuk perilaku meminum obat.

Salah satu gaya hidup dan perilaku yang paling mencolok adalah kebiasaan meminum suplemen multivitamin. Multivitamin banyak digembar-gemborkan manfaatnya namun khasiatnya sebenarnya masih belum jelas diketahui.

"Mengkonsumsi vitamin saat ini lebih kepada gaya hidup. Hingga saat ini, belum ada penelitian yang menunjukkan manfaat nyata vitamin untuk kesehatan. Tapi sah-saja bagi mereka yang ingin mengkonsumsinya sebab tidak berbahaya bagi kesehatan," kata Prof DR dr Rianto Setiabudy, guru besar farmakologi Fakultas Kedoktetan UI dalam acara forum.diskusi yang diadakan GlaxoSmithKline Circle of Friend di Blooming Restaurant, FX Senayan, Jakarta (29/3/2012).

Dr Rianto menjelaskan, beberapa penelitian menunjukkan bahwa pengguna vitamin tidak lebih sehat dibandingkan yang tidak memakan vitamin. Bahkan, ada sebuah penelitian yang menemukan bahwa pasien yang meminum vitamin lebih berisiko terserang penyakit kronis dibandingkan yang tidak minum vitamin.

"Salah satu contohnya adalah konsumsi vitamin C. Tubuh hanya membutuhkan 75-90 mg vitamin C setiap hari. Namun ada produk yang mengandung vitamin C hingga 1000 mg. Jumlah ini jauh lebih besar dari yang dibutuhkan tubuh," kata dr Rianto.

Anggapan bahwa vitamin C dapat mencegah dan mengobati pilek juga sampai saat ini tidak memiliki dasar ilmiah atau klinis yang kuat.

Lebih lanjut lagi, dr Rianto menyarankan untuk mendapat asupan vitamn dari makanan sehari-hari. Selain lebih aman dan tanpa proses kimia buatan, asupan vitamin dan nutrisi dari makanan sudah cukup memenuhi kebutuhan tubuh.

"Kecuali jika ada kondisi tertentu yang membutuhkan tambahan dari luar, misalnya ketika hamil atau setelah menjalani operasi bedah," kata dr Rianto.